Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah Anda setuju terbentuk lagi poros tengah pada pemilu presiden tahun ini?
|
||
Ya | ||
16,1% | 79 | |
Tidak | ||
81% | 397 | |
Tidak Tahu | ||
2,9% | 14 | |
Total | (100%) | 490 |
Hasil perolehan suara partai politik peserta pemilihan umum bisa dibilang nanggung. Tak ada partai yang memperoleh suara mutlak--minimal 20 persen--untuk mengusung calon presidennya sendiri. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang diprediksi merajai perolehan suara pada pemilu legislatif, hanya memperoleh 19,72 persen suara. Dengan angka ini, partai "moncong putih" itu tak dapat serta-merta mengajukan Joko Widodo sebagai calon presiden. Setali tiga uang, Golkar dengan perolehan suara 14,57 persen dan Gerindra 11,58 persen harus menggandeng partai lain untuk memenuhi kuota tadi. Pemandangan menarik justru ada pada perolehan suara partai Islam. Jika ditotal, gabungan suara dari lima partai Islam, yakni Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Bulan Bintang, mencapai 31,49 persen. Pada Pemilu 1999, ada Amien Rais yang menggagas poros tengah dengan merangkul partai berbasis Islam. Poros ini berhasil menjegal Megawati Soekarnoputri menjadi presiden dan mendudukkan Abdurrahman Wahid ke tampuk kekuasaan. Pada pemilu kali ini, Amien Rais mencetuskan Poros Indonesia Raya. "Tapi platformnya tidak sama dengan (poros) yang dulu," kata Amien dalam pertemuan partai Islam dan sejumlah organisasi kemasyarakatan di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis dua pekan lalu. Perbedaannya, menurut dia, koalisi ini tak hanya berisi partai Islam, tapi juga bekerja sama dengan partai nasionalis. Amien berujar cakupan koalisi poros tengah yang dicetuskannya 15 tahun lalu terlalu sempit. Lagi pula gabungan partai Islam dinilai tidak akan mampu memikul masalah bangsa seorang diri, sehingga membutuhkan partisipasi partai nasionalis. Dalam jajak pendapat di Tempo.co, sebagian besar responden tak setuju dengan ide poros tengah pada pemilu presiden kali ini. Dari 490 responden, sebanyak 397 responden atau 81 persen menolak kehadiran poros tengah. Sebanyak 79 responden (16,1 persen) setuju poros tengah muncul lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 26 April 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |