SURAT DARI REDAKSI BISA dimengerti jika wartawan TEMPO Harun Musawa dan Seiichi Okawa merasa mendapat kakap selama seminar investasi di Jepang yang barus saja berakhir. "Tak mudah bicara dengan raja tua itu," kata Seiichi-San, koresponden TEMPO di Tokyo. Toshikuni Yahiro, 70, presiden Kehormatan Sogo-Shosha Mitsui, memang bukan tokoh sembarangan. Jauh hari sebelum rombongan beranggota 100 orang lebih tiba di Tokyo, TEMPO sudah minta waktu untuk bertemu dengan tokoh tua itu, yang juga mengetuai Komite Ekonomi Jepang - Indonesia, serta mengepalai bagian investasi Keidanren. Kesan sesepuh Mitsui tentang iklim investasi di Indonesia dewasa ini dimuat dalam sebuah wawancara khusus dalam TEMPO nomor ini. Tapi bukan itu saja yang dihidangkan bagi pembaca. Selama seminggu lebih di Jepang, Harun, redaktur pelaksana yang antara lain membawahkan rubrik Ekonomi & Bisnis, bersama Seiichi, bertemu dengan sejumlah tokoh, baik dari Jepang maupun dari Indonesia. Di antara rombongan besar yang dipimpin Menteri J.B. Sumarlin dan Menteri Muda Ginandjar Kartasasmita, banyak terlihat anak muda yang diberi kepercayaan oleh orangtuanya untuk berunding dengan orang Jepang. Tapi patut dicatat bahwa misi investasi dari Indonesia, yang bukan sekali ini bertolak ke Jepang dalam tahun ini, hanyalah salah satu dari sekian banyak misi ekonomi dan bisnis yang datang dari berbagai penjuru dunia ke Tokyo. Sungguh ironis melihat investasi Jepang yang lebih dari 10 tahun silam dituding sebagai biang keladi kerubuhan, belakangan ini malah dirayu oleh banyak negara, termasuk Indonesia, agar masuk lebih banyak lagi. Tapi Jepang, yang tadinya secara gegap gempita menancapkan bendera investasi dimana-mana, kini baliktahan harga untuk masuk ke Indonesia. Berbagai hasil penelitian, antara lain dari Bank Bumi Daya dan yang dibuat oleh Toshihiko Kinoshita, bekas kepala perwakilan Bank Eksim Jepang di Jakarta, menunjukkan adanya korelasi yang erat antara selesainya masa emas minyak dan lesunya derap investasi dari kaum swasta di Jepang. Kami sendiri sudah menulis beberapa kali mengenai penanaman modal Jepang di Indonesia. Tapi tulisan kali ini, yang bahan informasinya diperoleh langsung dari tangan pertama, telah kami angkat sebagai laporan khusus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini