Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pensiun Muda Gaya Bat

Gaya PHK PT BAT. Yaitu, penghematan, mempercepat pensiun, & latihan keterampilan bagi yang mau di PHK. Berbeda dengan umumnya perusahaan lain, PHK di perusahaan ini akibat bergantinya selera konsumen. (nas)

21 September 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERBEDA dengan banyak perusahaan lain, yang menghantam PT BAT Indonesia, tampaknya, bukan resesi ekonomi, tapi lebih karena perubahan selera konsumen. "Produksi sigaret kami merosot antara lain karena bergantinya selera konsumen ke rokok kretek berfilter," kata Saifudin Bachrun, manajer personalia PT BAT Indonesia. Sebagian penggemar rokok putih Mascot, Commodore, Ardath, Benson & Hedge, Kent, dan Lucky Strike rupanya beralih ke Gudang Garam, Djarum, dan Bentoel. Akibatnya, pada 1980 produksi sigaret dari pabrik BAT di Cirebon dan Semarang setiap bulan bisa mencapai 1,2 milyar batang, tapi tahun ini tinggal 600 juta batang - 400 juta di antaranya diproduksi di Cirebon. Perkembangan merosotnya volume penjualan itu selalu disampaikan pimpinan perusahaan pada karyawan melalui serikat buruh di tiap pabrik. Rupanya, kemerosotan itu makin tak tertanggungkan. April lalu diadakan pembicaraan dengan pimpinan serikat buruh (SB) di Cirebon yang memiliki 700 buruh, disusul pertemuan serupa di Semarang akhir Agustus lalu: Awal September ini, BAT menawarkan "pensiun muda" pada semua karyawannya, dari tingkat paling rendah sampai manajer. Keputusan menawarkan pensiun muda itu berdasarkan surat Menteri Tenaga Kerja 10 April 1985 yang ditujukan kepada Asosiasi Pengusaha Indonesia dan DPP FBSI, berisi petunjuk cara penanganan dan penyelesaian PHK. Caranya melalui dua tahap. Pertama: penyelamatan melalui usaha peningkatan efisiensi dan penghematan, antara lain dengan mengurangi shift, membatasi/menghapus kerja lembur, mengurangi jam kerja, dan juga mempercepat pensiun. Tahap kedua adalah PHK. "Kami tak ingin menempuhnya walaupun cara ini sebenarnya yang paling mudah," kata Saifudin. Para buruh ternyata lebih menyetujui cara mempercepat pensiun. Sejak diumumkannya penawaran itu 9 September lalu, sampai pekan lalu telah 266 buruh dari berbagai tingkatan dan masa kerja mengajukan permohonan pensiun. Tercatat ada 107 pemohon yang berusia di atas 50 tahun, dan 94 orang telah bekerja lebih dari 30 tahun. Buruh dengan masa kerja 0-5 tahun mendapat pesangon Rp 400 ribu sampai Rp 2,5 juta. Besarnya pesangon tentu saja tergantung besarnya gaji dan masa kerja mereka. Selama ini BAT memberikan gaji terendah Rp 81.600 dan yang tertinggi sekitar Rp 500 ribu. Besarnya pemohon pensiun muda ini di luar dugaan pimpinan BAT karena menurut rencana semula hanya akan diadakan pengurangan sekitar 100 orang, terutama yang berkonduite jelek dan sakit-sakitan. Meski jumlah pesangon yang harus dibayarkan mencapai sekitar Rp 2 milyar, menurut sebuah sumber, BAT tidak akan rugi karena laba perusahaan itu sampai pertengahan ini masih tercatat sekitar Rp 5 milyar. BAT juga tidak akan kekurangan tenaga karena bisa mengisinya dengan mengontrak tenaga dengan bayaran yang jauh lebih murah. Ternyata, bukan cuma pesangon yang diberikan pada karyawan yang mempercepat pensiun: BAT juga mempersiapkan agar bekas karyawannya tidak menjadi penganggur. Para pemohon pensiun muda itu ditawari memilih satu dari 46 latihan keterampilan. Semua biaya kursus ditanggung BAT yang akan mendatangkan tenaga pengajar khusus. Ternyata, 67 orang memilih bidang pertanian, peternakan, dan perikanan, 25 orang memilih industri kecil, sedangkan sisanya tidak memberikan jawaban. Slamet Riyanto, 33, memilih bidang industri kecil. Dengan masa kerja enam tahun dan gaji Rp 140 ribu sebulan, Slamet memperoleh pesangon hampir Rp 6 juta. "Sebagian pesangon itu saya pakai untuk memperbaiki rumah, sebagian lagi untuk memperbesar usaha konveksi. Kebetulan istri saya lulusan SKKA," kata bapak tiga anak itu. Ia juga berdagang gula batu ke Jakarta. "Saya yakin, penghasilan saya akan jauh lebih baik ketimbang menjadi karyawan di bagian produksi BAT," katanya yakin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus