Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Dari Redaksi

Yuli di kabul

Yuli Ismartono ke kabul meliput afghanistan setelah tumbangnya rezim najibullah. leila s. Chudori meliput pemilu di Filipina. ia berhasil mewawancarai Fidel Ramos, calon kuat presiden Filipina.

23 Mei 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"JANGAN lupa asuransi jiwaku," pesan Yuli Ismartono melalui telepon ke Jakarta. Ia tampaknya ketakutan. Betapa tidak? Sejak dua pekan lalu Kepala Biro TEMPO di Bangkok ini ditugaskan ke Kabul untuk meliput Afghanistan setelah tumbangnya rezim Najibullah. Ternyata suasana tak aman. Tembak-menembak sesama mujahidin bisa terjadi setiap saat. Dan Yuli mengalami sendiri betapa ngerinya suasana itu. Suatu pagi, misalnya, ia sedang menunggu seorang pejabat militer setempat untuk wawancara. Tiba-tiba hujan roket terjadi. Pasukan Hekmatyar menghantam kota itu. "Aku buruburu mengungsi ke rumah orang di dekat tempat itu. Jantungku dag dig dug," Yuli mengungkapkan. Padahal ini bukan pengalaman pertama Yuli meliput perang. Ketika perang Teluk berkecamuk pesawat-pesawat terbang Amerika dan sekutunya membombardir Baghdad Yuli berada di kota yang sedang "kiamat" itu. Tapi bagi Yuli, suasana di Kabul lebih menakutkan. Soalnya, sekalipun perang Teluk menggunakan senjata supermodern dengan daya rusak yang hebat, sasarannya terarah dan terencana. Sedangkan di Kabul, roket dan peluru bisa saja berhamburan tanpa arah yang jelas. "Di Kabul, senjata ada di tangan orang-orang fanatik. Lebih gawat," Yuli bercerita. Ada pula pengalaman menarik untuk Yuli. Ia harus menggunakan kerudung selama di Kabul, menuruti ketentuan pemerintah Islam Afghanistan. "Kalau lupa memakai kerudung bisa ditegur mujahidin," katanya. Tapi kehadiran Yuli di Kabul tak siasia. Bersama wartawan lainnya dia berhasil mewawancarai Ketua Dewan Mujahidin Sibghatullah Mojadidi dan Menteri Pertahanan Ahmad Syah Massoud, dua orang yang paling berkuasa di Afghanistan sekarang. Laporan Yuli itu telah kami sajikan di TEMPO pekan lalu. Lain lagi pengalaman wartawati kami, Leila S. Chudori, yang kini meliput pemilu di Filipina. Di negeri Cory ini Leila bersaing ketat dengan sekitar 500 wartawan asing dalam menguber sumber berita. Leila ternyata sering beruntung, selain karena kegigihannya. Ia berhasil mewawancarai sejumlah tokoh penting negeri itu. Setiap kali wawancara selalu disertai hidangan. Ketua Lembaga Pemilu Filipina Christian Monsod, misalnya, diwawancara Leila sambil santap siang, pukul 4 sore. Juga Fidel Ramos, calon kuat Presiden Filipina itu, menjawab pertanyaan TEMPO sambil makan ayam goreng di restoran Chez Copple, Manila. Malam itu Leila satusatunya wartawan yang diterima Ramos. Padahal sebelumnya beberapa wartawan telah ditolaknya. Itulah sebabnya seorang wartawan Singapura, yang sudah belasan tahun bertugas di Filipina, memprotes Ramos. Bekas Menhamkam Filipina itu menjawab, "Oh, karena dia dari Indonesia dan saya banyak teman di Indonesia." Leila sudah akrab dengan Filipina. Sejak "Kekuatan Rakyat" menumbangkan Marcos, Leila beberapa kali bertugas ke sana. Ia sudah dua kali mewawancarai Presiden Cory Aquino. Kami sengaja meliput sendiri berbagai peristiwa penting di dunia tanpa mengandalkan informasi hanya dari kantor berita asing -- dengan harapan kami bisa menyajikan laporan yang lebih lengkap bagi pembaca. Karena itu pulalah kami mengirim koresponden Dewi Anggraeni untuk ikut dalam pelayaran kapal Portugal, Lisutania Expresso, beberapa waktu yang lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus