Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

3-d, Lewat Satelit

Maskapai Omtec di California telah mematenkan penemuannya, replicator. Alat ini merupakan penyempurnaan dari TV 3-d, yang mampu membuat potret elektronis dari suatu benda yang dikirim melalui satelit. (ilt)

3 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KINI, heboh peminjaman fosil Ma nusia Jawa ke Jepang -- atau negara manapun -- tak palu terulang lagi. Dengan teknologi terbaru di bidang reproduksi, fosil yang jutaan tahun umurnya itu dapat dikirim ke luar negeri lewat satelit. Tentu saja bukan barang aslinya, melainkan 'potret elektronis'nya. Hasilnya: ribuan kilometer dari sini, dalam waktu beberapa menit saja semacam pesawat penerima TV dapat 'menciptakan' kembali benda purbakala itu secara utuh, dalam tiga dimensi. Kampanye pengumpulan dana untuk pemugaran candi Borobudur juga bisa dilakukan jauh lebih gampang. Tak perlu lagi mengangkut patung-patung batu yang berat itu untuk dipamerkan di manca negara. Cukup tindis kenop, maka pesawat penerima TV 3-D dapat menciptakan kembali patung-patung Buddha sintetis berdasarkan video-tape patung Borobudur yang direkam di sini. Ini semuanya dimungkinkan berkat paten No. 4.078.329 yang baru saja diterbitkan pemerintah AS, Maret lalu. Patent alat bernama replicator a/n maskapai Omtec di California, AS, pada gilirannya merupakan penyempurnaan dari TV 3-D yang baru dipatenkan di AS Agustus 1977. Penemunya, Dr Carl Weber dari laboratorium Batelle Columbus, produsen mesin fotokopi Xerox. Prinsipnya kurang lebih sama dengan radiophoto yang biasa disiarkan kantor berita internasional seperti AP atau PL Cuma bedanya, kalau alat radiophoto hanya menyiarkan gambar dua dimensi (2-D), maka replicator ini menyiarkan bentuk tiga dimensi (3-D) dari benda aslinya. Sebagai pengganti layar TV 2-D, alat penerima TV 3-D ciptaan Dr Carl Weber menggunakan kotak tembus cahaya berisi gas yang berpijar bila tertimpa sinar (fluorescent). Juga berbeda dengan pesawat TV biasa, isyarat elektronis yang di tangkap TV 3-D ini diproses dulu dalam sebuah komputer mini, kemudian dipisahkan menjadi dua berkas sinar laser. Dua berkas sinar yang sangat tinggi intensitasnya ditembakkan ke kotak pengganti layar TV tadi, hingga saling berpotongan. Nah, perpotongan kedua sinar laser itulah yang menimbulkan titik pijar dalam gas fluorescent. Dan seperti pada layar TV dua dimensi, gerakan titik cahaya berpendar-pendar itulah yang menciptakan bayangan benda yang 'dilihat' kamera TV. Tapi lengkap dalam ketiga dimensinya. Sayangnya, setelah siaran TV selesai, gas dalam kotak kaca TV 3-D pudar kembali, dan gambar tiga dimensi itu pun lenyap kembali. Maka para ahli Omtec lantas mengganti gas dalam kotak dengan larutan foto-kimiawi yang menghablur bila disoroti cahaya. Bukan cuma replika dari palstik yang berhasil mereka buat, tapi juga onderdil mesin dari logam. Dengan menggunakan larutan garam logam elektrolitis, replikator bikinan orang-orang California ini berhasil menciptakan kembali bentuk-bentuk yang rumit. Tanpa perlu melewati prosedur perbengkelan yang panjang dan banyak makan enerji, seperti mencor, membubut, mengetam, membor, dan sebagainya. Dunia Ketiga "99,9% enerji yang terbuang sebagai panas dalam proses pengetaman logam dapat dihemat oleh alat ini," tulis wartawan Ilmu harian The Age di Australia. Ia bahkan menyebut penemuan alat ini sebagai "permulaan dari Revolusi Industri ke-II." Sebagai contoh: pusat perancangan mesin di New York dapat mengirimkan petunjuk pembuatan suatu onderdil yang rumit ke Brasilia lewat jaringan telekomunikasi untuk dibuat di sana. Dengan demikian, begitu asumsi The Age, pengalihan teknologi dari negeri maju ke negeri berkembang bisa dipercepat dengan tempo yang luar biasa. Sebab negeri-negeri Dunia Ketiga ini, tak perlu buang waktu dan biaya untuk pembangunan industri mesin yang mahal itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus