Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

4 Tips Mengolah Daging dan Jeroan di Masa Penyakit Mulut dan Kuku

Penyakit mulut dan kuku memang sangat mudah menular tapi masyarakat diminta tidak panik. Simak tips dari dokter hewan dan doktor peneliti berikut ini.

22 Mei 2022 | 20.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat diminta tidak langsung mencuci daging dan jeroan yang dibeli di masa merebaknya penyakit mulut dan kuku saat ini. Alasannya, apabila daging atau jeroan terinfeksi maka virus penyakit itu tak akan mencemari lingkungan lewat air cuciannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dhani Prakoso, dokter hewan dan doktor peneliti di Profesor Nidom Foundation, Surabaya, membagikan tips tersebut dalam video yang dibagikan PNF pada Sabtu 21 Mei 2022. Dia meminta masyarakat tidak panik dengan temuan merebaknya kembali penularan virus penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak di beberapa daerah di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyakit mulut dan kuku memang sangat mudah menular namun, Dhani menegaskan, virusnya hanya menyerang ternak dan penularan hanya terjadi pada sesama ternak. "Daging dan susu aman dikonsumsi oleh manusia," kata dia.

Berikut ini empat tips yang dibagikannya untuk konsumen dalam memproses produk asal hewan di masa merebaknya penyakit mulut dan kuku,

1. Tidak langsung mencuci daging dan jeroan yang dibeli karena apabila daging atau jeroan terinfeksi maka virus tak akan mencemari lingkungan lewat air cucian.

2. Daging dan jeroan harus langsung dimasak dalam air mendidih selama minimal 30 menit, atau kalau hendak disimpan maka disarankan melalui proses pelayuan dengan memasukkan ke lemari es selama minimal 24 jam. Tujuannya, menjaga derajat keasaman (pH) daging tidak lebih dari 6 yang dapat mengaktivasi virus.

3. Susu segar harus dimasak mendidih selama minimal lima menit sambil diaduk perlahan agar tidak ada bagian yang hangus tertinggal dalam panci

4. Menjaga kebersihan tangan, tempat dan alat sebelum selama dan setelah menangani daging dan jeroan. Contohnya, mencuci tangan sebelum dan sudah memproses daging dan jeroan, mencuci alas, piring dan wadah yang digunakan untuk memproses daging dan jeroan dengan deterjen, sabun cuci.

Jenis Virus dan Perbedaannya dari Flu Singapura

Virus penyakit mulut dan kuku pada hewan adalah virus RNA dari genus Aphtovirus dan keluarga Picornaviridae. Selama ini dikenal ada 7 serotipe virus ini yang menjangkiti hewan-hewan berkuku belah atau genap seperti sapi, kerbau, kambing, rusa, domba, babi, unta dan beberapa hewan liar. Jenis yang menyebar di Indonesia dalam wabah 1983 berasal dari serotipe O.

Penyakit ini sangat mudah ditularkan. Penularan biasanya melalui kontak hewan yang sakit, aerosol, produk hewan, ataupun benda-benda dan orang yang terkontaminasi virusnya. Bila terjangkit, gejala klinis pada hewan adalah demam tinggi hingga 41 derajat Celsius, mengeluarkan air liur yang berlebihan dan pembengkakan limfoglandula mandibularis.

Luka pada mulut membuat hewan enggan makan. Luka-lukanya juga mengundag infeksi penyakit lain yang memperburuk kondisi hewan. Tingkat kematiannya rendah tapi pada hewan muda bisa 50 persen.

Penyakit mulut dan kuku pada hewan sering dikelirukan dengan penyakit mulut dan kuku pada manusia atau hand foot and mouth disease atau flu singapura. Penyakit pada manusia disebabkan oleh virus-virus dari genus enterovirus. Penularannya mirip, yakni melalui kontak langsung, per oral dan per inhalasi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus