Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Airlangga (UNAIR) telah memberangkatkan lebih dari 7 ribu mahasiswanya untuk mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) hingga April 2022. Wakil Rektor Bidang Akademik, Mahasiswa, dan Alumni Bambang Sektiari Lukiswanto mengatakan bahwa jumlah tersebut terbagi dalam sembilan jenis program MBKM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Di antaranya Indonesian International Student Mobility Award (IISMA), Program Magang Independen Bersertifikat yang bekerja sama dengan industri, program mengajar di desa, dan lain sebagainya. UNAIR selalu mengirimkan delegasi untuk MBKM ini,” tuturnya seperti dikutip di laman resmi UNAIR pada Rabu, 4 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari berbagai program MBKM tersebut, Bambang menturkan tidak lepas dari kendala. Bambang mengatakan salah satu kendala adalah megonversikan partisipasi mereka dalam MBKM ke dalam mata kuliah tertentu. Hal itu umumnya terjadi di tingkat program studi masing-masing.
“Belum ada aturan baku atau instruksi kerja yang mengatur konversi mata kuliah di tingkat prodi. Meskipun UNAIR memiliki panduan dalam Airlangga Smart Education untuk MBKM tingkat universitas, namun masih banyak pertimbangan spesifik dari prodi,” kata Bambang.
Kendala MBKM juga ada pada waktu pendaftaran. Bambang menyebut bahwa terkadang pembukaan pendaftaran MBKM tidak sesuai dengan waktu awal semester di UNAIR. Sehingga beberapa mahasiswa belum memiliki pandangan untuk mendaftar MBKM itu dan tidak memasukkan program yang akan diikuti dalam Kartu Rencana Studi.
Namun, kata Bambang, UNAIR telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaikinya. “Bersama dengan Direktorat Sistem Informasi UNAIR, kami telah mengembangkan sistem agar proses konversi bisa lebih cepat dan efisien. Selain itu, UNAIR telah melakukan redesign kurikulum menyesuaikan MBKM,” kata Bambang.
Bambang berharap agar program MBKM dapat menjadi bekal bagi mahasiswa setelah lulus. Bambang mengatakan MBKM membantu mahasiswa meraih kompetensi dan relevansi tinggi terhadap dunia kerja. Sehingga akan berdampak yang signifikan secara lokal dan internasional.
“Salah satu poin utama SMART University adalah pada sustainable education for all. MBKM menjamin mahasiswa secara keseluruhan untuk menemukan passion dan meningkatkan daya saing. Mereka tidak hanya mendapatkan kompetensi sesuai prodi namun kompetensi lain untuk kebutuhan dunia kerja dan industri,” ujarnya.
MBKM juga mampu mendukung UNAIR mencapai SMART University. Poin utamanya adalah sustainable education for all. “Mereka bisa mendapatkan pendidikan yang berstandar tinggi, lebih merata, optimal dan komprehensif di luar ruang perkuliahan melalui MBKM,” katanya.
Tidak hanya mengandalkan MBKM dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Bambang mengatakan UNAIR juga menggelar programnya sendiri. UNAIR memiliki kerja sama dengan berbagai pihak yang mendukung pelaksanaan program magang, penelitian kolaborasi, kredensial mikro, dan lainnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.