Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Ada Plastik Kuno & Moderen

Penemuan benda plastik berupa manik & mote yang berwarna merah di sisi utara & timur candi Borobudur masih diteliti. Persoalan lain adalah cara menyatukan kembali batu-batu yang dibersihkan. (ilt)

2 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ORANG masih tetap bertanya: Betulkah di zaman wangsa Shailendra dalam kekuasaannya di kawasan Jawa Tengah telah dikenal bahan yang di zaman abad ke-20 ini disebut plastik? Sepintas lalu, meskipun wangsa Shailendra antara abad ke-VIII dan ke-IX terkenal sebagai "abad keemasan" wangsa tersebut, pertanyaan itu menggelikan. Namun kaum ilmiawan kita belakangan ini terlibat dalam "misteri plastik" dari candi Borobudur yang sedang dipugar. Kepala Proyek Pemugaran Candi Borobudur Dr. Soekmono minggu lalu menjelaskan pada TEMPO setelah ada pemberitaan pers yang simpang-siur. Keterangannya masih bersifat sementara dan terbatas hanya pada lokasi temuan mote dan manik saja, sedang apa artinya semua itu belum bisa dijabarkan. Pengujian penelitian manik-manik itu baru berkisar untuk berat jenis, kekerasan, titik leleh, kelarutan, indeks refraksi dan sifat plastik kalau benda tersebut dibakar. Sementara penelitian koefisien absorbsi dan analisa klmia, belum selesai dilakukan. Tidak Benar Sebuah suratkabar, memberitakan bahwa penemuan benda plastik itu adalah dari tas wanita yang terbuat dari mote-mote plastik abad ke-20 ini. Berita itu "tidak benar", demikian Soekmono Memang ada ditemukan di sisi utara candi Borobudur sejumlah benda kecil dari mote plastik, katanya, tetapi itu dikarenakan seorang pengunjung secara tidak sengaja tasnya yang terbuat dari mote plastik berceceran. "Salah seorang pegawai saya melihat hal itu," lanjllt Soekmono, "dan kami temukan di atas lorong sisi candi sebelah utara yang telah selesai kami pugar." Tetapi di sisi timur yang kini tengah dipugar, di bawah batu lorong l, 2 dan 4 pada lapisan dinding tembok dan tangga, sesungguhnyalah telah ditemukan manik-manik dan mote. "Karena letak benda-benda tersebut ada di sela-sela batu dinding," ujar Sockmono lagi, "mustahil kalau hal itu diklasifikasikan manik atau mote modern." Bentuk manik dan mote pada sisi timur ini bulat dan bulat panjang, dengan ukuran diameter 1« mm dan 5 mm untuk yang bulat panjang. Lewat pandangan mata, manik dan mote itu berwarna merah (mulai dari merah muda, tua sampai oranye), hijau, kuning, biru, putih dan hitam. Sementara penelitian lewat "mikrokospis polarisasi" belum dilakukan (untuk melihat warna asli, benda yang ingin diketahui warna aslinya harus ditipiskan menjadi 0,001 mm, tanpa pengaruh pantulan sinar luar, baru bisa diketahui warna asli benda tersebut). Baik plastik yang ditemukan di sisi utara candi (plastik modern) dan sisi timur (plastik kuno, konon) mempunyai titik leleh yang sama (titik leleh awal 60øC). Keduanya larut dalam Toluol, ber-p.H. uap 5 dan mempunyai ciri-ciri sama kalau dibakar (meleleh, mudah terbakar, bau plastik, tidak padam berasap hitam dan terdapat sisa-sisa hitam). Perbedaannya hanya pada jumlah aneka warna dan ukuran. Benda kecil yang mempunyai sifat plastik ini -- baik dari sisi utara dan timur -- apakah bukan benda modern? Soekmono tetap menggelengkan kepalanya. Dia cenderung mengatakan yang modern dan ditemukan oleh salah seorang dari 400 pegawai yang bisa digolongkan sebagai "kemiko dan tekno-arkeologis menengah," hanya manik-manik dan mote yang ada pada sisi utara candi. Tidak mungkinkah van Erp misalnya (atau salah seorang timnya) yang sengaja "meletakkan" benda-benda cilik itu di sisi timur ketika candi untuk pertama kali dipugar? Agustus 1907, van Erp sebagai seorang perwira zeni tentara Belanda waktu itu, mulai mengadakan penggalian di halaman candi, untuk melengkapi batu-batu yang tertimbun dan berserakan. Van Erp adalah anggota tim yang menggantikan Brandes -- seorang ahli sejarah kesenian yang pandai yang secara mendadak telah meninggal. Tahun 1910, Pemerintah Hindia Belanda bersedia memberikan biaya sebanyak 34.600 gulden untuk pemugaran. Tahun 1911, uhtuk sementara selesailah pemugaran candi tersebut. (Soekmono, Chandi Borobudur, A Monument of Mankind. Unesco, 1976). Benda "plastik" di sisi timur candi Borobudur yang kini jumlahnya sudah 211 buah dari 12 kali penemuan kini tetap dalam penyelidikan. Analisa lebih teliti tetap dilakukan dan untuk hal ini Soekmono berkata "Kami tidak akan terus ngotot benda-benda itu benda kuno, kalau penelitian rampung terbukti lain." Karena hampir berbarengan dengan plastik di Borobudur, di candi Prambanan (candi Shiwa) juga ditemukan bentuk plastik yang sama pada sisi utara, selatan dan timur. Jigsaw Puzzle Lepas dari semua itu, tim pemugaran juga mempunyai persoalan yang lebih utama. Yaitu bagaimana menyatukan kembali batu-batu yang tadinya diangkut, setelah dibersihkan, supaya kembali ke ukuran semula yang asli. Proses puluhan tahun menyebabkan antara susunan batu menjadi renggang dan melar. Dinding lorong rata-rata menyusut sampai 58 cm. "Pokoknya, menyusun kembali candi ini macam anak-anak main jigsa, puzzle dalam tiga dimensi," kata Soekmono. Bagian timur yang banyak ditemukan manik dan mote itu adalah pintu masuk utama candi, biarpun ada pula 3 buah pintu lainnya untuk mensimetriskan bangunan yang tingginya kini 35 meter dari halaman candi. Tidak kurang dari 55.000 m3 batu berbagai ukuran, yang disusun sedemikian rupa, tanpa mempergunakan mortel atau bahan perekat lain. Pasak-pasak yang berfungsi sebagai paku untuk bangunan modern, di candi Borobudur diciptakan lekukan-lekukan yang saling menggigit, sehingga fleksibilitas banguan terjamin. Lorong yang panjangnya tidak kurang dari 200 meter itu dilengkapi pula oleh 100 buah pancuran air dalam bentuk makara yang diukir indah. "Biarpun begitu, adanya lumut tidak bisa kami cegah," demikian drs. Boechari, dosen FSUI pernah berkata. "Kecuali kalau dibuatkan sebuah dome atau payung besar dan ini tidah mungkin. "

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus