Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Fao Meramal, Bulog Senang

Sasaran produksi beras tahun ini diragukan dapat tercapai. Bulog sudah mengadakan kontrak pembelian beras dengan Muangthai, AS & Jepang. FAO memperkirakan harga beras di pasaran internasional tetap rendah. (eb)

2 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HUJAN masih terus mengucur di Jawa, sekalipun sebenarnya kini sudah musim kemarau. Tapi apakah ini akan bcrarti alamat baik untuk produksi beras tahun ini masih merupakan tanda tanya. Soalnya, tahun lalu dengan musim hujan yang sama baiknya, sasaran produksi beras ternyata tidak tercapai. Produksi beras tahun lalu, hanya mencapai 17,40 juta ton, 4% di bawah sasaran. Tahun ini sasaran produksi beras 17,94 juta ton, 3% di atas produksi tahun lalu. Proyeksi tingkat kenaikan ini merupakan hal yang bisa dicapai Indonesia dl waktu-waktu yang lalu, tapi serangan hama wereng dan tikus yang belum mereda, menyebabkan banyak yang ragu bahwa sasaran produksi tahun ini bisa dicapai. Serangan hama menyebabkan banyak sekali terjadi pergantian tanaman, hingga panenan di Jawa dan Bali diduga akan terlambat. Kelambatan ini jelas akan mempngaruhi pembelian dalam negeri oleh Bulog. Semula Bulog memperkirakan masih mampu melakukan pembelian 800.000 ton beras, tapi sasarannya sekarang diturunkan menjadi 700.000 ton. Dan untuk mengumpulkan jumlah itu pun Bulog telah melakukan beberapa kolnpromi dengan jalan menerima gabah petani yang kwalitasnya berada di bawah standar yang ditetapkan Bulog sendiri. Akibatnya, Bulog menghadapi beberapa kerugian berasnya tak bisa tahan lama disimpan, dan kandungan katul dan menirnya tinggi. Ini bisa mengurangi jumlah efektif dari beras yang sebenarnya tersimpan di gudang-gudang. Untungnya, stok beras yang masih ditangan Bulog yang berasal dari pembelian tahun lalu masih cukup banyak. Akhir bulan lalu jumlah ini masih tercatat 800.000 ton. Keperluan beras impor diperkirakan akan bisa dikurangi dari 1,2 juta ton tahun lalu, menjadi 1 juta ton tahun ini. Kontrak pembelian beras ini sudah ditandatangani, dan yang terbesar akan dibeli dari Muangthai dengan 400.000 ton, disusul dari AS dan Jepang masing-masing 300.000 dan 200.000 ton sebagai bagian dari persetujuan IGGI yang ditandatangani April kemarin di Amsterdam. Beras RRC Bagi Jepang, Indonesia merupakan pembeli berasnya yang terbesar karena jumlah ini akan meliputi 60% dari jumlah beras yang akan diekspor Jepang tahun ini. Harganya belum ditetapkan, tapi kemungkinan besar sekitar U$ 225 per ton, yang merupakan harga di pasaran internasional sekarang. Pembelian dari Jepang ini akan punya syarat yang ringan untuk Indonesia, dibayar dalam waktu 30 tahun, dengan tenggang waktu 10 tahun, dan tingkat bunga 2 atau 3% setahun . Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini Indonesia tak merencanakan pembelian beras dari RRC. Bukan karena Indonesia tidak mau, upi karena jumlah beras RRC yang tersedia di pasaran luar negeri tahun ini tidak bertambah. Menurut laporan FAO jumlah beras RRC yang tersedia di pasaran internasional adalah 1,6 juta ton, sama dengan jumlah tahun lalu. FAO juga memperkirakan beras yang diperdagangkan di pasaran internasional tahun ini akan berjumlah 8,6 juta ton, 3% lebih rendah jumlah yang tersedia tahun lalu. Ini disebabkan terutama karena kebanyakan negara pengimpor beras tahun ini akan mengalami perbaikan produksi berasnya. Bagi Bulog, pengimpor tunggal beras, tak ada kabar yang lebih menggembirakan dari pada laporan FAO yang meramalkan harga beras di pasaran internasional akan tetap rendah dalam beberapa bulan mendatang ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus