Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada kabar baik bagi para penderita gangguan pendengaran. Ilmuwan di University of Southern California (USC) dan Harvard Medical School, Amerika Serikat, berhasil mengembangkan pendekatan baru untuk memperbaiki sel-sel yang letaknya jauh di dalam telinga.
Temuan itu menjadi harapan untuk memulihkan pendengaran jutaan orang lanjut usia dan penderita gangguan pendengaran. Dalam penelitian yang masih berskala laboratorium itu, para ilmuwan menunjukkan cara kerja baru obat yang dapat membidik saraf dan sel-sel rusak di dalam telinga.
“Kami menemukan cara untuk memberikan obat ke telinga bagian dalam. Obat itu akan tetap berada di tempat yang tepat dan melakukan tugas yang seharusnya,” kata Charles E. McKenna, profesor kimia di USC Dornsife College of Letters, Arts and Sciences.
McKenna menjelaskan, persoalan yang selama ini terjadi adalah obat-obat yang diberikan tidak efektif. Sebab, di telinga bagian dalam ada cairan yang terus-menerus mengalir dan akan menyapu obat-obatan terlarut.
“Namun pendekatan baru kami ini dapat mengatasi masalah itu. Hal ini juga penting karena dapat diadaptasikan untuk obat lain yang perlu diberikan di telinga bagian dalam,” ujar McKenna, yang melakukan penelitian bersama David Jung dari Harvard Medical School.
Makalah penelitian itu, yang diklaim McKenna sebagai yang pertama untuk gangguan pendengaran dan telinga, telah diterbitkan dalam jurnal Bioconjugate Chemistry.
Hasil penelitian ini merupakan capaian terbaru dalam program prioritas USC untuk memajukan biomedis. Hal tersebut sejalan dengan pembentukan USC Michelson Center for Convergent Bioscience yang baru saja didirikan.
Lembaga Michelson Center menyatukan ahli dari USC di semua disiplin ilmu untuk memecahkan beberapa tantangan penelitian paling sulit, yang berkaitan dengan kesehatan pada tingkat molekuler.
Penelitian ini menyasar bidang baru karena peneliti mengembangkan metode baru dalam pemberian obat. Secara khusus, mereka menargetkan koklea—struktur mirip siput di telinga bagian dalam—yang merupakan tempat berkumpulnya sel-sel sensitif yang menyampaikan suara ke otak.
Upaya itu dilakukan karena sesungguhnya kehilangan pendengaran terjadi karena berbagai faktor, seperti penuaan, bekerja di lingkungan yang amat bising, dan terlalu banyak mendatangi konser musik. Hal yang sesungguhnya terjadi adalah sel-sel sensoris, seperti rambut dan bundel neuron, yang mentransmisikan getarannya, mengalami kerusakan.
Karena itu, para peneliti merancang sebuah molekul yang menggabungkan 7,8-dihidroksiflavon—yang meniru protein penting untuk pengembangan dan fungsi sistem saraf—dengan bifosfonat, sejenis obat yang menempel pada tulang.
Menurut McKenna, menyandingkan kedua hal itu merupakan solusi terobosan baru. Ketika neuron bertemu dengan molekul dan meregenerasi sinaps yang menghubungkan sel, jaringan telinga bisa memperbaiki sel-sel rambut dan neuron yang penting untuk mendengar.
“Kami tidak menyatakan bahwa ini merupakan obat untuk gangguan pendengaran, melainkan bukti prinsip untuk pendekatan baru yang sangat menjanjikan. Ini merupakan langkah penting yang menawarkan banyak harapan,” kata McKenna.
Harapan besar, memang. Sebab, penelitian ini baru dilakukan pada jaringan hewan di cawan petri—wadah berbentuk bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Karena itu, penelitian ini belum diuji pada hewan hidup, apalagi manusia.
Namun para peneliti optimistis karena terdapat kesamaan antara sel dan mekanisme yang terjadi pada makhluk hidup. “Karena teknik ini bekerja di laboratorium, temuan ini memberikan bukti awal yang kuat bahwa teknik tersebut bisa bekerja pada makhluk hidup,” ujar McKenna. Mereka pun sudah merencanakan fase berikutnya yang melibatkan hewan dengan gangguan pendengaran.
Bila penelitian lanjutan berjalan dengan baik, tentu hal ini memberikan harapan yang luar biasa. Sebab, kehilangan pendengaran diperkirakan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Penelitian sebelumnya pun menunjukkan bahwa gangguan pendengaran diperkirakan meningkat hampir dua kali lipat dalam kurun 40 tahun.
FIRMAN ATMAKUSUMA | SCIENCE DAILY | EUREKALERT
Agar Suara Kembali Terdengar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo