BERMULA dari sekadar hobi, Aylien Rahayu, 42, akhirnya berhasil merakit unit pengeruk: Mini Floating Sand Dredger (pengeruk pasir terapung berukuran mini). Sudah pernah dipakai di Kali Porong, Jawa Timur, di Kali Code, sekitar Kaliurang, Yogyakarta, dan di Desa Kadisiung, Tangerang, Jawa Barat. "Kini yang masih beroperasi di Kadisiung itu," kata ibu beranak satu ini. Unit ini terdiri dari agitator - istilah teknis untuk alat pemotong dan pengisap "lahan" di dasar sungai - dan ponton, yang berfungsi mengapungkan agitator tadi. "Sistemnya simple," kata Aylien, yang mengaku mulai merancang dan merakit peralatan itu pada 1980. Lima bulan ia melakukan percobaan, seraya menghabiskan biaya Rp 500.000. Hingga kini, di bawah bendera CV Bone Rahayu, Surabaya, sudah lima unit yang diproduksikan. Tiga di antaranya diserahkan langsung ke pihak pemesan. Bentuk agitator masing-masing unit itu berbeda, disesuaikan dengan hasil survei pada medan yang bakal digarap. Yang paling sederhana dan ringan adalah tipe yang dipakai di Kali Porong. Unit pengeruk ini bisa memotong dan menyedot pasir, lumpur, dan kerikil. Mampu dioperasikan di pantai, sungai, dan empang. Agitator, yang terdiri dari komponen motor elektrik, as, dan pisau pemotong, dipasang dalam possi tegak pada sebuah tiang crane (takal). Lewat tiang setinggi enam meter itulah kabel elektrik pada agitator dihubungkan ke meja tombol yang berfungsi sebagai pusat pengendalian, di belakang kemudi takal tadi. Aylien menggunakan generator diesel 220/380V-40 KVA sebagai sumber tenaa. Bila tombol ditekan, motor elektrik dalam tabung yang terdapat pada bagian atas agitator bekerja memutar as. Serentak dengan itu, pisau berputar, membabat dasar sungai. Agitator ini bekerja ganda: memotong, menyedot, mengkonsentrasikan, dan melontar. Kecepatannya 1.500 rpm. Untuk menyedot pasir padat, kapasitas minimum agitator rata-rata 30 m3/jam. Tetapi ini masih tergantung pada ukuran pipa dan daya sedot mesin pompa yang digunakan. Tipe Porong, misalnya, menggunakan pipa 10 mm, dengan kedalaman tujuh meter dari permukaan air. Bila pisau tertumbuk benda keras, atau beban yang harus disedot sudah terkuras habis, ada lampu khusus menyala di papan tombol. Takal kemudian dialihkan, dengan kemampuan gerakan 180, dan radius tiga meter dari badan ponton. Pontonnya sendiri sederhana. Dengan prinsip catamaran - hamparan geladak di atas lebih dari satu benda mengapung - Aylien menyusun lantai di atas 16 drum kosong. Ukurannya 7 x 3 x 1,25 meter. Di situlah dipasang takal, papan panel, mesin pompa, bahkan bisa juga generator diesel. Satu unit pengeruk cukup dikendalikan dua orang. Satu pada takal dan tombol, lainnya menjaga agitator dan mesim pompa. Apa bedanya dengan produk impor? "Punya Jepang, misalnya, kayak robot," sahut Aylien yang menguasai bahasa Jepang, Inggris, Belanda, Jerman, dan Prancis. Agitatornya, konon, jadi satu dengan ponton, dan hanya menyedot dari satu arah. Dan kalau rusak, kata ibu yang hidup sendiri itu, "Harus menunggu pengiriman suku cadang dan luar negeri." Kemudian harga. Dengan keberanian bersaing, Aylien menjual agitatornya Rp 30 juta. Harga satu unit, yang selesai dirakit dalam dua bulan, lengkap dengan ponton, generator, dan mesin pompa, Rp 100 juta. Ala yang paling cepat rusak, yaitu pisau pemotong, dijualnya Rp 500 sebuah. Pisau itu berbentuk baling-baling, dengan tebal 5 mrr dan panjang 20 cm. Yang juga unik: suk cadang umit pengeruk ini mudah dicari di pasar loak. Aylien sendiri tidak pernah menerima pendidikan teknik. Ia memang sarjana muda jebolan Universitas Sophia, Tokyo, 1966, tetapi untuk bidang administrasi dan manajemen. "Di dunia teknik, bisalah dikatakan saya ini paranormal," katanya berseloroh. Hanya, ketika mengusahakan taksi di Surabaya, 10 tahun lalu, ia rajin memeriksa mesin mobil. "Dan suka pakai ketelpak," katanya. Ia, katanya, tergugah melihat orang-orang yang menyelam mengambil pasir di Kali Brantas. Dari situlah gagasan agitator ini muncul. Dari almarhum ayahnya, seorang pengusaha konstruksi, Aylien beroleh warisan sebuah hotel di Semarang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini