Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Garam dapur (NaCL) dan kapur tohor atau kalsium oksida (CaO) yang dipakai dalam operasi modifikasi cuaca (OMC) memiliki fungsi yang berbeda. Petugas dari Kedeputian Modifikasi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Abdillah Purnomo, mengatakan NaCl untuk OMC harus diproses hingga berukuran 50 mikron atau sekitar empat kali lebih halus dari garam konsumsi biasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Garam tipis ini mempercepat pertumbuhan awan sehingga lekas turun hujan,” katanya melalui keterangan tertulis pada Sabtu, 15 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun kalsium oksida (CaO) atau kapur tohor, bersifat eksotermis. Senyawa ini memanaskan lapisan udara di awan dan mengganggu pertumbuhan awan. Tak sebatas mengusik, ada kalanya kapur tohor bahkan menggagalkan pembentukan awan.
Bila ingin mengurangi curah hujan di daerah Bandung, Abdillah mencontohkan, tim OMC harus memperhitungkan arah angin dan awan yang akan masuk ke wilayah tersebut. Tim menyemai garam dapur untuk memancing hujan lebih awal.
“Awan-awan kumulus disemai pada ketinggian 8-10 ribu kaki,” tutur dia. Adapun kapur tohor, dia mengimbuhkan, cenderung disemaikan pada awan-awan yang baru tumbuh di ketinggian langit 5-6 ribu kaki. ma.
Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat masih akan menyemai garam di langit sebelah barat daya Sukabumi, Cianjur, dan beberapa area di sekitarnya untuk mengikis intesittas hujan. Kegiatan ini menjadi bagian dari OMC bersama BPBD Jakarta hingga 20 Maret nanti.
Supervisi operasi modifikasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bayu Rizky Prayoga mengatakan sifat cuaca yang dinamis berpotensi menimbulkan awan di darat pada malam dan dinihari. Awan malam ini yang cenderung membawa hujan berintensitas menengah dan tinggi.
“Oleh karena itu, upaya mitigasi struktural maupun non struktural masih harus dilakukan oleh semua unsur,” ujarnya
Perlu diketahui, OMC di Jakarta yang berpusat di Posko Landasan Udara Halim Perdanakusuma didanai oleh Pemerintah DKI Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta. Adapun OMC di Jawa Barat digarap oleh regulator provinsi tersebut melalui BPBD Jabar.
Selama kegiatan OMC, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkontribusi dalam hal penyediaan armada pesawat untuk terbang pada malam hari. Armada ini dioperasikan oleh PT Smart Cakrawala Aviation.
Ibnu Athoillah, salah seorang staf operasional Direktorat Modifikasi Cuaca BMKG, sebelumnya menyebut modifikasi cuaca tidak sepenuhnya menghilangkan hujan. “Kami mengurangi intensitasnya. Yang tadinya diprediksi lebat jadi sedang atau ringan,” katanya.
Pilihan Editor: BMKG Prediksi Puncak Kemarau Tiba pada Juni-Agustus 2025