Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Arjuna Turun Subsidi Turun

Keterangan Menteri Pertambangan & Energi, Prof.Dr. Soebroto, soal subsidi BBM, produksi minyak dan harga di pasaran. (ilt)

4 Desember 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RUANG kerja Menteri Pertambangan dan Energi, Pro Dr. Subroto, kelibatan sesak. Banyak berkas teronggok di lingkungannya hari-hari ini Ketika Abdullab Alamudi, dari TEMPO bertanya dalam suatu wawancara, Meneeri Subroto bisa segera menemukan data, bila diperlukannya, di antara sekian banyak kertas itu. Soal subsidi BBM, produksi minyak dan harganya di pasaran dunia? Wab, dia bampir selalu memejamkan matanya, tapi berikut ini petikan dari keterangannya KONSUMSI Pemakaian BBM (Bahan Bakar Minyak) cenderung menurun. Dalam periode Januari-Oktober tahun ini, misalnya, baru terpakai sebanyak 19 juta kiloliter. Semula, kita memperkirakan sebanyak 26, 9 juta kiloliter yang akan terpakai dalam tahun anggaran 1982-1983, tapi mungkin akhirnya hanya 24 juta kiloliter -lebih sedikit. Akan ad penghemaun sekitar 2,5 juta kiloliter yang oleh beberapa kawan diuksir bernilai Rp 311,7 milyar. Penghematan ini mungkin terjadi akibat kenaikan harga BBM Januari lalu sehingga masyarakat menjad lebih hati-hati. Mungkin juga akibat berkurangnya aktivitas ekonomi tahun ini dibanding dengan masa sebelumnya. Atau akibat dari gabungan keduanya. Saya lebih cenderung pada pendapat van terakhir itu. Dalam Pelita II, konsumsi BBM kita meningkat rata-rata dengan 13% setahun. Dalam Pelita III, kita bermaksud membuat tingkat kenaikannya hanya 11 % setahun. Dan kita harapkan pada uhun 1986/1987 sebagian besar dari kebutuhan dalam negeri kita akan BBM dapat terpenuhi tanpa mengimpornya lagi. Dalam menjalankan kebijaksanaan penghematan energi, pemerintah akan meningkatkan harga BBM tetapi tetap memenuhi kebutuhan masyarakat dengan sebaik-baiknya. SUBSIDI Dari seluruh pengeluaran (Rp 15. 607,3 milyar) dalam tahun anggaran 1982/1983 subsidi untuk BBM dianggarkan sebanyak Rp 924 milyar. Jumlah ini mungkin akan dilampaui, antara lain akibat kenaikan nilai dollar (untuk keperluan impor) dari Rp 625 ketika anggaran disusun menjadi lebih dari Rp 680 dewasa ini. Sementara pemerintah masih harus mengimpor sebagian kebutuhan Indonesia akan BBM. Dari seluruh rencana penggunaan BBM (26,9 juta kiloliter) untuk tahun anggaran 1982/1983 itu, hampir 9,4 juu kiloliter adalah minyak unah (kerosin). Harga pokok rata-rata BBM sewaktu anggaran disusun adalah Rp 132,69 seliter. Sedang minyak tanah kita jual dengan harga Rp 60 seliter. Jadi subsidi pemerintah untuk seliter minyak tanah saja adalah (Rp 132,69-Rp 60) Rp 72,69. PRODUKSI DAN HARGA Sebelum adanya pembatasan produksi minyak oleh OPEC (6 Maret) produksi minyak kita adalah 1,6 juta barrel sehari. Sekarang hanya 1,3 juta barrel sehari. Akibatnya, berkurang pula pendapatan pemerintah berupa minyak pro rata, yang harganya (dari kontraktor minyak asing kepada Pertamina) lebih rendah, untuk kilang-kilang kita. Pemerintah terpaksa menggunakan minyak in kind yang harganya sama dengan harga internasional. Kita belum mengetahui berapa besar pengaruh permintaan akan minyak kita akibat penyesuaian harga 11 November lalu, ketika harga Minas kita turunkan menjadi US$ 34,53 dari US$ 35 per barrel, dan harga Arjuna dikurangi dengan US$ 1,25 dari US$ 36,50 per barrel. INVESTASI Dari jumlah 40 cekungan yang sekarang dikeuhui mengandung minyak, baru sebagian saja yang sudah diekplorasi dengan cukup. Minat kontraktor asing untuk mengusahakan minyak di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun dan cukup besar. Seluruhnya 68 kontrak sudah diundatangani, di antaranya 11 kontrak pada tahun 1980, 12 tahun lalu, dan 13 sampai Oktober tahun ini. Tahun ini tidak kurang dari US$ 3 milyar yang akan mereka tanam. Mereka optimistis bahwa harga minyak akan naik lagi sesudah resesi ekonomi dewasa ini. Mereka masih melihat kemungkinan akanmemperoleh keuntungan yang cukup wajar. Maka besar harapan kita masih akan tetap menjadi eksportir minyak untuk jangka waktu lama. ENERGI PENGGANTI Kita mempunyai bermacam-macam sumber energi. Kebijaksanaan pemerintah di bidang ini baru dilaksanakan mulai Pelita III. Hasilnya baru akan terasa dalam Pelita IV dan V. Batu bara yang digunakan dewasa ini, misalnya, baru merupakan 0,51% dari pemakaian energi kita. Dengan pengembangan tambang batu bara di Bukit Asam dan Ombilin di Sumatera dan di Kalimantan Timur, angka tadi bisa meningkat menjadi 11,2% pada tahun 1990. Tenaga air sekarang baru 2,9% dari konsumsi energi kita. Tahun 1990 ini akan menjadi 6,5%. Gas bumi sekarang baru 16 2% dari konsumsi energi kita tapi akan menjadi 20% pada tahun 1990. Pada waktunya nanti kita juga akan memanfaatkan tenaga nuklir, biomas dan biogas. Baru 12% dari listrik yang tersedia sekarang dibangkitkan oleh PLT non-minyak, yaitu PLTA. Kita merencanakan dalam Pelita IV untuk menghasilkan listrik sebanyak 6.000 MW di antaranya dari tenaga air 34,7%. PLTU dengan batu bara ditingkatkan dengan 31,7%. Dan untuk pertama kalinya dalam tahun 1983 kita akan menggunakan PLTP (panas bumi) yang akan menambah tenaga listrik dengan 4%. Menurut rencana, pada akhir Pelita III ini tenaga listrik yang terpasang akan berjumlah 4.800 MW dengan jumlah yang dikonsumsi sekiur 11,6 milyar KWH. Sekarang kita mempunyai sekitar 3.500 MW dengan jumlah yang dikonsumsi sebanyak 10 milyar KWH. Konsumsi listrik per kapita masyarakat kita baru sekitar 62,5 KWH per tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus