Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Awas, Ada Mesin Kloning

Mesin kloning kartu telepon GSM mulai dijual. Ancaman buat konsumen?

20 Oktober 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DERING telepon memecahkan keheningan ruang redaksi majalah ini pada suatu malam pekan lalu. Si penelepon, seorang perempuan, menanyakan kebenaran berita di sebuah koran yang mengabarkan munculnya alat pengganda (kloning) kartu telepon seluler GSM. "Kalau benar, gawat dong, nomor saya bisa dikloning. Tagihan saya bisa jebol," tuturnya, cemas. Kekhawatiran itu masuk akal. Berbeda dengan sistem analog (AMPS), teknologi GSM (global system for mobile communications), yang berbasis digital, dikenal sebagai sistem antikloning. Tapi rupanya mitos ini runtuh. Sebuah alat pengganda bernama GSM multi-SIM card reader & writer telah ditawarkan di internet dengan harga US$ 80 (sekitar Rp 750 ribu). Selama sebulan terakhir, beredar pula kabar bahwa para pedagang di pusat penjualan telepon genggam di Roxy, Jakarta Pusat, menjual alat kloning kartu GSM buatan Taiwan seharga Rp 1 juta-1,5 juta lewat cara bisik-bisik. Mesin "fotokopi" kartu itu mampu menggandakan beberapa nomor telepon dari pelbagai area, negara, dan jaringan operator yang berbeda-beda ke dalam satu buah kartu. Berkat alat ini, seseorang cukup punya satu kartu induk, tapi kartu tersebut bisa diisi dengan 12 nomor berbeda. Jadi, kartu bisa diisi, misalnya, dengan nomor kartu keluaran Telkomsel (0811-xxx), GSM-XL (0818-xxx), Satelindo (0816-xxx), bahkan IM3 (0855-xxx) sekaligus. Alasan semula demi kepraktisan. Ada kebutuhan untuk memiliki beberapa nomor sekaligus tapi cukup punya satu kartu saja. Mereka tak perlu menenteng banyak handset untuk beberapa nomor yang dimilikinya. Apalagi beberapa produk yang muncul belakangan ini, yang dilengkapi lebih dari satu line, memungkinkan penggunaan lebih dari satu nomor. Kaum pebisnis sangat memerlukan kartu semacam itu karena kerap berpindah dari satu negara ke negara lain. Untuk menghindari roaming (biaya tagihan akibat pemakaian lintas operator) yang mahal, mereka memiliki beberapa nomor dari operator yang berbeda. Nah, GSM multi-SIM card reader & writer menjawab kebutuhan ini. Proses penggandaannya sederhana, mirip transfer data dari satu disket ke komputer atau sebaliknya. Hanya, waktunya cukup lama, 3-5 jam, tergantung kemampuannya memecahkan kode penyandian (enkripsi) kartu. Setiap kartu GSM memang diberi sistem enkripsi, yang semula berfungsi untuk mempersulit aksi penggandaan. Setelah sistem enkripsi bisa diurai, seluruh informasi dan data di kartu asli dapat dipindahkan ke kartu hasil kloning. Sesuai dengan prinsip teknologi kloning, seluruh sifat, kemampuan, isi data, dan informasi nomor-nomor hasil gandaan sama persis dengan nomor induknya. Artinya, ada dua nomor yang sama-sama bisa dipakai. Dari situlah muncul kekhawatiran mesin fotokopi itu disalahgunakan. Bukan tidak mungkin ada pedagang yang mengkloning nomor-nomor kartu prabayar sebelum dijual. Akhirnya, yang rugi konsumen. Tiba-tiba saja pulsa di kartunya habis sebelum waktunya karena ternyata dipakai oleh orang lain yang memiliki kartu gandaannya. Namun, menurut juru bicara operator PT Exelcomindo (GSM-XL), V. Ellisawati, sejauh ini belum ada keluhan kasus kloning dari pelanggannya. Soalnya, aksi penggandaan tidak terlalu mudah juga. Danny Buldansyah, Manajer Umum Engineering GSM-XL, mengatakan bahwa aksi kloning baru bisa terjadi kalau secara fisik kartu ponsel beralih tangan. Selama pemilik kartu asli mampu menjaganya dari tangan jahil, upaya fotokopi terhindari. Kalaupun penggandaan bisa dilakukan, kartu hasil kloning tidak bisa dipakai setiap saat. Kata Roy Halim, spesialis jaringan GSM di PT Ericsson Indonesia, kartu gandaan baru bisa dipakai saat kartu asli dalam keadaan mati alias tak tersambung ke jaringan. "Jaringan seluler GSM didesain sedemikian rupa sehingga dua kartu dari nomor yang sama tidak bisa dipakai pada saat bersamaan," katanya. Tapi orang tak mungkin selalu mengaktifkan telepon genggamnya selama 24 jam. Karenanya, pencurian pulsa lewat kartu gandaan tetap bisa terjadi. Anda pun pantas curiga jika pulsa telepon Anda tiba-tiba cepat habis atau rekeningnya membengkak. Siapa tahu nomornya telah digandakan. Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus