Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Awas, Ketimpa Kepingan Skylab

Satelit skylab milik AS menurun ketinggian orbitnya, sehingga diramalkan akan jatuh ke bumi. Nasa menyatakan bertanggung jawab atas segala akibat yang ditimbulkan. (ilt)

2 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA meliwati lorong samping mesjid di kampungnya dekat Maja, Majalengka, Cecep ketimpa sepotong genteng. Kepalanya benjol. Ia pingsan. Pengalaman tidak enak seperti itu bulan lalu mungkin terjadi lagi lebih dahsyat. Nanti bukan potongan genteng, tetapi hancuran sebuah satelit Amerika Serikat seberat 85 ton, yang mungkin akan membuat orang cidera. Skylab, nama satelit itu, diperkirakan jatuh kembali ke bumi antara 20 Juni dan 4 Juli. Tempatnya tak dapat dipastikan, tetapi meliputi jalur sepanjang ribuan kilometer dengan lebar 160 km. Lokasi jalur ini mungkin antara garis lintang utara 50ø dan lintang selatan 50ø. Indonesia bersama banyak negara lain tampak menghadapi risiko tertimpa potongan satelit itu. Asuransi Badan Penerbangan Antariksa Nasional AS (NASA) meramalkan kemungkinan seseorang tertirmpa kepingan Skylab "sangat kecil". Perbandingannya 1 lawan 150. NASA memperkirakan lebih dua-pertiga badan Skylab akan hancur di atas ketinggian 75 Km karena terbakar. Sisanya sebanyak 500 keping, meliputi 20 ton, akan jatuh ke bumi. Kepingannya bisa seberat 5 kg, tetapi bisa pula jauh lebih berat. Khususnya 2 potong masing-masing seberat 2000 kg yang dicemaskan NASA. Tempat jatuhnya baru bisa diketahui pada saat Skylab memasuki lapisan udara. Itu akan terjadi di ketinggian 105 km, 20 menit sebelum kepingan itu mengenai permukaan bumi dengan kecepatan melebihi 400 km per jam. Berkata Richard Smith, Direktur Program Skylab dari NASA: "Tidak akan ada kesempatan bertindak setelah kita tahu di mana kepingan itu akan jatuh." Sejak dimulai penyelidikan ruang angkasa di tahun 50-an sampai Mei tahun ini, telah jatuh kembali ke bumi ribuan kepingan roket dan satelit milik Amerika Serikat dan Uni Soviet. Tidak satupun mengenai orang. Bahkan jatuhnya tidak terperhatikan, kecuali ketika satelit Soviet, Cosmos 954, menimpa bagian utara Kanada, Januari tahun lalu. Itupun tidak mengenai orang. Tetapi karena cosmos membawa muatan bahan radioaktif, peristiwa itu mendapat perhatian besar. Tidak jelas apa tindakan NASA di kala Skylab akan jatuh, walaupun NASA bertanggung jawab atas segala kerugian yang mungkin ditimbulkannya. Hal yang sudah jelas ialah usahanya meyakinkan orang supaya tidak panik. Misalnya, kepala Program Penerbangan Berawak Ruang Angkasa dari NASA, John Yardley, mengemukakan seseorang lebih mungkin disambar kilat daripada terkena kepingan Skylab. NASA telah mendirikan Pusat Koordinasi Skylab dan membentuk beberapa regu penyelidik yang dapat segera dikirim ke tempat bila terjadi kerugian jiwa atau harta. Ada kemungkinan 1 banding 7 bahwa salah satu kepingan menimpa kota berpenduduk lebih 10.000 dan 1 banding 40 bahwa kepingan itu melebihi 100 kg. Direktur pertama dari Program Skylab NASA, William Schneider, sesaat sebelum peluncuran laboratorium ruang angkasa itu pada 14 Mei 1973 sudah mengatakan bahwa akan banyak problimnya. Memang ternyata sejak awal Skylab sudah terganggu oleh berbagai kegagalan dan kerusakan. Satelit itu dimaksudkan sebagai laboratorium penyelidikan dan telah dihuni berturut-turut oleh 3 kelompok astronaut selama total 171 hari. Ratusan ribu foto astronomi dan permukaan bumi serta puluhan ribu meter pita rekaman data ilmiah lain berhasil dikumpulkan. Hasilnya cukup mengimbangi biaya $ 2,5 milyar program Skylab itu. Namun ketika kelompok astronaut ketiga awal tahun 1974 kembali dan program Skylab dinyatakan berakhir, laboratorium berdiameter 7 M dan panjang 11 M helum berhenti menjadi problim bagi NASA. Sejak semula NASA tidak bermaksud membiarkan Skylab jatuh kembali ke bumi -- suatu hal yang pasti terjadi kalau satelit itu dibiarkan beredar di ketinggian 430 Km, orbit yang ditempati sejak peluncurannya. Ada rencana di awal 1979 untuk mengirim sekelompok astronaut lagi dengan tugas menempelkan sebuah roket di badan satelit itu. Roket itu diharap akan mendorong Skylab ke orbit 800 Km sehingga tidak mungkin jatuh, paling tidak selama ratusan tahun mendatang. Bermacam kesulitan teknis menunda rencana NASA ini sampai akhir tahun 1979. Sementara itu Skylab berkurang ketinggiannya lebih cepat dari perhitungan semula. Tahun 1978, ketinggiannya berkurang dengan 45 Km. Ketika itu Dr. Robert Frosch, Kepala NASA masih optimis dapat menyelamatkan laboratorium itu. Ternyata NASA kini sudah pasrah. Ketinggiannya saat ini tinggal 265 Km. Tidak dapat dicegah lagi kejatuhannya kembali ke bumi. Berjaga-jaga Pernah beberapa ahli penerbangan ruang angkasa merencanakan untuk pada saat terakhir (144 Km) mengaktivir roket pembantu Skylab dan berusaha mengarahkannya supaya jatuh ke dalam laut. NASA memandang rencana itu dengan skeptis. Bahkan mungkin usaha itu justru mengarahkan Skylab ke atas daerah berpenduduk, dan mengancam lingkungan. "Sebaiknya jangan dijamah," nasehat Smith. Tidak puas dengan sikap NASA yang berlepas tangan, seorang pengacara di Cleveland, Ohio, AS, Jeffrey Largent, menuntut NASA melalui pengadilan setempat. Ia ingin memaksa NASA untuk berterus terang kepada masyarakat tentang tingkat bahaya serta tepatnya lokasi jatuhnya kepingan Skylab. "Mereka mengumumkan 'Langit akan jatuh, tapi umum tidak perlu cemas," ujar Largent. Di Jerman Barat, sebuah panitia pemerintah merumuskan garis kebijaksanaan menghadapi kemungkinan malapetaka. Juga Jerman terletak dalam jalur kemungkinan itu. Pusat Komando untuk mengkoordinir segala kegiatan telah dibentuknyadan mulai memberi penerangan kepada penduduk. Penjelasan itu meliputi jaminan bahwa Skylab tidak membawa muatan bahan radioaktif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus