Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Dangdut yang lain

Achmad albar menyiapkan kaset dangdut dengan menggunakan peralatan akustik, berbeda dengan rhoma irama. musiknya yang berbau india & arab. sebelumnya belajar dari kaset ravi shankar dan oum kultsum. (ms)

2 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH PSP, sekarang Ahmad Albar. Penyanyi rock berusia 33 tahun ini sedang menyiapkan sebuah kaset dangdut yang "lain". "Saya bersama Yan (gitaris God Bless) memang ingin membuat dangdut yang lain. Kami memakai alat-alat yang tak pernah dimainkan pemusik dangdut sini, misalnya gitar dan tabla," katanya kepada TEMPO. Ia menjelaskan, para pemusik dangdut Indonesia sebenarnya ada yang punya gitar, tapi tak pernah memainkannya. "Mungkin karena nadanya hanya di seputar itu saja." Ravi Shankar Albar memang sudah lama diuber produser untuk diperkosa dengan dangdut. Mula-mula menolak Biasa 'kan. Lama-lama rayuan makin berbisa, akhirnya kribo ini berfikir dua kali. Kebetulan Yan Antono, gitaris God Bless, sudah sejak lama ingin bikin dangdut -- yang mirip dengan rekaman grup 'Shakti' pimpinan John McLaughlin. Akhirnya Albar main tancap saja. Dengan lagu-lagu yang dikarang dan diaransir sendiri oleh Yan, Albar mulai membuat lirik. "Saya bikin yang spontan dan langsung saja. Tidak berbelit, sebab lirik yang berbelit tidak mungkin bisa untuk dangdut," katanya. "Pokoknya yang penting tidak cengeng, dan tidak cinta-cintaan melulu." Terus terang Albar mengaku semua itu hanya untuk kepentingan komersial. "Bukan eksperimen. Itu nonsens. Kalau saya mau bereksperimen, tidak akan ke dangdut." Ia juga membantah desas-desus yang mengatakan kontraknya untuk menyanyikan 2 kaset dangdut sebesar Rp 25 juta -- meski ia tidak dapat memberikan jumlah yang tepat. Pokoknya gede deh. Dangdut Albar lincah dan seger serta mengajak bergoyang. Berbeda dengan Rhoma Irama yang nyetrum dangdutnya dengan listrik, sehingga berdentam, Albar justru mengkeret. Dari grup rock yang menghentak dengan voltase tinggi, Albar meloncat menjadi orang udik, sebagaimana juga dilakukan PSP. "Rekaman saya ini semuanya akustik. Hanya bas yang elektrik. Sama sekali tanpa trik. Saya pakai 16 trak," ujarnya. Terhadap Rhoma yang mengarah ke hard rock, raja rock ini kasih kritikam "Saya sayangkan Oma. Dengan sound Deep Purple-nya itu, yang menonjolkan petikan gitarnya, apa masyarakat penggemarnya masih bisa menerima?" Albar menilai perubahan yang dilakukan Rhoma terlalu cepat. Untuk menggarap dangdutnya Albar minta bantuan beberapa dangdutwan totok. Antara lain Nuridin (suling), Kadir (gendang -- ex Soneta dan Harris (mandolin). Selain itu tentu saja anggota God Bless seperti Donny (bas) dan Yan sendiri (mandolin dan sitar). Dibuka dengan musik rock, lalu meloncat ke irama padang pasir, serentak terdengar suara gendang dan barulah muncul wajah dangdutnya. Albar menyanyi dengan suara meliuk-liuk dan manja. "Kalau mendengar rekaman itu, saya masih selalu tertawa geli. Soalnya aneh dan lucu sekali," katanya. Diakui sendiri oleh Albar, rekamannya berbau India dan Arab. Untuk itu selama tiga minggu ia khusus belajar menyanyi dari beberapa kaset Ravi Shankar yang India dan Oum Kultsum yang Mesir. Sama sekali tidak mendengarkan Rhoma Irama, Elvi atau Rafiq, karena takut terpengaruh. "Menyanyi dangdut bukannya lebih sulit. Tapi hanya karena tidak biasa menyanyi seperti itu," katanya. Untunglah Albar memang dari keluarga gambus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus