SETELAH PSP, sekarang Ahmad Albar. Penyanyi rock berusia 33
tahun ini sedang menyiapkan sebuah kaset dangdut yang "lain".
"Saya bersama Yan (gitaris God Bless) memang ingin membuat
dangdut yang lain. Kami memakai alat-alat yang tak pernah
dimainkan pemusik dangdut sini, misalnya gitar dan tabla,"
katanya kepada TEMPO. Ia menjelaskan, para pemusik dangdut
Indonesia sebenarnya ada yang punya gitar, tapi tak pernah
memainkannya. "Mungkin karena nadanya hanya di seputar itu
saja."
Ravi Shankar
Albar memang sudah lama diuber produser untuk diperkosa dengan
dangdut. Mula-mula menolak Biasa 'kan. Lama-lama rayuan makin
berbisa, akhirnya kribo ini berfikir dua kali. Kebetulan Yan
Antono, gitaris God Bless, sudah sejak lama ingin bikin dangdut
-- yang mirip dengan rekaman grup 'Shakti' pimpinan John
McLaughlin. Akhirnya Albar main tancap saja.
Dengan lagu-lagu yang dikarang dan diaransir sendiri oleh Yan,
Albar mulai membuat lirik. "Saya bikin yang spontan dan langsung
saja. Tidak berbelit, sebab lirik yang berbelit tidak mungkin
bisa untuk dangdut," katanya. "Pokoknya yang penting tidak
cengeng, dan tidak cinta-cintaan melulu."
Terus terang Albar mengaku semua itu hanya untuk kepentingan
komersial. "Bukan eksperimen. Itu nonsens. Kalau saya mau
bereksperimen, tidak akan ke dangdut." Ia juga membantah
desas-desus yang mengatakan kontraknya untuk menyanyikan 2 kaset
dangdut sebesar Rp 25 juta -- meski ia tidak dapat memberikan
jumlah yang tepat. Pokoknya gede deh.
Dangdut Albar lincah dan seger serta mengajak bergoyang. Berbeda
dengan Rhoma Irama yang nyetrum dangdutnya dengan listrik,
sehingga berdentam, Albar justru mengkeret. Dari grup rock yang
menghentak dengan voltase tinggi, Albar meloncat menjadi orang
udik, sebagaimana juga dilakukan PSP. "Rekaman saya ini semuanya
akustik. Hanya bas yang elektrik. Sama sekali tanpa trik. Saya
pakai 16 trak," ujarnya.
Terhadap Rhoma yang mengarah ke hard rock, raja rock ini kasih
kritikam "Saya sayangkan Oma. Dengan sound Deep Purple-nya itu,
yang menonjolkan petikan gitarnya, apa masyarakat penggemarnya
masih bisa menerima?" Albar menilai perubahan yang dilakukan
Rhoma terlalu cepat.
Untuk menggarap dangdutnya Albar minta bantuan beberapa
dangdutwan totok. Antara lain Nuridin (suling), Kadir (gendang
-- ex Soneta dan Harris (mandolin). Selain itu tentu saja
anggota God Bless seperti Donny (bas) dan Yan sendiri (mandolin
dan sitar). Dibuka dengan musik rock, lalu meloncat ke irama
padang pasir, serentak terdengar suara gendang dan barulah
muncul wajah dangdutnya. Albar menyanyi dengan suara meliuk-liuk
dan manja. "Kalau mendengar rekaman itu, saya masih selalu
tertawa geli. Soalnya aneh dan lucu sekali," katanya.
Diakui sendiri oleh Albar, rekamannya berbau India dan Arab.
Untuk itu selama tiga minggu ia khusus belajar menyanyi dari
beberapa kaset Ravi Shankar yang India dan Oum Kultsum yang
Mesir. Sama sekali tidak mendengarkan Rhoma Irama, Elvi atau
Rafiq, karena takut terpengaruh. "Menyanyi dangdut bukannya
lebih sulit. Tapi hanya karena tidak biasa menyanyi seperti
itu," katanya. Untunglah Albar memang dari keluarga gambus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini