Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Revolusioner terlambat, dalam ...

Sihanouk kini memimpin suatu pemerintahan pengasingan di peking. bersama gerilyawan pimpinan pol pot dan khieu sampan harus menghadapi vietnam yang sekarang menguasai kamboja.

2 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PANGGUNG sejarah belum tertutup samasekali untuk Norodom Sihanouk. Setelah empat tahun yang penuh kegetiran mengikuti perkembangan negaranya di bawah suatu rejim yang paling radikal, Sihanouk akhirnya mendapatkan kembali peranannya yang lama yang disenanginya. Seperti pada awal tabun 1970-an, Sihanouk sekarang adalah pemimpin Kamboja dalam pengasingan. Dulu melawan rejim Lon Nol, sekarang melawan rejim Heng Samrin yang didukung Vietnam. Orang memang tidak mudah lupa pada pangeran menarik yang selama pemerintahannya membuat Phnom Penh penuh gelak ketawa. Dengan senyumnya yang murah, pangeran yang mengagumi sekaligus Charles de Gaulle, Mao Tse-tung dan Sukarno itu, sangat cepat menarik simpati. Dendam Pribadi Tapi, sejak Maret 1970 Sihanouk jarang sekali tersenyum. Dalam mobil yang membawanya ke lapangan terbang Moskow -- untuk penerbangan ke Peking -- Sihanouk diberitahu oleh PM Uni Soviet Kosygin tentang terjadinya kudeta di Kamboja. Orang kepercayaannya, Lon Nol, menusuknya dari belakang dan mengambil alih pemerintahan. Sejak itu, Sihanouk diliputi oleh keinginan yang meluap akan suatu vendetta pribadi terhadap Lon Nol. Di Peking, sudah siap menunggu Chou En Lai, yang menyambutnya sebagai seorang Kepala Negara dan tawaran untuk memimpin perlawanan dari pengasingan. Untuk memenuhi ego yang besar dari Sihanouk, Mao Tse-tung menyediakan sebuah gedung besar, lengkap dengan mobil dan fasilitas lainnya. Berkali-kali Mao mengingatkan Sihanouk bahwa "semua fasilitas untuknya adalah suatu pinjaman yang bisa dibayar kembali jika revolusi Kamboja sudah menang." Pada waktu itu, ada juga tawaran dari Perancis agar Sihanouk tinggal saja di Paris dengan fasilitas yang terjamin. Sihanouk menolak karena teringat pengalamannya waktu berjalan-jalan di pantai Riveira. Ia mendengar dua orang kaya Perancis yang sedang melancong berbicara sesamanya sambil menoleh pada Sihanouk, "Lihat orang yang gendut dan pesolek itu. Dialah bekas kaisar Bao Dai dari Vietnam yang hidup enak dari uang pajak yang kita bayar." Pengalaman itu membuat Sihanouk kehilangan selera untuk tinggal di Paris, walaupun isterinya yang keturunan Italia lebih senang kota itu ketimbang Peking. Dengan tinggal di Peking, Sihanouk memberikan suatu pengakuan internasional terhadap perjuangan gerilya dari Pol Pot dan Khieu-Samphan dan kawan-kawannya. Mereka ini sebenarnya pernah jadi buronannya pemerintahan Sihanouk, karena menginginkan perubahan sosial yang drastis di Kamboja. Terjadinya aliansi melawan Lon Nol: antara Sihanouk yang tidak punya organisasi dan isi ideologi tapi memiliki reputasi internasional, dengan grup Pol Pot - Khieu Samphan yang punya basis gerilya dan massa serta ideologi yang konsisten. Sihanouk pada masa itu hanyalah didorong oleh keinginannya akan suatu Kamboja yang netral dan utuh serta oleh dendam pribadinya terhadap Lon Nol. Sekali:ekali Sihanouk pergi ke Kamboja dan berpotret dalam ser.Igam piyama hitam, dengan syal di leher, mencoba menjadi seorang revolusioner, yang tidak pernah disenanginya. Ideologi Ketika rejim Pol Pot - Khieu Samphan berkuasa pada tahun 1975, nasib Sihanouk sebenarnya sudah jelas. Pengikut-pengikutnya sebagian besar sudah memilih tinggal di Prancis. Yang tetap menemaninya hanyalah bekas PM Penn Nouth, tangan kanannya yang setia. Bagi Sihanouk, dendam pribadinya sudah tercapai dengan tergulingnya rejim Lon Nol. Walaupun hatinya kecewa melihat cara-cara pemerintahan Pol Pot -- yang juga merenggut dua anaknya ke brigade produksi tanpa alamat -- Sihanouk tidak bisa berbuat apa-apa. Ia telah menjadi tawanan dari dendam pribadinya, dan juga dari rejim Pol Pot. Dengan meniadakan peranan Sihanouk, rejim Pol Pot telah menambah rasa tidak senang Vietnam. Sihanouk adalah sahabat pribadi dari anak seorang bekas Menteri Kerajaan Vietnam yang sekarang menjadi Perdana Menteri negara tersebut, Pham Van Dong. Bersama-sama dengan Presiden Lao, Pangeran Souphanavong, Sihanouk oleh Vietnam dianggap sebagai contoh dari kaum bangsawan yang "patriotik dan revolusioner". Pada tahun 1971 Sihanouk bahkan mengorganisir suatu konperensi pemimpin-pemimpin Indocina di daerah perbatasan Laos, Vietnam dan RRC. Sihanouk juga merupakan satu-satunya Kepala Negara asing yang menghadiri pemakaman Ho Chi Minh pada tahun 1969. Di hlti Hanoi, Sihanouk merupakan seorang sahabat. Dalam sengketa dengan Vietnam, Sihanouk bagaimanapun tetaplah seorang nasionalis Kamboja, yang sebagian wilayahnya pada abad-abad ke-15 dan 16 diambil Vietnam sampai sekarang, ada sekitar satu juta penduduk keturuun Khmer yang tinggal di Vietnam bagian selatan. Mereka inilah yang sering dipakai pemerintahan Vietnam untuk menentang pemerintahan di Phnom Penh, apakah itu Sihanouk, Lon Nol maupun Pol Pot. Mengenai sengketa dengan Vietnam ini, Sihanouk pernah berkata: "Apapun ideologinya -- merah, biru ataukah hijau -- Kamboja akan tetap bermusuhan dengan tetangganya itu. Ucapannya itu sekarang terbukti benar. Setelah merelakan dirinya untuk hidup sebagai warganegara biasa selama empat tahun, Sihanouk tiba-tiba ditolong oleh suatu keadaan untuh sekarang memimpin suatu pemerintahan pengasingan, sekali lagi dari Peking. Ironisnya, ia ditolong oleh sahabat lamanya Vietnam, yang dengan bantuannya dalam menggulingkan Pol Pot, sekarang justru menjadi musuhnya yang utama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus