Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Akibat Kawin Silang

Analisis genetik terhadap gigi geraham dan potongan tulang milik tiga individu berumur 44 ribu tahun yang ditemukan di Gua Bacho Kiro, Bulgaria, pada 2015, kian menguatkan teori kawin silang antara Homo sapiens (manusia modern) dan spesies hominin lain: Neanderthal dan Denisovan.

15 Mei 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Akibat Kawin Silang/Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENURUT penelitian Mateja Hajdinjak dari Max-Planck Institute for Evolutionary Anthropology, Jerman, yang terbit di Nature pada 8 April 2021, dalam genom penghuni Gua Bacho Kiro yang dianggap manusia modern tertua di Eropa itu terdapat 3,4-3,8 persen asam deoksiribonukleat (DNA) Neanderthal. Mereka juga memiliki nenek moyang Neanderthal lima-tujuh generasi sebelumnya. Hal itu menegaskan bahwa kawin silang manusia modern dan Neanderthal terjadi berulang kali dan di banyak tempat.

Pada mulanya, sekitar 350 ribu tahun lalu, sekelompok hominin—subfamili yang mencakup spesies Homo sapiens dan manusia purba yang sudah punah—meninggalkan Afrika dengan tujuan Eurasia. Mereka inilah yang berkembang menjadi Neanderthal dan Denisovan yang menghuni Eurasia selama ribuan tahun. Pada 70-60 ribu tahun lalu, sebagian dari moyang manusia modern meninggalkan Afrika timur, memulai perjalanan migrasi “Keluar dari Afrika”. Ketika mencapai Jazirah Arab, 55-50 ribu tahun lalu, pendatang asal Afrika itu kawin-mawin dengan Neanderthal. Beribu tahun kemudian, 30-15 ribu tahun lalu, sebagian imigran Afrika itu juga bercampur dengan Denisovan yang menghuni Asia Tenggara.

Gelombang migrasi dari Afrika itu juga sampai ke Nusantara, yang merupakan satu dari empat gelombang kolonisasi manusia modern ke Tanah Air. Penelitian David Reich dari Harvard Medical School, Amerika Serikat, pada 2011, menemukan populasi Oseania, yang meliputi Aborigin Australia, Polinesia, Fiji, Mamanwa dan Manobo Filipina, serta Indonesia bagian timur, mewarisi materi genetik Denisovan. Ada 4-6 persen DNA Denisovan dalam genom mereka. Sementara itu, penduduk Indonesia bagian barat, yang masuk populasi Asia Tenggara, mewarisi DNA Neanderthal. Menurut penelitian Richard E. Green dari Max-Planck Institute for Evolutionary Anthropology, pada 2010, diperkirakan ada 1-4 persen DNA Neanderthal dalam genom orang Eurasia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus