Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
UNDP memperkirakan ekonomi Myanmar terancam kolaps.
Bank-bank membatasi pengambilan duit setiap hari.
Junta militer berusaha bertahan dengan sokongan negara mitra bisnisnya.
TEMPAT-tempat penukaran mata uang asing yang masih beroperasi menjadi incaran para penduduk Yangon, Myanmar, untuk mendapatkan uang tunai, terutama dolar Amerika Serikat. Di tengah kekacauan setelah kudeta militer pada 1 Februari lalu, masyarakat berusaha menyelamatkan harta mereka yang tersisa. Pengelola penukaran valuta asing bahkan kewalahan melayani mereka. “Stok dolar nyaris kosong,” ujar seorang pengelola, seperti dilaporkan Nikkei Asia pada Senin, 10 Mei lalu.
Krisis politik dan keamanan yang terus berlanjut di Myanmar membuat nilai mata uang Myanmar, kyat, anjlok. Turunnya kepercayaan publik kepada pemerintah yang dikendalikan juta militer membuat nilai tukar kyat makin terperosok lebih dari 20 persen sejak kudeta, meski junta berusaha mengintervensi untuk mendongkraknya kembali.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo