Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini di Amerika Serikat, Australia, dan Kanada, digegerkan temuan jamur enoki (Flamulina velutipes) yang tercemar bakteri Listeria monocytogenes. Pencemaran jamur impor dari Korea itu sampai ditetapkan Kejadian Luar Biasa pada Maret-April 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti mikrobiologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Iwan Saskiawan menjelaskan bakteri patogen itu mengkontaminasi saat proses pengepakan jamur enoki atau saat penyimpanan. Lewat keterangan tertulisnya, dia mengatakan kalau bakteri itu 'suka' produk olahan berbahan dasar susu dan turunannya seperti keju, es krim dan yoghurt.
Tapi, Iwan juga menerangkan, penelitian terbaru mengungkap bakteri yang sama juga dapat mengkontaminasi daging mentah serta sayuran. "Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini disebut dengan listeriosis yang ditandai dengan gejala demam tinggi, sakit kepala, pegal, mual, sakit perut dan diare," kata Iwan, Minggu 28 Juni 2020.
Iwan menambahkan, melalui pencucian yang sempurna dengan air mengalir, pengolahan dan penyimpanan yang benar, umumnya jamur enoki dan bahan pangan lain itu akan aman dikonsumsi. Bakteri itu disebutnya akan mati pada suhu 75 derajat Celsius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, situs web Mayo Clinic menulis kalau bakteri Listeria terutama menyerang empat golongan, termasuk bayi yang baru lahir, perempuan hamil, orang tua berusia 65 tahun ke atas, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Berbagai dampak negatif bagi tubuh juga bisa langsung dialami.
Pada kasus sedang, infeksi listeriosis dapat menyebabkan septikemia atau meningitis. Sedangkan untuk kasus yang lebih serius, bisa menyebabkan kematian.
Badan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencatat sekitar 260 kematian di Amerika Serikat setiap tahunnya karena infeksi listeriosis. Angka tersebut bahkan melebihi tingkat kematian Salmonella dan Clostridium botulinum. Untungnya, rasio kasus yang berakibat fatal dan sedang adalah 20:80.