Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah bangunan di kampus Institut Agama Islam Negeri atau IAIN Ambon di Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, ambruk. Kerusakan ini diduga karena tanah longsor saat terjadi hujan lebat awal Juni 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapan BPBD Maluku, John Hursepuny, mengemukakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi(PVMBG) di Bandung diminta untuk melakukan kajian atau survei gerakan tanah atau longsor di kompleks IAIN Ambon.
Kadis Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maluku, Martha Nanlohy telah menyurati Kepala Badan Geologi Cq PVMBG di Bandung.
"Jadi Badan Geologi Cq PVMBG diminta untuk mengirimkan tim untuk meneliti kejadian longsor tersebut dan diinformasikan setelah Idul Fitri," ujarnya seperti dikutip Antara, Senin, 10 Juni 2019.
Dia mengutip laporan sementara tim geologi Dinas ESDM Maluku yang melakukan peninjauan pada 4 Juni 2019, terjadi bencana geologi berupa gerakan tanah atau longsor dengan jenis debris slide dan amblesan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim peninjau dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meninjau Gedung Auditorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon yang rusak akibat terdampak pergerakan tanah di kawasan kampus IAIN, Desa Batu Merah, Ambon, Maluku, Minggu 9 Juni 2019. Pergerakan tanah yang terjadi sejak Senin (3/6/2019) tersebut awalnya merusak gedung Pusat Perpustakaan dan mengancam sejumlah bangunan lainnya yakni gedung Auditorium, gedung Laboratorium MIPA dan gedung generator di lokasi tersebut. ANTARA FOTO/izaac mulyawan
Bentuk longsor berupa hiperbola atau setengah lingkaran, panjang dan lebar longsor tidak dapat diukur karena tanah masih bergerak.
"Bangunan fisik rusak berat empat unit yakni gedung auditorium, gedung perpustakaan, gedung laboratorium matematika dan gedung genset (ambles). Dua lainnya yang akan terkena dampak juga yaitu gedung pusat (rektorat) dan gedung tarbiyah," kata John.
Gubernur Maluku Murad Ismail mengatakan dibutuhkan dana sekitar Rp15 miliar untuk menangani tanah longsor di IAIN.
"Anggaran yang dibutuhkan untuk menangani kerusakan di kompleks IAIN Ambon itu akan digabungkan dengan dampak banjir dan longsor yang mengakibatkan delapan rumah warga tertimbun dan sejumlah infrastruktur seperti jembatan di ruas jalan Trans Seram amblas atau miring untuk disampaikan ke Kementerian PUPR," ujarnya.
Komisi C DPRD Maluku mendesak aparat penegak hukum melakukan penyelidikan terhadap robohnya bangunan di IAIN Ambon itu.
"Ini bukan soal bencana semata sebab yang menyatakan itu bencana atau bukan adalah instansi terkait, tetapi awal mendirikan bangunan di atas sebidang tanah dibutuhkan kajian dari tim perencanaan dan teknis," kata anggota komisi C DPRD Maluku, Hamdani Laturua.