Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar gigitan ular berbisa Tri Maharani menjelaskan bagaimana cara bisa ular menyebar lalu bisa mematikan korban. “Proses penyebaran bisa kobra dan semua ular adalah lewat kelenjar getah bening,” ujar Tri kepada Tempo melalui pesan pendek, Jumat, 13 Fesember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ular kobra atau disebut ular sendok merupakan jenis ular berbisa dari suku Elapidae. Disebut ular sendok karena ular ini dapat menegakkan dan memipihkan lehernya, melengkung menyerupai sendok, apabila merasa terganggu atau merasa terancam oleh musuhnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baru-baru ini masyarakat dikejutkan dengan munculnya puluhan anak ular kobra di pemukiman warga di beberapa lokasi seperti Depok, Bogor, Bekasi dan Jakarta. Temuan itu membuat masyarakat di wilayah tersebut resah.
“Kemudian karena cobra neurotoxin, cytotoxin, necrotoxin dan cardiotoxin maka kobra saat fase sistemik akan mampu membuat orang meninggal dengan cepat dengan cardiotoxin dan neurotoxin serta menimbulkan kecacatan dengan necrotoxin-nya,” ujar lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya itu.
Sebelumnya pada Agustus lalu, satpam perumahan Paramount Serpong, Tangerang, yang digigit ular berbisa Welang hingga tewas. Menurut Peneliti Herpetologi dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Amir Hamidy ada beberapa macam venom atau bisa ular.
"Ada neurotoksin yang menyerang saraf, hemotoksin menyerang darah dan kardiotoksin menyerang jantung. Tapi yang paling umum itu adalah neurotoksin dan hemotoksin," ujar Amir..
Neurotoksin, Amir melanjutkan, merupakan bisa yang terdapat di beberapa jenis ular, seperti Bungarus candidur (Weling) dan Bungarus fasciatus (Welang). Selain itu, juga terdapat pada Ophiophagus hannah (King Cobra), Calliophis bivirgatta (Ular Cabe Besar), dan Calliophis intestinalis (Ular Cabe Kecil).
Menurut Amir, semua venom cukup fatal dan mematikan, yang paling cepat neurotoksin karena menyerang sarap. "Neurotoksin itu dia shut down sarap pernapasan. Penyebarannya melaui getah bening, jadi sebenarnya tergantung penanganan pertamanya, kalau enggak tepat ya berakibat fatal, cuma kalau kita lihat secara detail neurotoksin paling cepat (menyebar)," kata peneliti reptil itu.