Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Berbeda Jenis dan Ketinggian Awan, Berlainan Pula Tipe Hujannya

Ada lima awan penghasil hujan, yaitu kumulonimbus, nimbostratus, stratokumulus, stratus, altokumulus. Keseluruhan jenis awan itu berada di ketinggian

24 Februari 2022 | 13.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika sinar matahari terik, air di permukaan Bumi akan menguap dan naik ke atas. Penguapan itu menyebabkan kandungan air dalam awan makin berat. Saat peningkatan bobot itu, air jatuh, kemudian terjadi hujan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada lima awan hujan, yaitu kumulonimbus, nimbostratus, stratokumulus, stratus, altokumulus. Keseluruhan jenis awan itu berada di ketinggian yang tak sama. Cara menghasilkan hujan pun berbeda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berapa ketinggian minimum masing-masing jenis awan itu?

  • Kumulonimbus

Kumulonimbus merupakan awan penghasil hujan deras disertai petir dan guntur, seperti dikutip dari Science Direct. Awan ini melayang di ketinggian di atas 2.000 meter. Ciri bentuknya seperti bunga kol. Bagian atas berwarna putih dan gelap di dasarnya. Warna gelap awan, karena sangat tebal menutupi cahaya matahari.

Biasanya, awan ini muncul diikuti awan sirostratus di atasnya. Terkadang, selain menimbulkan badai, kumulonimbus dan sirostratus juga memunculkan angin puting beliung. Di wilayah subtropis, awan jenis ini yang menghasilkan hujan salju.

  • Nimbostratus

Hujan intensitas rendah dan lama muncul dari awan nimbostratus. Awan ini melayang rendah dan membentang luas di permukaan Bumi.  Nimbostratus berada di ketinggian minimum 600 meter. Mengutip World Meteorological Organization (WMO), awan nimbostratus menyebabkan mendung, karena cukup tebal menutupi sinar matahari. Saat mendung hampir seluruh permukaan langit tertutup awan nimbostratus. Awan ini memiliki warna putih gelap cenderung keabu-abuan.

  • Stratokumulus

Menurut World Meteorological Organization, secara sekilas bentuk stratokumulus seperti bagian dasar awan kumulonimbus. Bedanya, awan ini datar tak terlihat bagian atasnya. Stratokumulus mengambang di ketinggian di bawah 2.000 meter. Warnanya bervariasi karena ketebalannya tak sama. Di bagian yang tipis akan berwarna putih terang. Adapun bagian yang tebal berwarna abu-abu gelap. Biasanya hujan yang dihasilkan awan stratokumulus tidak deras dan bergerak cepat.

  • Stratus

Startus merupakan lapisan awan kelabu dengan dasar yang cukup seragam. Biasanya berada di ketinggian di bawah 600 meter. Terkadang stratus muncul dalam bentuk yang tidak beraturan, seperti dikutip dari Bureau of Meteorology Australia. Awan stratus cukup tipis. Awan ini dapat berkembang menjadi awan nimbostratus yang menimbulkan gerimis.

  • Altokumulus

Seperti kumulonimbus, awan altokumulus juga menyebabkan hujan deras dibarengi munculnya petir. Bedanya, awan ini berbentuk bulatan kecil dan banyak seperti kapas yang mengambang di langit. Altokumulus berada di ketinggian minimum 2.000 meter.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus