Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Berapa Jumlah Semut di Bumi? Studi Ini Ungkap Datanya

Penelitian berskala global mengungkapkan, jumlah semut di seluruh dunia mencapai 20 kuadriliun ekor, atau angka 20 dengan 15 nol di belakangnya.

8 April 2025 | 12.52 WIB

Ilustrasi Semut. Media Corp
Perbesar
Ilustrasi Semut. Media Corp

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah terpikir berapa banyak semut yang hidup di Bumi? Pertanyaan sederhana ini mungkin jarang muncul, tapi jawabannya menyimpan fakta mengejutkan tentang keberadaan makhluk kecil ini dalam ekosistem. Sebuah studi terbaru mengungkap estimasi populasi semut secara global—dengan angka yang jauh melampaui dugaan kebanyakan orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Penelitian berskala global mengungkapkan bahwa jumlah semut di seluruh dunia mencapai 20 kuadriliun ekor, atau angka 20 dengan 15 nol di belakangnya. Temuan ini disampaikan oleh tim ilmuwan yang dipimpin Sabine Nooten dan Patrick Schultheiss dari Julius-Maximilians-Universität Würzburg.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Menurut perkiraan kami, populasi semut global mencapai 20 x 10 pangkat 15 – yaitu 20 kuadriliun hewan. Itu adalah angka 20 dengan 15 nol di belakangnya, yang sulit dibayangkan dan diapresiasi,” ujar Nooten, dikutip dari laporan Earth.com, Selasa, 8 April 2025. 

Penelitian ini dimuat dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences dan berdasarkan analisis terhadap 489 studi tentang semut tanah dan semut pohon di berbagai belahan dunia. Selain menemukan angka populasi yang sangat besar, para peneliti juga mencatat bahwa biomassa semut secara keseluruhan melebihi gabungan biomassa burung liar dan mamalia.

“Jumlah total semut melampaui biomassa gabungan burung liar dan mamalia dan setara dengan sekitar 20 persen dari biomassa umat manusia,” kata Schultheiss.

Saat ini, diketahui ada sekitar 22.000 spesies semut di dunia. Keberhasilan mereka sebagai spesies sangat bergantung pada struktur sosial yang kompleks, di mana beberapa individu fokus pada reproduksi, sementara yang lain bertugas merawat keturunan, mencari makan, atau menyembuhkan anggota koloni yang sakit. 

Para peneliti menemukan bahwa semut paling banyak ditemukan di wilayah tropis dan subtropis. Mereka dapat bersarang di antara dedaunan hutan maupun di tanah terbuka di wilayah kering. Pola penyebaran ini memberikan gambaran tentang bagaimana suhu, curah hujan, dan vegetasi memengaruhi kelimpahan semut.

Penelitian ini juga mengungkap kecanggihan perilaku sosial semut yang menjadi kunci keberhasilan mereka sebagai spesies. Meskipun tidak memiliki pemimpin tunggal, semut mengandalkan aktivitas kolektif dan kecerdasan kawanan untuk menyelesaikan tugas. Koloni semut mampu membangun jaringan jejak rumit, menjadikan tubuh mereka sebagai jembatan, bahkan ‘bercocok tanam’ jamur atau memelihara kutu daun sebagai sumber makanan. Beberapa koloni bahkan terbukti mampu mengungguli manusia dalam tugas-tugas kognitif kooperatif tertentu.

Semut memainkan peran penting dalam ekosistem, mulai dari memindahkan hingga 13 ton tanah per hektare per tahun, membantu penyebaran biji tanaman, hingga mengurai materi organik yang memperkaya kesuburan tanah. Meski begitu, beberapa spesies seperti semut api dapat menjadi invasif dan mengancam spesies lokal.

Penelitian ini juga menyoroti pentingnya pemantauan jangka panjang terhadap populasi semut, terutama di tengah perubahan iklim dan pergeseran habitat akibat aktivitas manusia. Para peneliti berharap data ini bisa digunakan untuk mendukung konservasi dan perlindungan ekosistem. 

“Dengan mempelajari serangga ini, para ilmuwan mendapatkan wawasan tentang ketahanan, kemampuan beradaptasi, dan jaring kehidupan yang rumit yang menopang segalanya,” tulis laporan tersebut.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus