Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Bermodal Nilai Pas-pasan

20 Oktober 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA saat masih muda, John Sulston tidak pernah bermimpi bisa menggapai hadiah Nobel. Prestasinya ketika menjadi mahasiswa Universitas Cambridge, Inggris, pun tidak menonjol. Dia lulus dari universitas ini pada 1963 dengan nilai pas-pasan. Karenanya dia sempat memutuskan untuk meninggalkan dunia ilmu pengetahuan dan berniat menjadi seorang aktivis lembaga swadaya masyarakat yang membantu negara berkembang. Tapi cita-cita sederhana ini tidak terwujud. Iseng-iseng dia akhirnya mengirimkan lamaran ke laboratorium kimia di Universitas Cambrige. Kebetulan saat itu kampusnya sedang membutuhkan tenaga ilmuwan sebanyak-banyaknya. Dengan nilai pas-pasan pun akhirnya dia bisa masuk. "Sekarang tidak mungkin saya bisa masuk dengan nilai seperti itu," kata Sulston. Setelah menjadi peneliti, bakat dan kemampuan Sulston barulah berkembang. Tiga tahun kemudian dia bisa menyelesaikan program doktor di Cambridge dengan nilai memuaskan. Sempat tinggal di Amerika Serikat selama tiga tahun, akhirnya ahli biologi ini kembali ke laboratoriumnya di Universitas Cambridge untuk meneliti cacing elegans. Dia meneliti dengan cara sangat heroik. Ketika ingin mengetahui pertumbuhan dari sel telur hingga menjadi cacing dewasa, ia bekerja selama 18 bulan tanpa libur. Kadang, Sulston menghabiskan waktu sampai 24 jam di depan mikroskop. Dia mengamati bagaimana sel-sel membelah diri atau mati. Semua proses itu diamati dengan teliti, lalu dicatat. Cara manual seperti itu amat melelahkan. Tapi hasilnya lebih baik dibandingkan dengan tim ilmuwan Jerman yang sebelumnya telah meneliti lewat komputer dan kamera video. Sulston bisa membuat silsilah ke-959 sel dari turunan satu sel telur yang dibuahi. Selama proses menjadi dewasa, sel yang tercipta sebenarnya 1.090, tapi 131 sel di antaranya ditakdirkan untuk mati. Kerja keras Sulston tersebut membuka jalan bagi ilmuwan lain untuk mengamati sel-sel dalam cacing elegans lebih jauh. Karena itulah lelaki yang sekarang berusia 62 tahun ini dinilai pantas mendapat hadiah Nobel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus