Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Tim ITS merancang bilik disinfeksi, rumah sakit portabel, dan ruang isolasi portabel untuk membantu penanganan wabah akibat virus corona.
Bilik disinfeksi menggunakan ozon, yang lebih aman bagi manusia, untuk membunuh bakteri dan virus.
Sudah digunakan di RS Unair dan fasilitas kesehatan ITS.
TIM Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Rumah Sakit Universitas Airlangga, Surabaya, membuat peralatan kesehatan untuk membantu penanganan wabah akibat virus corona. Paket inovasi itu berupa bilik disinfeksi, rumah sakit portabel bernama Portahos, dan ruang isolasi portabel. Ketiga alat itu diluncurkan di Gedung Pusat Robotika ITS pada Senin, 23 Maret lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bilik disinfeksi menggunakan ozon (O3) untuk membunuh bakteri dan virus. Metode ini dinilai lebih aman dibanding penggunaan penyemprot cairan disinfektan kimia yang berisiko menimbulkan iritasi kulit. Konsentrasi ozon yang digunakan dalam bilik sudah diatur agar aman digunakan untuk manusia. “Sudah diuji coba dan tidak berbahaya,” kata Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ozon adalah salah satu gas yang terbukti dapat membunuh bakteri dan virus dalam konsentrasi tertentu. Setelah digunakan, ozon akan berubah lagi menjadi oksigen di udara bebas. “Prinsipnya hanya mengubah oksigen di udara menjadi ozon,” ucap Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat ITS Agus Muhamad Hatta, Rabu, 1 April lalu.
Menurut Bambang, tim ITS dan RS Universitas Airlangga sudah menentukan kadar ozon yang bisa digunakan dan berapa lama orang perlu berada di dalam bilik. Semburan ozon menggunakan metode pengkabutan seperti di sauna sehingga orang di bilik tidak kebasahan. Metode ini diaktifkan dengan ultrasonik.
Bambang mengatakan bilik disinfeksi tersebut masih bisa dilengkapi dengan teknologi citra termal. Perangkat ini digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh seseorang secara otomatis ketika memasuki bilik. “Misalnya 20 detik di bilik, ada semacam citra. Jadi kita tahu berapa suhu badannya,” ujarnya.
Fasilitas Penanganan Wabah Virus Corona/Tempo
Bilik disinfeksi ini dikirim ke RS Universitas Airlangga pada Senin, 30 Maret lalu. Satu unit lain dikirim ke Medical Center ITS untuk menunjang upaya pencegahan penyebaran penyakit menular di lingkungan kampus. Menurut Hatta, seperti dikutip dari situs kampus, ITS tidak menjual bilik disinfeksi tersebut. Meski demikian, ITS bersedia terbuka untuk kerja sama pembuatan bilik.
Adapun Portahos adalah tenda yang fleksibel tapi kokoh. Fasilitas itu bisa dibuat untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien yang melebihi kapasitas rumah sakit utama. Bambang mengungkapkan, ITS masih mendata kondisi RS Universitas Airlangga untuk memvalidasi kebutuhan membuat rumah sakit portabel tersebut.
Sedangkan ruang isolasi portabel berprinsip serupa dengan Portahos tapi dalam ukuran lebih kecil. Fasilitas ini menekankan efisiensi dan efektivitas dalam mengkarantina pasien Covid-19. Tipe ruang isolasi sudah disesuaikan dengan panduan dari Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan dalam pedoman teknis 2015.
Ruang isolasi portabel yang menggunakan modul peti kemas berukuran 20 kaki (panjang 6 meter dan lebar 2,4 meter) itu memenuhi kriteria serta cepat, murah, dan mudah dibangun. Fasilitas ini dikembangkan dengan kelengkapan sarana penyaring udara atau high-efficiency particulate air filter, penyejuk udara, dan sistem pencahayaan. Selain dalam rupa kontainer, ruang isolasi bisa dikembangkan berbentuk tenda.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo