Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

BMKG Sebut Bencana Hidrometeorologi Bisa Meningkat pada 2025, La Nina Turut jadi Penyebab

Penyimpangan suhu pengaruhi curah hujan dan berpotensi meningkatkan bencana hidrometeorologi.

20 November 2024 | 12.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi berbagai faktor yang akan mempengaruhi iklim sejak November 2024 hingga 2025. Salah satu faktor yang juga meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi adalah penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan perairan lokal Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan penyimpangan suhu berhubungan erat dengan fenomena La Nina yang menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia. Kondisi La Nina yang lemah saat ini diperkirakan akan berlanjut hingga awal 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Menyebabkan suhu perairan Indonesia lebih hangat dari rata-rata, yang pada gilirannya meningkatkan pembentukan awan hujan,” ujar Dwikorita pada Senin, 18 November 2024.

Proyeksi ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan mendapat curah hujan tinggi pada 2025. Frekuensi bencana hidrometeorologi akibat curah hujan tinggi, seperti banjir, longsor, hingga angin kencang, diprediksi akan lebih tinggi dari biasanya.

Berdasarkan penjelasan BMKG, La Nina merupakan kejadian anomali iklim global yang ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut atau sea surface temperature di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya. Saat ini ada fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang juga mempengaruhi distribusi hujan.

Dalam proyeksi curah hujan tahunan BMKG, sekitar 67 persen wilayah Indonesia berpotensi mengalami curah hujan lebih dari 2.500 milimeter per tahun. Ada juga wilayah yang curah hujannya menembus 5 ribu milimeter per tahun. Dengan dengan curah hujan tinggi ini mencakup sebagian besar wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Menurut Dwikorita, sekitar 15 persen wilayah di Indonesia juga kemungkinan akan mengalami curah hujan di atas normal. Hanya 1 persen wilayah yang akan mengalami curah hujan rendah. “Terutama di daerah Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat,” ucap Dwikorita.

Dia menyebut La Nina lemah sudah terjadi bersamaan dengan masuknya musim hujan pada bulan ini, November 2024. BMKG sebelumnya memperkirakan bahwa La Nina lemah hanya akan bertahan hingga kuartal pertama 2025. “Umumnya dimulai November, dan diperkirakan akan berlanjut hingga Januari, Februari, Maret,” katanya dalam jumpa pers virtual pada 4 November lalu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus