Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

BRIN dan Pemkot Semarang Olah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Petasol Setara Solar

Petasol memanfaatkan limbah plastik yang mengotori sungai dan irigasi menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan.

30 Oktober 2024 | 11.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM) dan Pemerintah Kota Semarang berinovasi dalam pengolahan sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang disebut Petasol.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petasol merupakan BBM asal plastik PE yang digunakan sebagai terobosan alternatif sampah polimer liquid untuk mesin diesel Alat Mesin Pertanian (Alsintan), di antaranya mesin perontok gabah (power threser).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petasol memanfaatkan limbah plastik yang mengotori sungai dan irigasi menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan. Teknologi Pirolisis Muktikondensor ini dikembangkan untuk memberikan solusi energi murah bagi petani, meningkatkan efisiensi, sekaligus mengurangi limbah plastik. 

“Hasil riset daur ulang ini perlu kita manfaatkan agar kesejahteraan petani dapat meningkat, terutama mereka yang tinggal di kawasan pesisir,” ujar Peneliti Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup BRIN, Tri Martini Patria, melalui keterangan tertulis, Rabu, 30 Oktober 2024. 

Menurutnya, dengan teknologi Fast Pyrolysis (Faspol) yang digunakan dalam proses tersebut, efektif memenuhi standar bahan bakar setara minyak solar dan dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan mesin-mesin pertanian.

Selain itu, pemanfaatan limbah biomassa menjadi briket charcoal juga merupakan langkah strategis dalam mendukung transisi energi mandiri dan ramah lingkungan. Briket yang dihasilkan dari biomassa limbah pertanian dapat menjadi solusi alternatif bagi kebutuhan energi rumah tangga, menggantikan bahan bakar fosil yang lebih mahal dan tidak ramah lingkungan. 

“Dengan pendekatan terintegrasi, proses dari hulu hingga hilir pangan dapat sepenuhnya memanfaatkan energi alternatif ini,” kata Kepala Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup BRIN,  Nugroho Adi Sasongko.

Adi mengatakan, selain mendukung keberlanjutan lingkungan, pemberdayaan maksimal terhadap UMKM melalui produksi dan distribusi briket turut memperkuat ekonomi masyarakat. 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus