Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BADAN Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan formula produk olahan rumput laut untuk membuat cangkang kapsul sebagai bahan sediaan tambahan dalam industri obat. Inovasi kapsul bernama Rulindo Caps itu merupakan produk perdana berbahan nabati yang siap diproduksi industri kapsul dalam negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Formulanya dibuat para peneliti di Pusat Teknologi Agroindustri BPPT. Jenis yang dikembangkan adalah kapsul keras yang belum dibuat di dalam negeri. "Ada juga tipe kapsul lunak berbahan rumput laut yang digunakan untuk vitamin dan minyak ikan, tapi semuanya masih diimpor," kata Heri Purwoto, peneliti Pusat Teknologi Agroindustri, Kamis dua pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cangkang kapsul obat umumnya terbuat dari gelatin kulit dan tulang hewan, seperti babi dan sapi. Ada juga yang dibuat dari tulang ikan dan kerang. Namun tidak semua konsumen Indonesia bisa menerima kapsul yang dibuat dari gelatin babi dan sapi. Kaum muslim tidak boleh mengkonsumsi produk yang mengandung unsur babi. Adapun dalam agama Hindu, sapi dianggap sebagai hewan suci.
Pembuatan cangkang kapsul ini menjadi alternatif diversifikasi aplikasi produk nabati yang diolah di dalam negeri. Kapsul yang ada saat ini kebanyakan dibuat dari gelatin yang bahan bakunya diimpor. Menurut Kepala BPPT Unggul Priyanto, kapsul berbahan rumput laut cocok bagi vegetarian dan lebih terjamin halal.
Dalam mengembangkan purwarupa dan pengujian produksi skala industri, BPPT bekerja sama dengan PT Kapsulindo Nusantara. "Rulindo Caps secara fisik memiliki penampilan yang sangat baik serta memenuhi standar kefarmasian dan keekonomian," ujar Unggul, seperti ditulis di situs BPPT.
Komponen utama Rulindo Caps adalah karagenan, yaitu produk olahan rumput laut. Bahan bakunya diambil dari tanaman jenis Euchema cottonii. Meski menjadi produk rumput laut komersial terbesar di Indonesia, penggunaan karagenan di Indonesia masih sedikit. "Pembuatan cangkang kapsul ini bertujuan memaksimalkan pemakaian sampai ke produk akhir," ucap Heri.
Heri mengatakan kapsul baru ini diproduksi untuk mengemas produk obat herbal dan vitamin. Banyak produsen obat herbal yang menginginkan kapsul terbebas dari unsur hewani. "Kalau untuk penggunaan farmasi, perlu penelitian dan uji coba lebih dalam," tuturnya.
Manajer of Quality PT Kapsulindo Nusantara, Ari Setiaji, menyebutkan potensi rumput laut Indonesia sangat besar. Pengembangan formula kapsul rumput laut bersama BPPT setidaknya telah berjalan dua tahun terakhir. Setelah membuat purwarupa, mereka akan memodifikasi mesin untuk memproduksi cangkang kapsul non-gelatin. "Perlu penyesuaian karena ada perbedaan material," katanya.
Saat ini, PT Kapsulindo memiliki delapan mesin pencetak kapsul. Setiap unit bisa memproduksi hingga 30 juta kapsul dalam sebulan. "Tahun depan, mesin untuk kapsul non-gelatin sudah beroperasi," ucap Ari.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo