Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

CDC Temukan Kasus Radang Otot Jantung Penerima Vaksin Covid-19 mRNA

Mirip dengan yang pernah ditemukan di Israel, kasusnya terutama di kalangan pria muda setelah mereka menerima dosis suntikan vaksin Covid-19.

11 Juni 2021 | 10.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC melaporkan jumlah kasus peradangan otot jantung yang lebih tinggi daripada biasanya di era vaksin Covid-19. Mirip dengan yang pernah ditemukan di Israel, kasusnya terutama di kalangan pria muda setelah mereka menerima dosis kedua vaksin jenis mRNA.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wakil Direktur Kantor Keamanan Imunisasi CDC, Tom Shimabukuro, menjelaskan, secara keseluruhan, 226 kasus miokarditis atau perikarditis setelah vaksinasi pada orang yang berusia kurang dari 30 tahun telah dikonfirmasi. Miokarditis atau myocarditis adalah kasus peradangan pada lapisan tengah dinding jantung, sedang perikarditis merupakan pembengkakan dan iritasi pada membran seperti kantung tipis yang membungkus jantung (pericardium).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Biasanya, kata Tom, angkanya kurang dari 100 kasus yang diharapkan terjadi dalam kelompok usia itu. “Namun, penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan apakah vaksinasi adalah penyebabnya,” ujar dia, seperti dikutip dari NBC, Kamis 10 Juni 2021.

Remaja dan orang-orang berusia awal 20-an menyumbang lebih dari setengah kasus miokarditis yang dilaporkan ke sistem pemantauan keamanan CDC setelah vaksinasi Covid-19 tersebut. Catatan diberikan bahwa angka 226 kasus itu mewakili sebagian kecil saja dari jumlah penerima vaksinasi. "Kami jelas memiliki ketidakseimbangan di sana," tutur Tom.  

Sebagian besar kasus dipulangkan setelah kunjungan ke rumah sakit pada akhir Mei lalu. Disebutkan 15 pasien masih dirawat di rumah sakit, dengan tiga yang di unit perawatan intensif, dua pasien di ICU karena memiliki masalah kesehatan lainnya.

Cody Meissner, kepala penyakit menular pediatrik di Rumah Sakit Anak Tufts di Boston, AS, mengaku sulit untuk menyangkal bahwa ada beberapa peristiwa yang tampaknya terjadi dalam hal miokarditis. Gejalanya kelainan ini bisa termasuk demam dan kelelahan, serta sesak napas dan jenis nyeri dada yang sangat spesifik.

“Pasien cenderung mengatakan dada mereka lebih sakit ketika mereka condong ke depan. Rasa sakit cenderung mereda ketika bersandar,” kata Meissner.

Bila diperlukan, pengobatannya melibatkan obat anti-inflamasi, seperti ibuprofen, dan dalam beberapa kasus, obat intravena yang disebut IVIG. Umumnya, anak-anak yang menderita miokarditis akan ditindaklanjuti oleh ahli jantung selama sekitar enam bulan untuk memastikan tidak ada masalah lain yang signifikan. Sebagian besar kasus umumnya ringan dan hilang dengan sendirinya. 

Pakar keamanan vaksin selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan efek samping setelah vaksin baru apa pun. “Jumlah kasus miokarditis yang dilaporkan di kalangan anak muda memang meningkat, tapi tidak ada tanda bahaya besar yang diidentifikasi,” ujar Tom lagi.

Namun, insiden yang lebih tinggi dari biasanya layak untuk diteliti lebih lanjut. CDC akan mengadakan pertemuan Komite Penasihat tentang Praktik Imunisasi pada 18 Juni mendatang untuk melihat lebih lanjut bukti-bukti yang ada dan menilai risiko miokarditis setelah suntikan vaksin Covid-19. 

NBC NEWS | CDC

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus