Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Universitas Indonesia akan menggelar riset vaksin Covid-19 sebagai penguat atau vaccine booster bagi masyarakat umum. Sementara ini suntikan vaksin ketiga itu baru diberikan kepada kalangan pekerja medis namun tidak dibarengi dengan riset.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kita akan melakukan penelitian lagi, dikasih kepercayaan sama WHO dan Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian vaccine booster,” kata ketua tim riset, Eddy Fadlyana, dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, mengungkapkan, Kamis 14 Oktober 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurutnya, hasil riset akan menjadi data untuk kebijakan pemerintah dan WHO soal perlu tidaknya pemberian vaksin penguat bagi khalayak umum. Dalam satu riset itu akan mengakomodasi dua kepentingan.
Bagi Kementerian Kesehatan, untuk mencari tahu hasil vaksinasi setelah sebulan suntikan penguat diberikan. Sedangkan bagi WHO lebih panjang lagi waktunya, hingga setengah tahun.
“Kalau yang sudah divaksin diperiksa antibodinya setelah sebulan, nanti yang WHO dipantau sampai 6 bulan,” ujar dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung itu.
Rencananya, riset itu akan dimulai Desember mendatang melibatkan 100 anggota tim. Adapun total jumlah relawan yang dibutuhkan sebanyak 1.500 orang. Rekrutmen relawan akan diumumkan November.
Nantinya relawan yang sudah mendapat dua kali dosis suntikan dari imunisasi massal, kata Eddy, akan diberikan dosis ketiga dari tiga merek vaksin. “Nanti dikasih booster dari Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer,” kata manajer tim riset uji klinis fase III vaksin Sinovac di Indonesia itu.
Kelompok penerima vaksin Covid-19 booster nantinya terbagi lagi yaitu yang mendapat vaksin ukuran penuh 0,5 mililiter dan 0,25 mililiter. Menurut Eddy, model riset tersebut sesuai permintaan WHO dan juga dilakukan di beberapa negara lain.
Lokasi risetnya akan digelar di Bandung dan Jakarta. Di Bandung misalnya, riset vaccine booster juga akan melibatkan Puskesmas Garuda, Puskesmas Ciumbuleuit, dan Balai Kesehatan Universitas Padjadjaran.
Baca juga:
Pohon Raksasa Kejutkan Tim Pendamping Hutan Desa di Mentebah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.