Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Walaupun sejak zaman dahulu penjelajah telah melintasi laut untuk menemukan pulau baru, tetapi tidak pernah ada yang berpikir untuk menyelaminya. Atas dasar itu, seorang ahli matematika dan penulis asal Inggris, William Bourne, mencetuskan ide pertama kali untuk membuat kapal yang dapat menyelam alias kapal selam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Britannica, ide untuk merancang sebuah kapal yang dapat bermanuver di dalam air muncul pada 1578 oleh William Bourne pada saat mata pelajaran angkatan laut. Bourne mencetuskan perahu tertutup yang sepenuhnya dapat tenggelam dan mendayung di bawah air. Perahu ini terdiri dari bingkai kayu yang dilapisi bahan kulit tahan air. Namun, Bourne tidak pernah membangun perahu idenya ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selanjutnya, seorang penemu asal Belanda, Cornelis Drebbel, dikreditkan sebagai orang yang membangun kapal selam pertama. Antara 1620-1624, ia berhasil menggerakkan kapal selamnya di kedalaman 4-5 meter di bawah permukaan Sungai Thames di Inggris. Kapal selam yang dibangun Drebbel mirip dengan ide Bourne karena lambungnya terdiri dari kulit berminyak di atas bingkai kayu.
Pada 1727, terdapat 14 jenis kapal selam yang telah dipatenkan di Inggris. Pada 1747, seorang penemu tak dikenal mengusulkan metode untuk menenggelamkan dan mengapungkan kapal selam dengan tas berbahan kulit kambing yang melekat pada lambung kapal dengan setiap tas akan terhubung ke lubang bagian bawah kapal. Ia berencana menenggelamkan dan mengapungkan kapal selam dengan cara mengisinya dengan air. Ide ini yang kemudian menjadi prinsip tenggelam dan terapung pada kapal selam modern.
Dilansir dari Military History, kapal selam pertama yang menyerang kapal adalah kapal selam Turtle milik David Bushnell. Kapal ini dioperasikan oleh satu orang dengan baling-baling yang digerakkan dengan tangan. Di pelabuhan New York pada 1776, Turtle menyerang kapal HMS Eagle milik Inggris. Namun, penyerangan ini gagal karena Ezra Lee, operator kapal tersebut tidak dapat memasang tong mesiu sebagai persenjataanya.
Terobosan dari kapal selam modern lahir dari John Phillip Holland. Ia adalah orang pertama yang menyatukan teknologi motor listrik, baterai listrik, dan mesin pembakaran internal. Namun, hal ini belum dapat diterima oleh Angkatan Laut Inggris yang beranggapan bahwa hal tersebut curang dan tidak adil. Dari tiap angkatan laut setiap negara, hanya Inggris yang masih tetap acuh tak acuh terhadap kapal selam. Akhirnya, pada 1901, Royal Navy memesan lima kapal selam rancangan Belanda.
Pada Perang Dunia I, semua angkatan laut memiliki kapal selam, tetapi dengan ukuran yang relatif kecil. Pengecualian pada Jerman yang meluncurkan kapal selam U-boatnya dengan komponen dua kargo yang besar. Namun, semua kapal selam di era Perang Dunia I didorong oleh mesin diesel dan motor listrik dengan kecepatan yang berbeda.
Mengutip Britannica, pada Perang Dunia II, minat tiap negara pada kapal selam kian meningkat. Inggris, Prancis, dan Jepang membangun tipe yang lebih baik. Selama periode ini Angkatan Laut AS membangun kapal selam jarak jauh besar pertamanya, Argonaut. Perkembangan kapal selam Jerman yang terkenal pada Perang Dunia II adalah perangkat schnorchel tabung pernapasan untuk memasok udara segar ke mesin diesel kapal selam saat sedang tenggelam.
Dalam Perang Pasifik, Jepang menggunakan banyak kapal selam dengan berbagai ukuran dan jenis, termasuk kapal selam pengangkut pesawat, kapal selam kecil, dan “torpedo manusia” yang dibawa oleh kapal selam yang lebih besar.
Setelah Perang Dunia II, perkembangan kapal selam didominasi oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet selama Perang Dingin. Angkatan Laut AS mempelajari teknologi Jerman dan memasang baterai, snorkel, empat torpedo, dan melepas mesin diesel. Pada 1955, USS Nautilus membuat patroli kapal selam bertenaga nuklir pertama. Kapal ini memiliki kecepatan permukaan 18 knot dan kemampuan mencapai 23 knot saat tenggelam.
MUHAMMAD SYAIFULLOH