"SENYUM itu obat lara," dikenal dalam peribahasa di seluruh
dunia. Senyum juga bisa mengobati orang lain, sehingga ibu-ibu
di Jember, Jawa Timur, belum lama ini melakukan kontes senyum
yang bisa menghilangkan kekakuan pergaulan terutama dengan kaum
pria. Kemanjuran senyum untuk mengobati diri sendiri dan orang
lain ini telah dibuktikan oleh suatu penelitian ilmiah di
Universitas California, San Fransisco, AS.
"Senyum adalah obat kuat dalam pelakonan atau akting,
periklanan, pengobatan sakit jiwa, dan dalam menangkap
berfungsinya otak," kata Dr. Paul Ekman, psikolog yang memimpin
penelitian ilmiah itu. Penelitian Ekman sebenarnya ditujukan
pada pertautan antara sistem saraf yang otonom dengan alat-alat
mekanis dalam tubuh yang menggerakkan otot-otot, sehingga
terbentuklah sikap senyum gembira, bahagia, atau perasaan lain.
Penelitian Ekman telah menemukan bahwa orang cenderung
membunglon atau meniru mimik air muka orang di sekitarnya. Lebih
jauh lagi, penelitiannya menemukan bahwa sikap membunglon ini
membawa pengaruh juga pada sistem saraf. Itu sebabnya penonton
film bisa hanyut dalam emosi. "Iklan yang dibawakan dengan sikap
senyum, pasti sangat ampuh pengaruhnya," kata Ekman. "Sebab,
sikap yang diperlihatkan bukan hanya memindahkan informasi, tapi
merupakan alat pengungkapan yang gampang ditangkap secara
harfiah lengkap dengan perasaan," tambah Ekman.
Eksperimen Ekman telah dilakukan dengan memakai aktor-aktor
profesional. Tanpa diberitahu lebih dulu sikap emosi apa yang
harus dilakukan, mereka disuruh menggerakkan otot-otot pembentuk
sikap senyum, takut, heran, sedih, dan sebagainya.
Dari hasil penelitian Ekman yang disiarkan jurnal Science edisi
bulan ini, Dr. Paul Ekman mempunyai rencana mengembangkan
kemungkinan penyembuhan pasien mental. "Jika mereka dibujuk
untuk tersenyum wajar secara berkesinambungan, mungkin bisa
disembuhkan," kata Ekman sambil menyimpulkan senyum. Entah
bagaimana caranya membujuk orang gila yang suka tertawa, agar
melakukan sikap senyum wajar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini