GENERASI muda cenderung menerimanya. Enersi surya bersih,
bebas dari polusi, tak terbatas dan tidak membahayakan
lingkungan. Majalah Perancis Pif Gadget pernah bertanya dan
bagian terbesar dari pembacanya (hampir 400.000 orang muda)
nnenyetujui penggunaan enersi surya.
Bukan saja pemuda berpaling kepada sumber energi ini. Pemerintah
berbagai negara pun menilai enersi surya sebagai satu alternatif
yang kian meyakinkan. Terutama dengan naiknya harga minyak bumi
sampai 5 kali sejak tahun 1973, enersi surya mulai
dipertimbangkan secara serius. Umpamanya 52 negara hadir dalam
konperensi tentang enersi surya awal tahun lalu di New Delhi
India.
Kepentingan Indonesia dalam hal ini diungkapkan oleh ir.
Wijarso, Dirjen Minyak dan Gas Bumi di depan Ikatan Ahli Geologi
Indonesia di Bandung pekan lalu. "Diversifikasi ke sumber enersi
lain selain minyak, menjadi sasaran utama Indonesia," katanya.
Presiden Soeharto dalam kesempatan meresmikan lapangan minyak
"Udang" pekan lalu, menghimbau supaya di samping sumber enersi
konvensionil, juga harus diolah sumber enersi baru seperti panas
bumi, tenaga angin dan tenaga surya.
Untuk mengembangkan peralatan bertenaga surya ITB Bandung tahun
lalu mengirim orang belajar ke Centre Universitaire di
Perpignan, Perancis. Universitas Gajah Mada di Yogyakarta sudah
memulai proyek penelitian dan pengolahan teknologi enersi surya
di bawah pimpinan Dr. M.S.A. Sastroamidjojo. Menteri Ristek Dr.
B.J. Habibie tahun lalu merintis pula kerjasama di bidang itu
dengan pemerintah Jerman Barat.
Desa Pincon di Tanggerang dan desa nelayan di pulau Paris, Teluk
Jakarta telah dipilih sebagai tempat mencoba enersi surya. Desa
ini akan dilengkapi dengan alat masak, pengering, pemanas dan
pendingin serta listrik yang semuanya bertenaga surya. Fihak
Jerman Barat akan menyediakan semua peralatan itu.
Sejak Kecil
Mungkin anda semasa sekolah pernah bereksperimen dengan kaca
pembesar, berusaha memusatkan cahaya matahari di secarik kertas
yang kemudian hangus terbakar. Kalau dulu guru ilmu alam
menganggap eksperimen ini sebagai ilustrasi pelajarannya saja,
kini Dr. A.I. Mlavsky berpendapat ini seharusnya menjadi
pelajaran wajib di setiap ruang kelas di negerinya, Amerika
Serikat. Mlavsky, Wakil Presiden perusahaan enersi matahari
Mobil Tyco mengatakan orang sejak kecil perlu menyadari potensi
enersi luar biasa yang terkandung di matabari. "Bila kita ingin
memanfaatkan enersi surya menjelang tahun 2000, mulai sekarang
kita harus mengajar teknologi dan manajemennya."
Manusia selama ini sudah secara tak langsung menggunakan enersi
surya. Adalah enersi surya yang menjalankan siklus hujan di
bumi, yang menyediakan air. Juga angin yang memutarkan kincir
atau menjalankan perahu layar dihasilkan oleh udara yang
dipanaskan matahari. Bahkan kayu bakar untuk mmemasak pun
merupakan hasil proses pengolahan sinar matahari oleh tanamam
bahan-bahan ini dapat dianggap sebagai "simpanan" enersi surya
selama ini.
Prof. Dr. Eduard Justi, ketua kehormatan dari Cooperation
mediterraine pour l'energie solaire di Perancis, dalam tahun
1965 mengajukan hidrogen sebagai bahan penyimpan enersi surya.
Ia memilih hidrogen karena bahan ini terdapat dalam jumlah tidak
terbatas, dalam alam dan sebagai bahan bakar tidak merupakan
beban bagi lingkungan. (TEMPO 14 April). Prof. Justi
menemukakan gagasan untuk membangun pusat pengolahan enersi
matahari menjadi listrik, proyek itu diharapkan menghasilkan air
tawar dari laut dan hidrogen berupa gas. Gas hidrogen ini
katanya, akan dapat disalurkan melalui pipa ke negara pemakai
bahan bakar. Tapi itu masih gagasan.
Sebelum Tahun 2000
Namun Perancis telah membuat sebuah pembangkit panas matahari
yang tahun 1970 ditingkatkan dayanya dari 100 KW menjadi 1000 KW
di Odeillo, Font Remeu, di pegunungan Pyrenee, selatan Perancis.
Suhu yang bisa diban~gkitkan oleh pantulan cermin parabolnya
seluas 2.500 MÿFD mencapai 3000 sampai 3.500 øC. Tahun 1977, dibuat
pula di selatan Perancis pembangkit listrik tenaga surya
berkekuatan 3 MW yang akan ditingkatkan menjadi 10 MW tahun ini.
Tahun lalu sebuah perusahaan Perancis membuat prototype cermin
yang akan dipakai dalam jumlah ratu~san pada proyek pembangkit
tenaga list~rik berkekuatan 1000 MW. Perancis memperkirakan
menjelang tahun 2000 se~~banyak 10 persen enersinya dihasilkan
oleh enersi surya.
Juga Amerika Serikat kini mempergunakan tenaga matahari untuk
berbagai bidang seperti pemanasan rumah gedung dan kolam renang
yang berjumlah ribuan sudah di negeri itu. Penerangan landasan
pengeboran minyak lepas pantai, rambu laut, berbagai alat
telekomunikasi di darat -- semua itu telah mulai bertenaga
surya. Paling utama penggunaan surya sebagai sumber tenaga
adalah untuk menjalankan instrumen satelit dan pesawat
antariksa.
Jerman Barat, Australia dan Israel tergolong sangat berminat
terhadap penelitian teknologi enersi surya ini. Industri mereka
telah membuat komponen seperti kolektor enersi pemanasan, kompor
serta batere surya.
Di Jakarta, mungkin tidak banyak orang mengetahui bahwa sebuah
jam yang di depan gedung Duta Merlin, Jalan Gajah Mada,
dijalankan oleh tenaga matahari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini