Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Desa Matahari, Kota Matahari

Indonesia & jerman barat bekerja sama meneliti pemanfaatan tenaga matahari. itb bekerjasama dengan prancis untuk penelitian pompa air bertenaga matahari. australia merintis pembangunan kota matahari.(ilt)

15 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INDONESIA dan Jerman Barat sepakat bekerjasama meneliti pemanfaatan tenaga matahari. Itulah oleh-oleh Menteri Riset dan Teknologi RI, Dr Rudy Habibie, sepulangnya dari Bonn belum lama ini. Perjanjian kerjasama itu ditandatangani Habibie bersama Menteri Riset dan Teknologi Jerman, Dr Hans Hilger Haunschild, dua pekan lalu. Dari mana mau mulai? Menurut Dr Habibie, sudah dua proyek diidentifisir. Yakni pembuatan penampung tenaga matahari di Gajah Mada, Yogya. Di bawah pimpinan Dr M.S.A. Sastroamidjojo, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (FIPA) Gajah Mada sejak beberapa tahun silam sudah membuka Pusat Penerangan Penetrapan Tenaga Matahari. Selain proyek di Yogya itu, Jerman juga akan membantu pembuatan rumah bertenaga matahari yang akan ditangani Divisi Teknologi Maju Pertamina. Divisi ini masih dipimpin oleh Rudy Habibie sendiri. Di sini rupanya sudah mulai juga diselidiki teknik memanfaatkan sumber enerji gratis ini. Kerjasama ini, tak terlepas dari kepentingan Jerman juga. Seperti dikemukakan Menteri Riset & Teknologi RI kepada pers Jakarta: "Jerman sendiri memerlukan tempat percobaan pemanfaatan tenaga matahari di daerah tropis seperti Indonesia." Maka ada kemungkinan tak cuma membangun satu rumah saja. Tapi suatu daerah pemukiman sempit, yang seluruhnya banyak menyadap tenaga sinar surya: "suatu desa bertenaga matahari," begitu kata Habibie. Namun dia masih menambahkan, pihak Jerman juga menganjurkan "kerjasama dengan negara-negara lain, mengingat adanya faktor kelebihan dan kekurangan pada masing-masing fihak." Pompa Aryadi Catatan itu memang ada betulnya. Sebab Pusat Teknologi Pembangunan ITB misalnya, sudah menjalin kerjasama di bidang ini dengan Perancis. Dalam rangka itulah beberapa lulusan ITB sedang di sana. Di antaranya Dr Aryadi Suwono, 29 tahun, orang Indonesia pertama yang menggondol gelar doktor dalam bidang enerji matahari di Centre Univeritaire de Perpignan, Perancis Selatan. Kekhususan anak Cilacap ini, adalah penelitian pompa air bertenaga matahari yang diharapkannya dapat "membantu petani panen dua kali setahun" (TEMPO 16 Juli 1977). Sementara itu, tetangga di selatan Indonesia, Australia, tak jauh ketinggalan dalam penelitian pemanfaatan tenaga sinar surya. Baik untuk rumah tinggal, rumah sakit, sampai pada perencanaan suatu kota baru yang mengandalkan kehangatan sinar surya semaksimal mungkin. April lalu, dua rumah yang hemat enerji -- penggunaan enerji hanya 35% ketimbang rumah biasa -- diresmikan di Endeavour Hills, dekat Melbourne. Dan satu lagi di Albury, bagian selatan New South Wales. Dua rumah yang harganya sekitar Rp 20 juta itu, merupakan hasil sayembara nasional yang antara lain disponsori Perusahaan Gas dan Bahan Bakar Victoria. Hasil disain arsitek Terry Williamson dan Willys Span dari Universitas Melbourne itu, berusaha mengawinkan nilai-nilai arsitektur yang manis dengan empat gagasan penghematan enerji. Yakni penggunaan bahan bangunan yang mampu menyimpan panas matahari, posisi rumah yang menghadap ke arah timur-barat dengan jendela-jendela besar di bagian utara, penyekat panas, serta sistim pemanas air bertenaga matahari. Kedua rumah yang berukuran luas 140 mÿFD itu masih lebih mahal dari pada rumah konvensional. Tapi kata kedua arsitek tadi, "harga yang mahal itu dalam jangka panjang dapat diimbangi dengan penghematan biaya enerji." Klinik Juga Sementara itu, sebuah puskesmas baru yang dipanas-dinginkan dengan enerji matahari telah dibuka di pinggiran kota Sydney. Eldridge Medical Clini~c itu, yang menyadap tenaga sinar surya lewat 250 lempeng kolektor yang menutupi sebagian besar atapnya, dihuni oleh 20 dokter dalam kamar-kamar ber-AC. Di samping itu masih ada 20 r~uang kerja bagi dokter tamu, ruang periksa, teater bedah ruang penyembuhan, apotik dan toko kacamata yang semuanya sejuk lantaran kem~urahan hati sang surya. Penyadap sinar surya di atap yang luasnya 500 mÿFD itu, tak dibuat dari tem~baga seperti lazimnya. Tapi dari lembaran baja anti karat dengan permukaan biru-lembayung, hasil ciptaan Institut Teknologi NSW bekerjasama dengan satu perusahaan swasta. Pacuan pemanfaatan sinar surya di benua kecil yang tandus dan sebagian besar panas hawanya itu, telah melibatkan pula universitas maupun perusahaan swasta di Pantai Barat dan Pantai Utara. Di atas tanah seluas 560 hektar, 35 km dari pusat kota Brisbane, para arsitek Universitas Queensland bersama sekelompok perusahaan sedang membangun suatu "kota matahari". Dengan biaya Rp 125 milyar, dalam waktu 12 tahun akan berdiri 4000 rumah baru di sana yang bakal menampung 15 ribu penduduk. Prototip rumah yang akan dibangun di sana, telah dirancang oleh Steven V. Sokolay, salah seorang pendiri UK Solar Energy Society dan pengarang buku Solar Energy and Building, buku pegangan mahasiswa Arsitektur Universitas Queensland. Kipas angin, pesawat televisi, AC maupun pemanas air mandi maupun kolam renang di rumah prototip itu, semuanya 'dijalankan' dengan enerji matahari. Orang juga bisa mengadakan pesta kambing-guling atau babi-guling di dalam rumah. Bukan dengan api, tapi dengan tenaga matahari. Di dalam rumah, ada 24 tempat memonitor panas matahari. Juga ada tirai untuk mengurangi teriknya matahari di musim panas, serta penyekat untuk mencegah lolosnya panas ke luar rumah di musim dingin. Zaman matahari memang sudah tiba.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus