Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Deteksi Dini Layak Mengemudi

18 Juni 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK kecelakaan terjadi karena kelalaian pengemudi. Prihatin atas maraknya kasus itu, sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Telekomunikasi Bandung dan Institut Teknologi Bandung menciptakan alat buat mengurangi risiko kecelakaan. Alat ini dikembangkan sejak Oktober tahun lalu oleh Umar Ali Ahmad bersama Anggunmeka Luhur Prasasti, Dody Qori Utama, dan Arganka Yahya.

Alat yang dinamai Brainstat ini merupakan aplikasi buat membaca kinerja otak. Dengan alat ini, tingkat kelayakan kondisi seseorang dalam mengemudi bisa diidentifikasi.

Cara kerjanya sederhana. Aplikasi ini dilengkapi dengan perangkat electroence­phalograph (EEG), yakni sensor gelombang otak yang dipasangkan pada kepala pengemudi. EEG mampu menangkap beragam sinyal gelombang otak.

Melalui jaringan Bluetooth, data hasil sensor otak itu dikirim ke perangkat komputer yang telah dilengkapi aplikasi Brainstat. Data itu diolah dan dianalisis untuk mengukur kondisi pengemudi, mulai tingkat kesadaran dalam mengambil keputusan, gerak refleks, kelelahan fisik, stres, ketercukupan oksigen di otak, hingga tingkat kecanduan atau pengaruh obat dan alkohol. "Kombinasi pengolahan data itu akan menghasilkan rekomendasi: layak atau tidak pengemudi mengendarai kendaraan," kata Umar.

Jika pengemudi dianggap tak layak menyetir mobil, Brainstat akan memberi peringatan. Peringatan pertama berupa bunyi beep berulang-ulang. Kalau pengemudi tetap tak acuh, akan muncul peringatan kedua berupa suara sekaligus video dari orang terdekat pengemudi yang meminta supaya tidak melanjutkan aktivitas mengemudi. Bila pada tahap ini pengemudi tetap bandel, otomatis Brainstat akan mengirimkan pesan kepada orang terdekat atau keluarga pengemudi agar mereka menghubungi dan memperingatkan sang pengemudi.

Pencangkokan satu perangkat Brainstat pada mobil, di luar pengadaan komputer, diperkirakan menelan biaya Rp 900 ribu. "Sebagian besar untuk pengadaan alat EEG, yang masih impor dan mahal," ujar Umar. Kini mereka tengah melakukan pengembangan pembuatan sekaligus modifikasi fungsi EEG sendiri. "Jika bisa diproduksi massal, harganya bisa ditekan menjadi Rp 500 ribu."

Alat ini berhasil menjadi juara dalam ajang Microsoft Imagine Cup 2012 pertengahan Mei lalu. Bila Microsoft sudah mengizinkan, aplikasi ini bisa digunakan dan dibaca di telepon seluler Windows Phone. Dengan begitu, kondisi pengemudi bisa dilihat melalui ponsel. Pada Juli mendatang, Brainstat akan diboyong ke Sydney, Australia, mengikuti kontes Imagine Cup 2012 Worldwide Final.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus