Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Antariksa Kenya melaporkan sebuah benda mirip cincin logam yang besar jatuh dari langit di Desa Makuku, Makueni, Kenya bagian selatan, pada 30 Desember 2024. Benda berbobot setengah ton itu diduga sampah antariksa namun belum diketahui pasti asal dan identitasnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para peneliti setempat menduga benda asing dengan diameter 2,5 meter itu adalah bagian dari sampah roket di antariksa yang jatuh ke bumi. Kajian awal oleh Center for Orbital and Reentry Debris Studies (CORDS) di Aerospace, Amerika Serikat, menguatkan dugaan ini. Reentry Database yang mereka miliki memunculkan kemungkinan keterkaitan benda tersebut dengan peluncuran Roket Satelit Atlas Centaur Amerika pada 2004.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bangkai roket itu, yang ditandai sebagai obyek 28385, telah diprediksi sebelumnya akan jatuh kembali ke bumi pada 30 Desember 2024 di atas Afrika. Tepat 20 tahun lalu Atlas Centaur lepas landas dari Cape Canaveral membawa muatan satelit rahasia USA-179.
Namun begitu, veteran di bidang pengamatan langit dan pelacak obyek-obyek yang jatuh kembali ke bumi Jonathan McDowell meragukannya. Peneliti di Harvard–Smithsonian Center for Astrophysics itu menyatakan tak melihat adanya bekas terbakar pada cincin logam sebagai ciri khas usai menembus atmosfer bumi.
Data Space Force AS juga disampaikannya menunjukkan roket 28385 jatuh ke bumi di atas Danau Baikal di Rusia. "Tak ada petunjuk yang jelas kalau benda itu dari antariksa," kata McDowell dikutip dari Space.
Meski begitu Badan Antariksa Kenya yakin cincin logam 500 kilogram yang membuat rata dengan tanah pepohonan dan semak yang ditimpanya itu bagian dari roket di luar angkasa. Diakui, obyek itu seharusnya habis terbakar di atmosfer saat jatuh kembali ke bumi di wilayah tak berpenghuni atau lautan.
"Kasus ini unik di mana Badan Antarika Kenya sedang menyelidiki lebih jauh dalam kerangka kerja hukum antariksa internasional," bunyi bagian dari pernyataan Badan Antariksa Kenya pada 1 Januari 2025.
Belakangan, sebuah kajian independen oleh media Inside Outer Space memberikan perbandingan kemiripan yang spekulatif antara benda asing di Kenya itu dengan gambar bagian yang diproduksi untuk Roket Angara-A5M milik Roscosmos, Rusia.
Sampah Antariksa Jatuh di Rumah Penduduk Semakin Sering
Sementara Badan Antariksa Kenya memastikan tidak ada ancaman dari benda asing itu, warga Desa Makuku menyatakan masih trauma. "Andai benda ini jatuh di rumah penduduk amat sangat mengerikan," kata seorang warga dikutip dari Livescience.
Kekhawatiran itu beralasan karena insiden seperti yang dimaksud terhitung meningkat di dunia. Pada Mei tahun lalu, misalnya, pecahan dari roket SpaceX menimpa atap rumah di Franklin, Carolina Utara, AS.
Sebulan sebelumnya, dua benda besar dari antariksa ditemukan dalam kondisi hangus di ladang di Saskatchewan, Kanada. Lalu, pada Maret 2024, sebuah pecahan logam dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS) jatuh tepat menimpa sebuah rumah di Naples, Florida.
Sampah antariksa bahkan memberi ancaman kepada para astronot di ISS yang pada tahun lalu harus bermanuver menghindarinya.
Seiring dengan pacuan peluncuran roket milik pemerintahan negara-negara di dunia dan juga perusahaan-perusahaan swasta, para ahli memperingatkan kalau problem sampah antariksa akan semakin memburuk. Secara global, sepanjang 2025 ini sudah terdaftar ratusan rencana peluncuran ke luar angkasa.