Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Drone Skyro Hadir di Pameran Kontak Tani dan Nelayan, Wujudkan Pertanian Cerdas

Drone Skyro diciptakan pada 2018 untuk mempermudah petani di Indonesia.

11 Juni 2023 | 10.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu drone buatan anak negeri, Drone Skyro, hadir di pameran Pekan Nasional Kontak Tani dan Nelayan (KTNA) ke XIV di Kota Padang yang digelar 10-15 Juni 2023. Drone itu adalah buatan PT Famindo Inovasi Teknologi dan Sinergi Meka Inti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CEO Sinergi Mega Inti, Aya Dwi Cahyono, mengatakan Drone Skyro diciptakan pada 2018 untuk mempermudah petani di Indonesia. Drone ini juga untuk mewujudkan pertanian yang smart farming.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Drone ini membuat waktu kerja petani lebih efektif. Berbagai kemudahan berkat drone ini, di antaranya dari segi waktu pengerjaan yang lebih singkat," katanya.

Aya mengatakan Drone Skyro dapat terbang sekitar 15 menit dengan jangkauan terbang sejauh 2 hektare. "Jadi 2 hektare lahan tersebut, jika menggunakan tenaga manusia bisa memakan waktu hingga 8 jam, namun menggunakan drone ini menjadi 15 menit paling lama," ucapnya.

Menurutnya, sarasaran dari teknologi ini adalah petani milenial. "Alat yang kami ciptakan ini adalah salah satu produk ciptaan anak dalam negeri. Drone ini juga untuk menutupi kekurangan sumber daya manusia sektor pertanian," ucapnya.

Sejak tahun 2018, PT Sinergi Mega Inti dan Famindo telah memproduksi sekitar 30 unit drone yang sudah disebar di beberapa daerah Indonesia.

Untuk saat ini drone tersebut mayoritas digunakan oleh perkebunan di Sumatra. "Mayoritas pemakaian drone di area Sumatra yang memanfaatkan lahan skala luas seperti sektor perkebunan, sawit, kelapa dan lainnya. Perkebunan luas kemungkinan kecil memakai tenaga manusia," ungkapnya.

"Lagian, tidak semua hama bisa terjangkau oleh tenaga manusia. Dengan alat drone ini, hama yang tersembunyi bisa dijangkau dengan alat ini," tambahnya.

Selain itu, kata Aya, pihaknya juga menciptakan water station untuk melihat kondisi cuaca sebelum melakukan penanaman. "Alat ini akan mengontrol bagaimana kelembaban suhu, cahaya matahari, curah hujan dan arah angin. Paling utama adalah curah hujan karena selama ini mau bertanam atau bertani tapi tidak memantau curah hujan," katanya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus