Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Layanan taksi terbang bisa segera nyata di Cina, dan menjadi yang pertama di dunia. Badan Penerbangan Sipil Cina telah menerbitkan Sertifikat Produksi EH216-S milik EHang, perusahaan teknologi Air Urban Mobility.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun EH216-S adalah wahana yang bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal (VTOL) yang bahkan dapat mengangkut penumpang tanpa pilot. Sumber tenaga dari baterai membuatnya menjadi kendaraan hijau atau ramah lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyak perusahaan membuat eVTOL, tapi mereka telah sejauh ini hanya mengembangkannya sebagai prototipe untuk diuji terbang. Sedang apa yang dicapai EHang mewakili sebuah langkah penting menuju era eVTOL yang komersial.
"Visi kami adalah untuk memperkenalkan wahana terbang eVTOL tanpa pilot yang dapat diandalkan ke pasar global, karenanya menawarkan layanan mobilitas udara yang otonom dan ramah lingkungan," kata Huazhi Hu, CEO EHang, dalam pernyataannya pada 7 April 2024, bertepatan dengan hari pemberian sertifikasi.
Sertifikat Produksi yang didapatnya memberikan EHang izin untuk manufaktur mobil terbang, mulai dari mendapatkan bahan mentahnya, manajemen rantai suplai, kontrol kualitas dan pengujian, sampai pemeliharaan dan perbaikan pascapemasaran--yang seluruhnya diverifikasi oleh kajian dan inspeksi yang komprehensif.
Profil Bakal Taksi Terbang EH216-S
Pertama kali diumumkan pada 2018, EHang EH216-S adalah sebuah wahana kecil VTOL yang sepenuhnya elektrik. Bodinya terbuat dari serat karbon dengan 16 bilah baling-baling yang memiliki 16 motor pada delapan lengan yang bisa dilipat--membuatnya berhemat ruang parkir.
Kecepatan terbang jelajah maksimalnya 130 kilometer per jam dan maksimum ketinggian terbang sekitar 3 kilometer. Dengan bobot lepas landas maksimal 620 kilogram, dia diharap bisa terbang hingga sejauh 30 kilometer.
Mobil terbang Ehang 216 di IIMS 2022. (Foto: Prestige)
Didesain untuk transportasi penumpang, taksi terbang ini dapat mengangkut dua orang dan mempunyai sebuah sistem berkendara yang otonom. EHang mengklaim eVTOL miliknya itu sudah diuji terbang banyak kali baik dengan penumpang di dalamnya maupun tidak.
EHang EH216-S juga disebutkan bukan model produk pertamanya, melainkan turunan dari drone penumpang EHang 184 yang debut pada 2016. Perusahaannya berharap EHang EH216-S akan bisa beroperasi di area-area seperti layanan taksi terbang, wisata udara, wahana ulang-alik di bandara, dan transportasi antar pulau.
Cina Salip Amerika
Sementara itu Badan Penerbangan Sipil Cina baru pada Oktober tahun lalu mengeluarkan Panduan Pengembangan Produksi Penerbangan Ramah Lingkungan (2023-2025). Isinya panduan layanan skala massal eVTOL berpilot per 2025 dan yang otonom mulai 2035, termasuk kebutuhan untuk membuat regulasi operasional dan perencanaan asuransinya untuk mobil-mobil terbang.
Kebalikan darinya, Rencana Implementasi Advanced Air Mobility (AAM) di Amerika Serikat telah menargetkan 2028 untuk eVTOL sudah akan terbang komersial, dengan sertifikasi dan regulasi yang seharusnya sudah ada pula untuk mengatur keamanan produksi dan penggunaannya.
Jadi, Cina kelihatannya tiba-tiba menyalip Amerika dalam hal membuat--atau sedikitnya menguji--eVTOL berada di level komersial.
LIVESCIENCE, EHANG