Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Fenomena Garis Malaikat di Kalimantan, Pakar Duga Contrails dan Pareidolia

Pakar mengatakan hal itu dapat disebabkan oleh fenomena yang dikenal sebagai contrails.

1 Februari 2023 | 06.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Potongan gambar video "Fenomena Garis Malaikat" di Kalimantan Selatan di aplikasi TikTok. (TikTok/@mudahanpiansugih)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah video di aplikasi TikTok yang memperlihatkan fenomena alam ramai menjadi pembicaraan. “Ahad, 29 Januari 2023, tepatnya haul Abah Guru Sekumpul terlihat fenomena alam di langit Kalsel,” tulis keterangan yang menyertai video tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada video terlihat langit yang tertutup awan dan terdapat garis yang membelah kumpulan awan tersebut. Dan yang menarik, jika dilihat dengan posisi agak mendongak, pada garis tersebut terlihat Matahari bersinar terang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dari Matahari ada garis lurus turun kayaknya ke Sekumpul, nih. Masyaallah. Ya, Allah,” terdengar suara laki-laki pembuat video dari dalam mobil. Ia menyebutkan lokasi dirinya di Banjar dari Basiri. Nama-nama lokasi yang disebutkan berada di Provinsi Kalimantan Selatan.

Di dalam mobil tersebut, perekam video tidak sendiri. Terjadi pembicaraan di antara mereka masih seputar fenomena tersebut. “Malaikat turun tuh,” kemudian ditimpali penumpang lain, “Ini garis malaikat nih. Pasti malaikat. Allah menyuruh malaikat.”

Video tersebut disukai oleh 223.500 orang, 3.583 memberi komentar dan diteruskan sebanyak 15.000 kali. Di antara komentar yang banyak disukai seperti dari akun Iman Sukses, “Yakinlah, malaikat selalu hadir setiap acara Islam, tak perlu meninggalkan jejak untuk membuat kita yakin. Apalagi haul Abah Guru Sekumpul.” Ada juga pendapat akun Viki bahwa setiap tahun ada fenomena saat haul Abah Guru.

Pendapat Ahli

Menurut Didi Satiadi, peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, BRIN, setelah melihat video dan di citra satelit Himawari-8 pada tanggal 29 Januari 2023 siang hari, memang terlihat pertumbuhan awan di lokasi tersebut.

“Adanya pertumbuhan awan di atas daerah Sekumpul  dengan kondisi angin yang relatif cukup tenang,” ujar Didi lewat pesan singkat Selasa, 31 Januari 2023 disertai tangkapan layar dari satelit Himawari-8. Pada lokasi sekitar Sekumpul, ia memberi lingkaran merah sebagai penanda.

Kemudian, sehubungan adanya garis bagaikan turun dari Matahari ke Sekumpul, menurutnya adalah fenomena yang dikenal sebagai contrails atau condensation trails.

“Dari sudut pandang sains atmosfer, fenomena tersebut dapat disebabkan oleh fenomena yang dikenal sebagai contrails,” jelasnya. Contrails adalah jejak kondensasi (embun) dari emisi gas sisa pembakaran yang dikeluarkan oleh mesin pesawat terbang, yang biasanya terlihat berbentuk garis berwarna putih memanjang di belakang pesawat terbang. 

Contrails terjadi karena gas panas yang dikeluarkan mesin pesawat terbang bertemu dengan udara yang sangat dingin di ketinggian, sehingga terjadi proses kondensasi di mana uap air berubah menjadi butir-butir air, mirip dengan proses terjadinya awan. 

Dengan posisi Matahari di atas, maka bayangan dari contrails tersebut jatuh di atas awan yang tipis, sehingga menimbulkan kesan garis yang berwarna lebih gelap. “Apabila diperhatikan lebih seksama di video tersebut, maka dapat terlihat bahwa garis ini bukan hanya ada “di bawah” Matahari, tetapi juga ada “di atas” nya," ujarnya.

"Kesan garis yang seolah-olah “turun” ke Bumi dapat terjadi karena perspektif atau sudut pandang yang melihat, karena garis tersebut sebetulnya mendatar ke depan. Garis tersebut sebetulnya bukan berasal dari Matahari, tetapi merupakan bayangan yang terjadi di atmosfer,” tambahnya.

Malaikat atau Pareidolia?

Didi mengatakan awan dapat memiliki berbagai bentuk bergantung dari proses pembentukannya, kondisi cuaca pada saat itu, dan juga kondisi permukaan seperti adanya gunung atau lautan. Kadang-kadang awan terlihat seperti bentuk-bentuk yang sangat kita kenal, dan fenomena ini kadang-kadang disebut sebagai pareidolia.

Pareidolia adalah suatu fenomena psikologis di mana kita seolah-olah melihat objek yang dianggap penting atau berkesan. Didi memberi contoh foto citra satelit dataran tinggi Cydonia di permukaan Planet Mars. “Seperti melihat gambar binatang atau wajah di awan, melihat wajah di permukaan planet Mars seperti contoh gambar ini,” ujarnya.

Menurutnya, hal ini terjadi karena pikiran kita cenderung untuk memproyeksikan sebuah objek dengan sesuatu yang biasanya sudah kita kenal. Pareidolia sangat menarik karena membuat kita lebih memahami bagaimana cara pikiran kita bekerja.

Didi tetap mengapresiasi warga pembuat video tersebut. “Menurut saya sangat positif masyarakat memperhatikan fenomena alam seperti di Tiktok itu, mencari jawaban ilmiah, juga memperlihatkan kebesaran Tuhan YME, karena banyak misteri yang belum kita ketahui,” jelasnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus