Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mikroskop adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang terlalu kecil agar bisa dilihat langsung dengan mata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mikroskop memiliki bagian-bagian yang berperan penting agar alat ini berfungsi dengan optimal. Oleh karenanya penting untuk memahami fungsi mikroskop menurut bagian-bagiannya berikut ini.
Fungsi Mikroskop Berdasarkan Bagian-Bagiannya
Mengutip Buku Ajar Bakteriologi Kemdikbud, fungsi utama mikroskop adalah untuk melihat dan mengamati objek yang sangat kecil, yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Namun, tiap komponennya memiliki peran spesifik dalam proses pengamatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk memahami mikroskop, sangat penting untuk mengenali komponen-komponennya. Berikut adalah bagian-bagian mikroskop dan fungsinya.
1. Kaki
Berfungsi sebagai penopang dan pemberi kestabilan pada mikroskop. Pada model sederhana, kaki ini menyatu dengan lengan menggunakan engsel.
2. Lengan
Lengan dapat ditegakkan atau direbahkan dan berfungsi sebagai pegangan saat memindahkan mikroskop.
3. Cermin
Memiliki dua sisi yakni satu datar dan satu cekung untuk memantulkan cahaya dari sumbernya. Cermin datar digunakan jika cahaya cukup terang, sedangkan cermin cekung digunakan jika sumber cahaya kurang terang.
Pada beberapa model terbaru, cermin digantikan dengan sumber cahaya lampu yang terpasang di bagian bawah mikroskop.
4. Kondensor
Tersusun dari beberapa lensa untuk mengumpulkan cahaya yang akan diarahkan ke objek yang diamati.
5. Diafragma
Mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan mengontrol bukaan iris. Pada mikroskop sederhana, diafragma terpasang tanpa kondensor.
6. Meja Preparat
Tempat meletakkan objek yang akan diamati, dengan penjepit yang menahan objek pada posisinya. Pada beberapa model terbaru, meja preparat dapat dinaik-turunkan.
7. Tabung
Bagian atas tabung dilengkapi dengan lensa okuler untuk perbesaran, dan bagian bawahnya memiliki revolver yang memuat lensa objektif.
8. Lensa Objektif
Lensa ini membentuk bayangan awal dan menentukan detail struktur yang terlihat. Lensa objektif hadir dalam berbagai perbesaran (misalnya, 10X, 40X, 100X) dan memiliki nilai Apertura (NA) yang menunjukkan kemampuan lensa dalam memisahkan dua titik berdekatan.
9. Lensa Okuler
Terletak di ujung atas tabung, dekat mata pengamat, lensa ini memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif, dengan perbesaran antara 4 hingga 25 kali.
10. Pengatur Kasar dan Halus
Terletak pada lengan, berfungsi mengatur posisi lensa objektif terhadap objek. Pada mikroskop dengan tabung lurus, pengatur ini menggerakkan tabung; pada mikroskop dengan tabung miring, pengatur ini menaik-turunkan meja preparat.
11. Revolver
Memutar lensa objektif untuk mengatur perbesarannya sesuai kebutuhan.
12. Reflektor
Terdiri dari cermin datar dan cekung, reflektor ini mengarahkan cahaya dari cermin ke meja preparat hingga mencapai mata pengamat. Cermin datar dipakai ketika cahaya cukup, sedangkan cermin cekung mengumpulkan lebih banyak cahaya saat sumber cahaya terbatas.
Sejarah Mikroskop
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Anthony Van Leeuwenhoek, setelah sebelumnya Robert Hooke dan Marcello Malpighi melakukan penelitian dengan menggunakan lensa sederhana.
Kemudian, Leeuwenhoekmengembangkan lensa sederhana tersebut menjadi lebih kompleks agar dapat mengamati mikroorganisme seperti protozoa, bakteri, dan makhluk-makhluk kecil lainnya.
Sekitar tahun 1600, Hanz dan Z. Jansen menciptakan mikroskop ganda, yang merupakan penyempurnaan dari mikroskop yang dibuat oleh Antony Van Leeuwenhoek. Untuk memperbesar objek, mikroskop menggunakan dua jenis lensa dengan fungsi yang berbeda, yaitu lensa okuler dan lensa objektif.
Jenis-Jenis Mikroskop
Semakin berkembangnya teknologi, jenis dan kemampuan mikroskop dalam memperbesar objek juga semakin canggih. Berikut adalah beberapa jenis mikroskop yang dikenal.
1. Mikroskop Biasa
Mikroskop ini juga disebut mikroskop cahaya atau mikroskop medan terang (light microscope). Ini adalah jenis mikroskop yang paling sederhana dan biasanya digunakan dalam percobaan di sekolah. Mikroskop ini memiliki satu lensa objektif dan satu lensa okuler.
2. Mikroskop Lapangan Gelap (Dark Field Microscope)
Mikroskop lapangan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup, sehingga morfologi bakteri dapat diamati dalam kondisi hidup dan dalam larutan cair.
3. Mikroskop Pendar (Mikroskop Fluoresen)
Mikroskop ini digunakan untuk memeriksa spesimen yang diwarnai dengan pewarna fluoresen. Mikroskop ini juga berguna untuk mendeteksi benda asing atau antigen seperti bakteri, rickettsia, atau virus dalam jaringan.
4. Mikroskop Fase Kontras (Phase Contrast Microscope)
Ini adalah jenis mikroskop cahaya yang memungkinkan kontras lebih besar antara zat dengan ketebalan atau indeks bias yang berbeda. Dengan teknik ini, struktur dalam sel yang tidak diwarnai dan sulit diamati pada mikroskop medan terang dapat terlihat lebih jelas.
5. Mikroskop Elektron (Electron Microscope)
Mikroskop ini digunakan untuk memeriksa objek yang sangat kecil, seperti virus dan struktur ultra sel mikroba. Panjang gelombangnya 1000 kali lebih pendek daripada cahaya, sehingga menghasilkan gambar yang lebih tajam dibandingkan mikroskop cahaya yang perbesarannya terbatas oleh panjang gelombang cahaya.
6. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo atau mikroskop binokuler digunakan untuk observasi tiga dimensi dengan perbesaran rendah dari sampel berukuran relatif besar.