Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Gempa Darat Berpotensi Tsunami? Ini Tanggapan BMKG

Beberapa gempa darat yang memicu tsunami, di antaranya Tsunami Great Alaska yang dipicu gempa bermagnitudo 9,2 pada 27 Maret 1964.

20 Desember 2017 | 20.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Peristiwa gempa Tasikmalaya pada 15 Desember lalu menyisakan pertanyaan. Apakah mungkin gempa yang bersumber di darat bisa berpotensi tsunami? Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan teorinya.

Baca: Ini Potensi Gempa Baru di Wilayah Tengah dan Timur Indonesia

Beberapa saat setelah gempa terjadi, semula BMKG mencatat gempa Tasikmalaya bermagnitudo 7,3. Pusat sumber gempa atau episenter di laut dengan koordinat 8,03 Lintang Selatan (LS) dan 108,04 Bujur Timur (BT).

Setelah melalui proses pemutakhiran, diperoleh magnitudo stabil dengan episenter terletak pada koordinat 7,75 LS dan 108,11 BT. Titik episenter ini berada di daratan yang berjarak sekitar 3 kilometer dari pantai, tepatnya di Dusun Buniayu, Desa Cikawunggading, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya.

Meskipun diketahui lokasi episenter berada di darat dengan kedalaman 100 kilometer lebih, BMKG tetap mengeluarkan peringatan dini tsunami.

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono menyebutkan peringatan dini tsunami tidak berdasarkan ambang batas besaran magnitudo, kedalaman gempa, dan lokasi episenter. "Tetapi berdasarkan proposal database tsunami yang sudah ada dalam sistem pendukung keputusan DSS (decision support system)," ucapnya, Rabu, 20 Desember 2017. 

Jadi, meskipun gempa berkekuatan magnitudo 6,9, tapi DSS mengeluarkan proposal peringatan, BMKG akan mengeluarkan peringatan dini tsunami.

Menurut BMKG, gempa dengan episenter di darat tetap dapat memicu tsunami. Sumber gempa bukanlah berupa titik, tapi bidang patahan dalam bentuk rekahan. Akibatnya, ada kemungkinan dari episenter di darat itu bidang patahan yang terbentuk memanjang dan menerus hingga ke laut. "Maka gempa tersebut tetap dapat memicu terjadinya tsunami," tutur Daryono.

Selain itu, sumber gempa yang letaknya di darat dapat memicu tsunami jika gempa menimbulkan longsoran dasar laut. Namun dua kemungkinan seperti itu tidak langsung bisa terdeteksi seusai gempa terjadi.

Baca: Potensi Gempa Baru di Peta Kegempaan 2017 Wilayah Sumatera-Jawa

Beberapa gempa darat yang memicu tsunami, di antaranya Tsunami Great Alaska yang dipicu gempa bermagnitudo 9,2 pada 27 Maret 1964. Tsunami yang terjadi sangat dahsyat itu melanda sebagian besar wilayah Samudera Pasifik. Ada juga Tsunami Manokwari akibat gempa bermagnitudo 7,6 pada 3 Januari 2009, yang memicu tsunami setinggi 80 sentimeter di Manokwari.

ANWAR SISWADI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus