Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Gunung Merapi Enam Kali Luncurkan Guguran Lava Pijar

Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar sebanyak enam kali Selasa petang sampai Rabu pagi ini

8 Mei 2019 | 12.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah warga lereng Gunung Merapi melakukan ritual "Laku Suwung" dengan mengelilingi desa di Bunder Jarakan, Bendungan, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu 23 April 2019 dini hari. Ritual "Laku Suwung" atau melakukan kirab berjalan kaki sembari puasa bicara ditengah kesunyian itu sebagai wujud syukur atas kelimpahan berkah air hujan untuk kebutuhan hidup warga setempat. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar sebanyak empat kali selama enam jam sejak pukul 18.00 WIB hingga pukul 24.00, Selasa, 7 Mei 2019. Selama enam jam berikutnya mulai pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, Rabu, 8 Mei 2019 terjadi lagi dua kali guguran lava pijar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida, jarak luncur empat kali guguran lava pijar antara 550 meter hingga 900 meter. Sedangkan dua kali guguran lava pijar selanjutnya dengan jarak luncur 950 meter hingga 1.400 meter.

“Guguran lava pijar ke arah hulu Kali (sungai) Gendol,” kata Hanik, Rabu, 8 Mei 2019.

Gunung Merapi berada di empat kabupaten dan dua provinsi. Yaitu di sisi selatan dan tenggara masuk ke wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sisi timur gunung berada di Kabupaten Klaten, sisi utara gunung berada di Kabupaten Boyolali. Sisi barat dan barat daya masuk wilayah Kabupaten Magelang. Tiga kabupaten ini masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah. Gunung Merapi berada di ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut.

Meskipun setiap hari terjadi guguran lava pijar hingga lebih dari 1 kilometer, namun status Merapi masih pada level Waspada. Level Waspada merupakan level II. Level I adalah status aktif Normal. Level III adalah level Siaga. Sedangkan level tertinggi (IV) dan semua warga di sekitar gunung (kawasan rawan bencana) harus mengungsi adalah level Awas.

Ia menyatakan area dalam radius 3 kilometer dari puncak  Merapi  tidak boleh ada aktivitas manusia. Kecuali untuk keperluan mitigasi kebencanaan.

“Masyarakat harus  mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Merapi,” kata Sunarta, salah satu petugas pengamatan aktivitas Gunung Merapi

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus