Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Hallo Singapura, Akan Cepat

Pemasangan kabel bawah laut untuk jaringan telekomunikasi, yang akan melancarkan hubungan telepon, Telegram, telex, data berkecepatan tinggi dan faksimil antar Jakarta Singapura.(ilt)

10 Februari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PALING lambat April tahun depan, keluhan orang yang akan menelepon ke Singapura bisa dikurangi. Yang beruntung mendapat obyekan memasangnya adalah Nippon Electric Company dengan kontrak sebesar US$ 30 juta. Proyek ini sekarang dalam tahap survai di laut sebelum kabel direntang. Jakarta-Singapura adalah jalur telekomunikasi yang terbilang padat. Pad tahun lalu, umpamanya, tercatat 355.568 percakapan telepon selama 2.237.309 menit -- atau meningkat 27,75% dari 1977. Tersedia sekarang hanya 50 saluran telepon dalam jalur ini melalui satelit Intelsat. Hingga pada jamjam sibuk banyak yang terpaksa lama menunggu Karena hubungan ini vital, gangguan "menunggu" itu menjadi topik hangat dalam pertemuan hati ke hati pekan lalu antara Direktur Muda Niaga Perumtel, Eem Rachmat dengan kelompok pengusaha hotel di Jakarta. Dengan akan lahirnya kabel laut, ada pilihan lain untuk berhubungan dengan Singapura selain lewat satelit Intelsat. "Seperti kalau kita dari Kebayoran mau ke Kota, bisa lewat Kuningan bila Sudirman macet," kata Sjamsudin, jurubicara Ditjen Postel. Kini terbatas pada 50 saluran via Intelsat saja yang beroperasi, sedangkan mulai April 1980 akan diperoleh lagi minimal 480 saluran dan bisa ditambah menjadi 640 dengan channel spacing dari kabel laut itu yang bebas dari penyadapan, asal bungkus kabelnya tidak dirusak. Hubungan lewat satelit bukan hanya lebih terbatas, tapi juga masih mungkin disadap, walaupun tak gampang. Peralatan khusus memang bisa mencegah penyadapan itu. Rentangan kabel ringan yang berpelindung akan dibenamkan di dasar laut sepanjang 374 mil. Untuk sisanya, 196 mil, akan dipakai kabel yang dilapisi baja tebal. Sudah diperhitungkan bahwa kabel itu tidak akan terganggu oleh pukat harimau, apalagi dicari jalur lautnya yang terbaik dan kedalamannya yang memadai. Kalaupun terjadi kerusakan, sampai parah pun, reparasinya bisa seminggu atau dua minggu saja. Kabel laut sebelumnya pernah ada yang menghubungkan Jakarta-Singapura, milik Cable & Wireless (Inggeris) -- hanya untuk keperluan telegram. Tapi itu sudah kuno sekali dibandingkan kabel laut yang akan dipasang tak lama lagi. Pihak Perumtel cenderung tidak akan membentuk regu pengaman kabel secara permanen. Ini dianggapnya dari segi efisiensi tidak bisa dipertanggungjawabkan. Untuk pengamanannya akan dipasang rambu-rambu saja. Jaringan ASEAN Jalur Jakarta-Singapura akan dikelola oleh suatu komite yang dibentuk oleh para anggota ASEAN. Begitu juga untuk jalur lainnya di lingkungan ASEAN seperti yang menghubungi Pilipina-Singapura mulai Oktober 1978. Kabel yang direntangkan dari dekat Taman Impian Jaya Ancol sampai ke stasion kabel Katong, Singapura, akan mendatangkan keuntungan setelah 5 tahun. Dalam kurun waktu itu seluruh anggota ASEAN sudah akan bisa berhubungan dengan kabel laut. Jaringan ini akan dilengkapi dengan jalur Singapura-Malaysia tahun 1980-81, kemudian Malaysia-Thailand pada waktu bersamaan, dan akhirnya Pilipina-Thailand tahun 1982-1983. Selain untuk kepentingan telepon, kabel laut ini juga melancarkan hubungan telegram, telex, data berkecepatan tinggi dan faksimil antar dan melalui kedua negara. Hubungan ini bisa terjadi segera -- daam beberapa detik -- dan besar daya tampungnva. Sebagai perbandingan dengan Intelsat yang tersedia sekarang, untuk hubungan telepon antara Jakarta-Singapura diperlukan waktu rata-rata 3 menit. Pada jam-jam sibuk, 50 saluran yang ada itu betul-betul menyuruh orang harus menunggu. "Sedangkan pada setiap kegagalan sambungan, Perumtellah yang rugi, karena fasilitas Perumtel tetap dipakai tapi tidak bisa menarik tarif," kata Direktur Muda Rachmat. Banyaknya kegagalan mengadakan sambungan, diibaratkan Rachmat seperti ruginya mengangkut penumpang bis yang bcrhenti di tengah jalan. "Sebagai kondektur bis," katanya, "Perumtel hanya bisa menarik ongkos bila penumpangnya sudah sampai ke tempat tujuan," yaitu terjadinya hubungan antara pemanggil dan orang yang dipanggil di seberang sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus