PALING lambat April tahun depan, keluhan orang yang akan
menelepon ke Singapura bisa dikurangi. Yang beruntung mendapat
obyekan memasangnya adalah Nippon Electric Company dengan
kontrak sebesar US$ 30 juta. Proyek ini sekarang dalam tahap
survai di laut sebelum kabel direntang.
Jakarta-Singapura adalah jalur telekomunikasi yang terbilang
padat. Pad tahun lalu, umpamanya, tercatat 355.568 percakapan
telepon selama 2.237.309 menit -- atau meningkat 27,75% dari
1977. Tersedia sekarang hanya 50 saluran telepon dalam jalur ini
melalui satelit Intelsat. Hingga pada jamjam sibuk banyak yang
terpaksa lama menunggu Karena hubungan ini vital, gangguan
"menunggu" itu menjadi topik hangat dalam pertemuan hati ke hati
pekan lalu antara Direktur Muda Niaga Perumtel, Eem Rachmat
dengan kelompok pengusaha hotel di Jakarta.
Dengan akan lahirnya kabel laut, ada pilihan lain untuk
berhubungan dengan Singapura selain lewat satelit Intelsat.
"Seperti kalau kita dari Kebayoran mau ke Kota, bisa lewat
Kuningan bila Sudirman macet," kata Sjamsudin, jurubicara Ditjen
Postel. Kini terbatas pada 50 saluran via Intelsat saja yang
beroperasi, sedangkan mulai April 1980 akan diperoleh lagi
minimal 480 saluran dan bisa ditambah menjadi 640 dengan channel
spacing dari kabel laut itu yang bebas dari penyadapan, asal
bungkus kabelnya tidak dirusak. Hubungan lewat satelit bukan
hanya lebih terbatas, tapi juga masih mungkin disadap, walaupun
tak gampang. Peralatan khusus memang bisa mencegah penyadapan
itu.
Rentangan kabel ringan yang berpelindung akan dibenamkan di
dasar laut sepanjang 374 mil. Untuk sisanya, 196 mil, akan
dipakai kabel yang dilapisi baja tebal. Sudah diperhitungkan
bahwa kabel itu tidak akan terganggu oleh pukat harimau, apalagi
dicari jalur lautnya yang terbaik dan kedalamannya yang memadai.
Kalaupun terjadi kerusakan, sampai parah pun, reparasinya bisa
seminggu atau dua minggu saja. Kabel laut sebelumnya pernah ada
yang menghubungkan Jakarta-Singapura, milik Cable & Wireless
(Inggeris) -- hanya untuk keperluan telegram. Tapi itu sudah
kuno sekali dibandingkan kabel laut yang akan dipasang tak lama
lagi.
Pihak Perumtel cenderung tidak akan membentuk regu pengaman
kabel secara permanen. Ini dianggapnya dari segi efisiensi tidak
bisa dipertanggungjawabkan. Untuk pengamanannya akan dipasang
rambu-rambu saja.
Jaringan ASEAN
Jalur Jakarta-Singapura akan dikelola oleh suatu komite yang
dibentuk oleh para anggota ASEAN. Begitu juga untuk jalur
lainnya di lingkungan ASEAN seperti yang menghubungi
Pilipina-Singapura mulai Oktober 1978. Kabel yang direntangkan
dari dekat Taman Impian Jaya Ancol sampai ke stasion kabel
Katong, Singapura, akan mendatangkan keuntungan setelah 5 tahun.
Dalam kurun waktu itu seluruh anggota ASEAN sudah akan bisa
berhubungan dengan kabel laut. Jaringan ini akan dilengkapi
dengan jalur Singapura-Malaysia tahun 1980-81, kemudian
Malaysia-Thailand pada waktu bersamaan, dan akhirnya
Pilipina-Thailand tahun 1982-1983.
Selain untuk kepentingan telepon, kabel laut ini juga
melancarkan hubungan telegram, telex, data berkecepatan tinggi
dan faksimil antar dan melalui kedua negara. Hubungan ini bisa
terjadi segera -- daam beberapa detik -- dan besar daya
tampungnva. Sebagai perbandingan dengan Intelsat yang tersedia
sekarang, untuk hubungan telepon antara Jakarta-Singapura
diperlukan waktu rata-rata 3 menit. Pada jam-jam sibuk, 50
saluran yang ada itu betul-betul menyuruh orang harus menunggu.
"Sedangkan pada setiap kegagalan sambungan, Perumtellah yang
rugi, karena fasilitas Perumtel tetap dipakai tapi tidak bisa
menarik tarif," kata Direktur Muda Rachmat.
Banyaknya kegagalan mengadakan sambungan, diibaratkan Rachmat
seperti ruginya mengangkut penumpang bis yang bcrhenti di tengah
jalan. "Sebagai kondektur bis," katanya, "Perumtel hanya bisa
menarik ongkos bila penumpangnya sudah sampai ke tempat tujuan,"
yaitu terjadinya hubungan antara pemanggil dan orang yang
dipanggil di seberang sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini