Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Ibunya lesbian. tapi bayi itu lahir

Bayi michael lahir dari inseminasi buatan pada seorang ibu yang menjadi pasangan lesbian anggota organisasi lesbian sappho di inggris. michael lahir dari hasil percobaan dr. david sopher. (ilt)

28 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASYARAKAT Inggeris geger. Dua pekan lalu terbetik berita, bahwa seorang dokter bernama aneh, Strangelove (tentu saja samaran) berhasil melakukan pembibitan buatan terhadap seorang wanita. Anak yang lahir dari percobaan itu, Michael, kini telah berumur dua tahun. Yang menghebohkan menurut AFP, adalah ibu bayi itu, Helen. Bersama dua wanita lain, Julie dan Alison, Helen hidup dalam satu rumah tangga lesbian, di mana Helen-lah yang berfungsi sebagai isteri. Ternyata, bayi Michael hanyalah satu di antara 10 bayi percobaan yang dikandung dan dibesarkan oleh pasangan lesbian. Malah perkawinan buatan itu sendiri - tak jelas sperma laki-laki mana yang berhasil disuntikkan ke dalam liang rahim Helen adalah atas anjuran organisasi lesbian Sappho. Organisasi ini punya anggota di seluruh kepulauan Inggeris. Namanya berasal dari nama seorang penyair wanita Yunani di abad ke-6, yang hidup di pulau Lesbos. Banyak yang tak setuju dengan tindakan dokter itu yang nama aslinya adalah David Sopller, 48 tahun seorang lelaki normal dengan 4 anak. Jurubicara bidang pendidikan kabinet bayangan Rhodes Boyson menyatakan, bahwa semua anak "wajib mempunyai ayah dan ibu sesungguhnya jika mereka dilahirkan." Jadi ke]ahiran anak dalam keluarga lesbian, tak dibenarkannya. Seorang psikolog kenamaan memperingatkan, "janganlah mempersulit kehidupan seorang anak di dunia sekarang yang sudah cukup rumit." 'Kan Bisa Tertukar Kekacauan yang timbul ini, mirip seperti yang terjadi tiga tahun lalu. Waktu itu terjadi kehebohan lantaran berita kelahiran tiga "bayi tabung"--juga di Inggeris. Bagi ketiga anak manusia yang lahir berkat pergumulan sel telur dan sperma di tabung percobaan laboratorium Universitas Leeds, tak ada yang memasang iklan sukacita. Malah ketiga ibu 'yang berbahagia' pun tak dapat yakin 100, apakah bayi itu betul berasal dari sel telurnya sendiri yang kawin dengan sperma suaminya di laboratorium yang misterius itu. Sebab siapa tahu, sel telur atau spermanya ada yang tertukar? Ketiga wanita itu hanya tahu, bahwa suatu hari dr Douglas Bevis dan anak buahnya mencangkokkan blastocyte (embryo yang belum terbagi-bagi fungsi sel sehlya) berumur seminggu ke dalam dinding rahimnya. Habis itu, mereka tinggal menjalankan tugas biasa yang lumrahnya dilakukan seorang wanita yang sedang mengandung. Kelahiran tiga manusia baru itu pun diliputi kabut rahasia. Demi menjaga kerahasiaan identitas pasiennya. dr Bevis hanya mengumumkan bahwa ketiga bayi itu telah lahir dengan selamat di Eropa Barat. Satu di antaranya di Inggeris dan satu lagi di Italia. Kapan persisnya tanggal lahir ketiga bayi tabung itu, tak diceritakannya kepada teman-teman sejawatnya dari Ikatan Dokter Inggeris (British Medical Association). Dia hanya memberikan ancar-ancar: dalam 18 bulan berselang. Sang Dokter Marah Begitu tertarik pada rahasia di benak dokter spesialis kandungan itu, koran Daily Mail menawarkan bonus sebesar 30 ribu poundsterling (sekarang sekitar Rp 25 juta) asal dr Bevis mau membocorkan nama dokter-dokter lain yang terlibat dalam eksperimen itu. Plus nama wanita-wanita yang 'ditolongnya.' Namun dr Bevis malah jadi berang. Tiga hari setelah pengumuman suksesnya eksperimen itu, dia mengumumkan bahwa seluruh percobaan berikutnya sudah dihentikannya. Seminggu kemudian, Dewan Penelitian Kedokteran Inggeris menimpali dengan maklumat: tak akan melayani permintaan subsidi bagi penelitian bayi tabung. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa berita terakhir yang pertama dilontarkan oleh harian sore Scoop di London membangkitkan trauma yang dulu. Ditambah trauma baru: lelaki, cukup menyetorkan bibitnya ke bank sperma, dan setiap wanita yang berminat dapat memesan sperma yang dikehendakinya melalui pembibitan buatan. Lantas, lembaga perkawinan yang direstui gereja dan masyarakat mau dikemanakan? Namun jika dilepaskan pandangan keagamaan, dari segi biologi ide bank sperma dan 'rahim buatan' ada manfaatnya - dan juga bahaya. Wanita yang subur tapi sulit mengandung, karena bumpetnya saluran penghubung indung telur dengan rahim (saluran Fallopia), dengan itu dapat ditolong. Cuma saja, walaupun suhu dan derajat keasaman tabung reaksi sudah diatur menyerupai rahim sungguhan, risiko cacad pada bayi karena kekurangan gizi tak dapat dihindari 100%. Tapi sebaliknya, buat ibu-ibu yang gizinya kurang baik atau penyakitan, mungkin rahim buatan itu dapat mengimbangi kelemahan itu. Para dokter juga tertarik melanjutkan eksperimen itu, karena lebih mudah mengatur blastocyte dalam tabung ketimbang dalam kandungan. Embryo yang baru berumur seminggu itu, sudah dapat ditebak jenis kelarninnya. Jadi orang tua masih dapat memutuskan untuk menerima atau menolak embryo yang 'tercetak' di tabung. Keuntungan lain: pencangkokan sel-sel tambahan ke dalam blastocyte itu akan menghasilkan chimaera (embryo blasteran) yang diharapkan tak mewarisi penyakit turunan orangtuanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus