THE UGLY AMERICAN
Cerita: William J. Lederer & Eugene
Burdick
Skenario: Stewart Stern
Sutradara: George Englund
Produksi: Universal Pictures
INI adalah sebuah film yang terlambat datang, tapi mungkin belum
terlambat untuk difikirkan. Ceritanya menyangkut politik luar
negeri AS di sebuah negeri khayal di Asia Tenggara: Kerajaan
Sarkhan yang tak pernah muncul di peta bumi buatan mana pun.
"Ditemukan" di awal tahun enam puluhan, Sarkhan yang baru
merdeka itu sudah pula berada dalam keadaan terpecah: bagian
selatan dikuasai oleh pemerintahan yang pro Amerika Serikat,
sedang di utara berkuasa pemerintahan yang bersifat komunis.
Tidak banyak diketahui mengenai keadaan di utara -- film tidak
bermain di sana-tapi di selatan dikenal tokoh Deong (Eiji
Okada), bekas pejuang yang patriotismenya tidak berkurang hingga
saat terakhir.
Film dibuka dengan sebuah adegan di Jalan Raya Kemerdekaan, yang
dibangun Amerika. Sarkhan Utara tentu saja berkepentingan.
menyabot apa yang disebutnya sebagai "jalan militer" Amerika
itu. Tidak dengan sebuah rencana sabotase, Deong ternyata juga
tidak mendukung gagasan pemb uatan jalan raya itu. Karena sikap
yang demikian itulah, maka baik di Washington mau pun di ibukota
Sarkhan, orang-orang Amerika mencap Deong sebagai komunis.
Dubes baru Amerika di Sarkhan, MacWhite (Marlon Brandon), teman
lama Deong, mula-mula juga tidak percaya kalau temannya itu
komunis. "Kalau setiap orang yang punya potret bersama dengan
seorang tokoh komunis, lalu dicap komunis, saya pun bisa memberi
cap komunis kepada Presiden Kennedy, karena ia punya potret
bersama Kruschov," kata MacWhite ketika melakukan dengar
pendapat diKongres. Tapi ketika terlibat debat dengan Deong
mengenai Jalan Raya Kemerdekaan, di hari pertama ia tiba di
Sarkhan, sang dubes akhirnya juga memberi cap komunis pada teman
lamanya.
Tahun 70-an
Bisa dibayangkan serunya dehat dua kawan lama itu. Dengan sangat
berapiapi di atas keyaWnan yang amat kukuh, MacWhite menggurui
Deong mengenai perlunya pembuatan jalan itu bagi kepentingan
perekonomian Sarkhan. Usaha Deong menjelaskan persoalan dan
keperluan tanah airnya, tidak menggoyangkan keyakinan MacWhite
akan kebijaksanaan yang telah ditetapkan Washington.
Tidak bisa mengerti Deong yang juga makin berapi-api membela
kepentingan tanah airnya, sang dubes malah nekad. Ia
memerintahkan Perdana Menteri Sarkhan, Kwen Sai (Kukrit Pramoj)
untuk mengarahkan jalan itu ke arah perbatasan Cina dan supaya
peresmian sebagian dari jalan yang sudah selesai dilakukan oleh
Raja Sarkhan dalam suatu upacara yang meriah. Tentu saja timbul
reaksi hebat dari yang komunis maupun yang cuma patriot.
Di penghujung tahun tujuh puluhan - saat pertama bagi publik
Indonesia menonton film buatan awal tahun enam puluhan ini--gaya
diplomasi Amerika di Sarkhan (dan Asia Tenggara umumnya)
merupakan masa lalu yang cukup menggelikan untuk penonton. The
Ugly American dibuat pada saat memuncaknya diplomasi "saudara
tua" Amerikadi Asia Tenggara. Di saat itu perang dingin masih
belum lagi membayangkan saat cairnya, sementara semangat
MacChartisme belum pula seluruhnya menguap dari ruang-ruang
sidang Kongres di Washington. Dan di saat itu apa yang baik
menurut Washington yang harus jadi kenyataan di Asia Tenggara.
Novelis William J. Lederer dan Eugene Burdick telah memberi
peringatan keras kepada Washington pada sikap sombong dan serba
tahunya di Asia Tenggara itu. Novel The Ugly American adalah
ramalan yang kemudian teryata jitu. Dalam novel, yang kemudian
difilmkan itu, telah diramalkan akhir dari sebuah sikap congkak
yang dinunculkan di tanah yang wataknya tilak secara sempurna
diketahui oleh orang-orang yang merasa membawa missi suci dari
Washington. Dalam kenyataan, rezim Lon Nol terusir dari Kamboja,
rezim Thieu diobrak-abrik di Saigon an Laos seluruhnya dikuasai
oleh komunis.
Salah Faham
Kematian Deong secara amat tragis dibunuh oleh Sawad, pembantu
pribadi yang amat dipercayainya, dan ternyata kader
komunis--secara amat simbolis menggambarkan nasib tragis tokoh
patriot yang selalu bisa ditemukan di semua negara Asia
Tenggara.
Amerika Serikat telah menarik garis tegas antara kawan dan
lawan, dan-seperti juga komunis - yang lawan adalah semua mereka
yang tidak dengan mudah mengikuti garis kebijaksanaan yang telah
digariskan oleh pusat nun di seberang sana. Deong adalah
Sihanouk, Deong adalah Shoupanapouma, Deong adalah sejumlah
tokoh Vietnam Selatan yang selama bertahun-tahun mengeritik
rezim Thieu. Dan Deong-Deong itu semua telah berakhir peranan
sejarahnya. Mula-mula dilumpuhkan oleh Amerika, sudan itu
digilas habis oleh penyerbuan komunis.
Sebagai film, The Ugly American tidaklah termasuk luar biasa.
Tapi penafsiran sutradara George Englund terhadap skenario
Stewart Stern patutlah dipuji. Orang-orang Amerika -- terutama
Dubes MacWhite--dalam film ini digambarkan secara karikatural.
Efek dari cara macam ini bisa menimbulkan kedongkolan para
penonton terhadap orang-orang Amerika yang sok mengajari dan
selalu mengatur itu.
Tapi itu barangkali kesan jika film ini ditonton 10 tahun silam.
Menyaksikannya sekarang ini, The Ugly American, cuma menimbulkan
kelucuan pahit bagi kita semua--tentang sebuah salah faham yang
terpaksa dibayar dengan pahit oleh puluhan juta bangsa-bangsa
Asia Tenggara sekarang ini.
Salim Said
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini