Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Mayat dibakar-dan meledak

Mayat yang sedang dikremasi di inggris meledak, dalam tubuhnya ada alat pacu jantung dengan baterai zn-hg. sumber lain baterai lithium yang mudah meledak atau isotop plutonium 238 yang sangat beracun. (ilt)

28 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ACUH tak acuh, para karyaan krematorium di Inggeris itu menunggui api bersuhu 800øC itu melalap sesosok mayat. Tahu-tahu, terdengar ledakan keras dari dalam ruang pembakaran mayat. Dinding batanya retak-retak dan lidah-lidah api nyaris menjilat ke luar. Untung tak ada korban karyawan yang terpaksa mengiringi sang jenazah. Setelah diperiksa, ledakan krematorium di bulan September 1977 disebabkan oleh benda asing yang masih terpendam di dalam tubuh tak bernyawa itu. Almarhum, di akhir hayatnya harus menggunakan alat pemacu jantung yang menggunakan baterai seng-merkuri sebagai sumber tenaganya. Nah, sel Zn-Hg itulah yang meledak ketika disambar api, begitu hebatnya sehingga ruang pembakaran itu nyaris jebol. Itulah risiko yang kini semakin sering harus dihadapi oleh petugas-petugas pembakaran mayat, begitu tulis British Aedical Journal dalam editorialnya baru-baru ini. Sambil menambahkan: "ledakan itu, selanjutnya dapat melepaskan gas-gas beracun dan zat-zat berbisa dari tubuh mayat." Apalagi dengan penggunaan baterai lithium yang lebih mudah meledak, menggantikan sel sengmerkuri dalam alat pacu jantung yang nyaris menyeret korban. Belum lagi generasi baru alat pacu jantung buatan tahun 1970-an yang sudah dicoba menggunakan isotop Plutonium 238 yang sangat berbisa itu. Pati Obong Makanya, seperti dibeberkan South China Morning Post, 14 Januari lalu, alat-alat plutonium yang mau ditanamkan ke dalam jantung si penderita harus lulus semacam test pati obong. Dalam tes itu, alat-alat kedokteran mutakhir itu 'dibakar' dengan temperatur 1.300øC selama 90 menit. Kalau lolos dari test itu, dianggap tak berbahaya untuk tetap bersarang dalam jasad yang biasanya musnah jadi abu setelah dibakar selama sejam dengan suhu api 800øC. Sementara itu, bagaimana caranya Federasi Pembakaran Mayat Inggeris mengurangi risiko karyawannya? Mereka minta dokter yang mendampingi sang almarhum di saat-saat akhir hayatnya menjawab dua pertanyaan dalam formulir kremasi. Pertama, apakah orang itu menggunakan alat pacu jantung. Dan kedua, apakah alat itu sudah dicopot dari tubuh sang mendiang. Namun itu baru langkah pertama yang akan diambil federasi krematorium itu menghadapi bahaya 'polusi mayat' itu. Sebab belakangan ini, teknologi kedokteran telah menghasilkan bermacam-macam tabung atau jarum berisi zat-zat radio-aktif -- caesium, iridium, dan radium - dalam tubuh penderita untuk keperluan penyembuhan. Barangbarang itu, kalau mayat dibakar, dikhawatirkan akan mengeluarkan debu atau asap radio-aktif yang membahayakan pekerja krematorium. Kalau tak kontan meledak, api tak akan membinasakan alat-alat itu sehingga bahaya radiasinya akan lebih langgeng. Ada Gunting Juga Pokoknya, menurut satu studi di Inggeris, 5% dari semua jenazah yang dibakar ternyata mengandung benda-benda logam. Antara lain siku palsu, paku atau logam penyambung pecahan tulang, katup jantung, dan alat pacu jantung. Kebanyakan peralatan itu membantu pembedahan tulang (orthopaedic). Namun dalam koleksi yang terkumpul oleh federasi krematorium Inggeris termasuk pula sepasang gunting dan tang bedah yang kelupaan di dalam perut gara-gara kelalaian seorang dokter bedah. Walhasil, tulis editorial jurnal kedokteran Inggeris itu, "kremasi pun, dalam abad peralatan kedokteran yang ultra-modern ini, telah menjadi industri yang berbahaya."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus