Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya saat ini 206 anak mengidap gangguan ginjal akut progresif atipikal atau Acute Kidney Injury Unknown Origin. Kementerian Kesehatan menyebutkan dari jumlah tersebut, angka kematian mencapai 99 anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Piprim Basarah Yanuarso, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan pada bulan Agustus 2022 sebenarnya angka temuan gangguan ginjal akut misterius mulai melonjak dengan ditemukannya 37 kasus. Kemudian, pada September 2022, angka melonjak drastis hingga 81 kasus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kasus-kasus ini terjadi di 20 provinsi. Wilayah DKI Jakarta menjadi provinsi penyumbang angka ganguan ginjal akut misterius terbanyak dengan 50 kasus. Posisi Jakarta diikuti oleh Jawa Barat dengan 24 kasus.
Menyikapi perkembangan situasi berdasar hasil investigasi Kemenkes RI dan BPOM RI, IDAI melalui Piprim mengimbau sejumlah poin, di antaranya:
- Bagi tenaga kesehatan di rumah sakit akan menghentikan sementara obat sirup yang diduga terkontaminasi dietilen glikol sesuai hasil investigasi Kemenkes dan BPOM.
- Bila memerlukan obat sirup khusus, misalnya obat anti epilepsi atau lainnya yang tidak dapat diganti sediaan lain, harap konsultasikan dengan dokter anak atau konsultan anak.
- Jika diperlukan, dapat memasukkan obat pengganti yang tidak terdapat dalam daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain seperti suppositoria (obat yang dimasukan ke dalam anus) atau dapat mengganti dengan obat puyer alam bentuk tunggal (monoterapi).
- Peresepan obat puyer tunggal hanya boleh dilakukan oleh dokter dengan memperhatikan dosis berdasarkan berat badan, kebersihan pembuatan, dan tata cara pemberian.
- Tenaga kesehatan diimbau untuk melakukan pemantauan secara ketat terhadap tanda awal gangguan ginjal akut progressive atipikal ini, baik yang dirawat inap maupun rawat jalan.
- Rumah sakit agar meningkatkan kewaspadaan deteksi dini gangguan ginjal akut progresif atipikal secara kolaboratif dan secara kolaboratif mempersiapkan penanganan kasusnya.
Sebagaimana dilansir dalam video IDAI per tanggal 19 Oktober 2022, Pimprin mengimbau sekaligus menegaskan beberapa hal untuk masyarakat, sebagai berikut:
- Masyarakat untuk sementara waktu agar tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kemenkes dan BPOM
- Masyarakat diharapkan tetap tenang dan waspada terhadap gejala gangguan ginjal akut, seperti berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil secara mendadak
- Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak, khususnya balita, yang dapat menyebabkan risiko infeksi, seperti dalam kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dan lain-lain.
Baca:
3 Anak Gagal Ginjal di RSUP Sardjito Sembuh, Sebagian Alami Gangguan Kesadaran
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.