Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta pada Selasa malam, 19 Juli lalu, raut muka Jefferson Filbert Tjoenardi nampak lelah meski wajahnya berbalut masker. Jefferson keluar dari terminal 3 pada pukul 23. 50 WIB setelah melakukan perjalanan sekitar 17 jam dari Yerevan, Armenia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski lelah, Jefferson nampak bahagia. Siswa SMAK Petra 2 Surabaya itu berhasil menyabet medali perunggu dalam International Biology Olympiad (IBO) ke-33 yang diselenggarakan di Yerevan, Armenia pada 8-18 Juli 2022. Olimpiade Biologi internasional itu diikuti 62 negara peserta. Setiap negara mengirimkan maksimal empat perwakilan siswa. Total peserta 240 siswa dari seluruh dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jefferson mengatakan telah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk olimpiade tersebut. “Sudah merasa yakin karena semua persiapan sudah matang sekali,” ujarnya saat ditemui Tempo ketika baru mendarat di bandara.
Anak sulung dari tiga bersaudara ini sudah mengikuti berbagai tahapan seleksi dan pelatihan nasional. Sehari-hari, kegiatan Jefferson banyak diisi dengan belajar. Dari pukul 05.30 WIB dia sudah bangun dan berangkat ke sekolah hingga selesai pukul 15.00 WIB.
Sepulang sekolah, kegiatannya berlanjut dengan mengikuti bimbingan belajar dari pukul 4.00 WIB hingga 19.00 WIB. “Aku les Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi dan ternyata di antara mata pelajaran itu aku lebih nyaman di Biologi,” katanya.
Sesampainya di rumah sekitar pukul 20, Jefferson beristirahat sejenak dan menggunakan waktu luangnya. Waktu itu dia manfaatkan untuk membaca buku atau mengerjakan soal. Jeff mengaku jarang bermain game. Maksimal dia paling lama bermain game hanya satu jam karena matanya sakit jika terlalu lama bermain.
“Karena aku tentukan skala prioritas mana yang harus aku kerjakan. Mungkin kalau waktu 48 jam sehari bahkan menurutku enggak cukup untuk melakukan semua,” katanya.
Merantau Sejak SD
Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Jefferson sudah merantau ke Surabaya. Sedangkan, orang tuanya tinggal di Sulawesi Tengah. Di Surabaya, Jefferson dititipkan dengan tantenya. Jefferson mengatakan orang tuanya memutuskan mengirimnya ke Surabaya agar mendapat pendidikan yang lebih baik.
“Orang tuaku kayak mikir kalau aku di Sulawesi Tengah kurang bisa berkembang, makanya cari pendidikan yang lebih baik di Surabaya,” ujarnya.
Jefferson sekolah di SD Kristen Gloria 3 dan SMP Kristen Gloria 2 Surabaya. Sedari kecil, Jefferson memang sudah gemar mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam. Pada saat duduk di bangku SMP, semangat belajarnya semakin membuncah ketika dia melihat sederet piala dan penghargaan yang diraih para siswa terpajang di sekolah.
"Dari situ aku berpikir, kawan-kawan aku bisa meraih prestasi, aku juga pasti bisa," ujarnya.
Saat itu, dia semakin giat belajar dan mengikuti bimbingan belajar. Meski mengikuti les, dia mengaku lebih nyaman belajar sendiri. Usahanya belajarnya berbuah berbagai prestasi.
Memiliki Segudang Prestasi
Jefferson pertama kali mengikuti kompetisi sains di Surabaya saat duduk di kelas 8 dan berhasil mendapat juara 2. Semakin lama, dia kian sering mengikuti kompetisi dan meraih juara. Dia berhasil meraih medali perak dalam Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2020 yang digelar oleh Pusat Prestasi Nasional pada Oktober 2020.
Dia juga meraih juara 2 dan kategori Biologi terbaik dalam International Medical Science and Application Competition (MEDSPIN) 2021 yang diadakan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada Februari tahun lalu.
Pada Juli 2021, Jefferson meraih medali emasi dalam ajang International Applied Biology Olympiad (IABO) yang diadakan oleh Indonesia Scientifict Society. IABO adalah platform kompetisi internasional Biologi bagi siswa dari kelas 9 hingga 12.
Ingin Menjadi Ilmuwan
Bercita-cita menjadi ilmuwan, Jefferson akan melanjutkan studi S1 di luar negeri. Dia telah diterima University of Toronto, Kanada program studi Biologi. Berkat prestasinya itu, dia mendapat Beasiswa Indonesia Maju dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. “Saya ingin menjadi ilmuwan dan berharap bisa terus memberikan kontribusi bagi Indonesia,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan Asep Sukmayadi mengatakan pihaknya sudah memberikan berbagai sokongan untuk memacu siswa berprestasi di ajang internasional. “Kami melakukan pembinaan dan memfasilitasi siswa dalam kompetisi serta memberikan beasiswa,” ujarnya.
Asep mengatakan kompetisi internasional ini selain mengharumkan nama Indonesia, juga dapat membuka peluang siswa dalam menjalin jejaring persahabatan dengan siswa peserta dari seluruh dunia.
Adapun selain Jefferson, siswa lain yang juga meraih medali dalam kompetisi Biologi internasional adalah Gregorius Tendi, siswa kelas XII SMA Santo Yakobus DKI Jakarta dan Michael Purnama, siswa kelas XI SMAK St. Louis 1 Surabaya. Keduanya berhasil meraih medali emas. Sedangkan, Sherly Anastasia, siswi kelas XI SMAK Petra 1 Surabaya juga berhasil meraih medali perunggu.