Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kaki Karbon di Lintasan Lari

23 Juli 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Awal pekan lalu, Oscar Pistorius, pelari paralimpik (penyandang cacat) asal Afrika Selatan mewujudkan impiannya bertarung dengan pelari normal. Tapi, hujan yang membasahi lintasan Don Valley Stadium di Sheffield, Inggris, membuat pelari 20 tahun ini menyentuh garis finis paling akhir. Toh, selisih waktunya dengan pemenang lomba hanya 2 detik.

Kecepatan Oscar bersumber pada teknologi kaki karbon yang dia pakai. Alhasil, pria yang kedua kakinya telah diamputasi di bawah lutut ini bisa bersaing dengan pelari normal. Ia bahkan bertekad ikut serta dalam Olimpiade 2008 di Beijing meski federasi atletik internasional (IAAF) sepertinya tak akan membiarkan Oscar tampil di Beijing.

Apa yang membuat Oscar bisa melaju cepat? Berikut perbandingan kaki normal dengan kaki karbon:

Hentakan kaki

  • Normal: Pergelangan kaki, betis, lutut, dan otot paha meredam hentakan sekaligus menyimpan tenaga.
  • Karbon: Hentakan tertahan di lempeng karbon bagian belakang sekaligus menyimpan tenaga.

    Posisi tegak

  • Normal: Otot betis menjadi tegang, semua otot di kaki mengalirkan tenaga.
  • Karbon: Otot pinggul mengeluarkan tenaga dua kali lebih besar dibanding pelari normal. Namun, tenaga yang tersimpan pada lempeng karbon memberikan tekanan yang kuat sehingga pelari bisa “terbang” lebih jauh. Ini karena efek pegas lempeng karbon. Tenaga yang tersimpan mengalir ke lempeng depan.

    Start

  • Normal: Hentakan pertama saat start menghabiskan tenaga dua kali lebih besar dibanding saat tengah berlari.
  • Karbon: Lempeng kaki hanya mengeluarkan 80 persen tenaga, sehingga pelari selalu mengalami start yang lambat.

    Otot Vs. Karbon

    Perbandingan rekor kaki karbon dengan pelari normal (dalam detik).

    Nomor lariRekor Olimpiade 2004Rekor Oscar
    PriaWanita
    400 m44,0049,4146,34
    200 m19,7922,0521,58
    100 m9,8510,9310,01

    Gadget Alarm Gempa

    Alarm tsunami sudah biasa, tapi alarm gempa baru kali ini dibuat. EQGuard—demikian nama alat ini—dibuat oleh Sunshine Co. Ltd, Jepang. Fungsinya memberi peringatan gempa berdasarkan informasi Badan Meteorologi Jepang (JAMA) melalui jaringan internet.

    Menjelang gempa datang, EQGUard mengeluarkan suara keras dan hitungan mundur 20 detik sebelum guncangan gempa. Gempa memang tak bisa diprediksi. Adapun 20 detik yang menjadi peringatan itu adalah selisih antara gempa awal dan gempa kedua. “Biasanya gempa awal tidak terlalu keras. Yang merusak adalah gempa kedua,” kata Kazuo Sasaki, Presiden Sunshine.

    Tapi, jika pusat gempa berada tepat di bawah kaki, maka benda ini tidak ada gunanya.

  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus